Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tuluskah Pesan Luhut Binsar Panjaitan terhadap Prabowo Subianto agar Selektif Untuk Tidak Memasukan Orang Toxic dalam Susunan Kabinet?

4 Mei 2024   07:05 Diperbarui: 4 Mei 2024   07:11 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuluskah Pesan Luhut Binsar Panjaitan  Terhadap  Prabowo Subianto Agar Selektif Untuk Tidak  Memasukan Orang Toxic Dalam Susunan Kabinet

Saat ini istilah "toxic people" banyak digunakan dalam obrolan sehari-hari. Toxic people (orang-orang beracun) adalah label yang umumnya disematkan pada orang yang kerap menyusahkan dan merugikan orang lain, baik secara fisik maupun emosional. 

Seseorang yang memiliki sifat toxic selalu merasa mengklaim paling benar sendiri, sebaliknya mudah menyalahkan orang lain atas permasalahan yang terjadi, namun jiwa toxic  akan terus-menerus menciptakan drama ataupun konflik seolah-olah tak kenal kata damai, bisa jadi secara tidak sadar kita pernah berada diligkungan yang penuh dengan toxic people alias teman-teman yang 'beracun'. (CBNC Indonesia),  dan toxic juga selalu dialamatkan  untuk orang yang selalu memberikan dampak buruk  terhadap orang lain karena itu orang yang bersifat  toxic ini tentu harus dihindari karena dapat mengganggu kenyamanan, cenderung merusak tim  membuat kita dijauhi banyak orang, hingga membuat kita sulit untuk memiliki hubungan sosial yang baik pada akhirnya akan menciptakan suasana konflik berdarah-darah di internal tim.  

Dok. Tempo.co
Dok. Tempo.co

Jika demikian maka bagi orang yang memiliki sikap toxic akan selalu menggangu ritme kerja-kerja tim sehingga sulit untuk mencapai hasil akhir karena ada noise (kebisingan) dari orang yang memiliki sikap toxic yang sulit untuk diajak  kerjasama dalam sebuah tim.

Jika pemahaman ini yang dimaksudkan dari toxic sebagaimana pesan yang disampaikan   Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengungkapkan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024--2029, untuk tidak membawa orang "toxic" atau orang bermasalah ke dalam susunan kabinet karena hanya akan membawa racun bagi tim kabinet dan menjadi hambatan  dalam mencapai tujuan sebaliknya akan mendatangkan kerugian bagi kita," kata LBP dalam acara 'Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth' di Jakarta (news.detik.com, Jumat 3/5/2024).

Dok. Liputan6
Dok. Liputan6

Namun ada secuil  pertanyaan yang amat sangat menggelitik terhadap pernyataan LBP  menyampaikan pesan soal toxic adalah dengan menyebutkan  berdasarkan pembelajaran atas pengalaman LBP selama bergabung 10 tahun di Kabinet Presiden Joko Widodo adakah dalam susunan kabinet Jokowi seorang menteri yang terindikasi memiliki sikap toxic?  sehingga LBP harus mewanti-wanti terhadap Prabowo agar selektif dalam menarik orang untuk bergabung dalam kabinet supaya tidak terjebak menarik orang yang terindikasi memiliki sikap toxic hanya LBP yang bisa menjawab secara  pasti apakah pernyataan soal toxic berdasarkan pengalaman selama dikabinet Jokowi atau sekedar mengingatkan saja sebagai kawan seperjuangan tetapi apapun jawabannya yang pasti kita sepakat bahwa orang yang memiliki sikap toxic sangat berbahaya bagi sebuah tim terlebih dalam susunan Kabinet periode 2024-2029 yang tantangannya jauh lebih berat

Salah satu noise (kebisingan) yang terjadi menurut LBP dalam pemerintahan Indonesia adalah persoalan regulasi-regulasi yang dibuat oleh pemerintah yang bertentangan dengan kepentingan nasional alias tidak mengacu terhadap kepentingan nasional.

Pada akhirnya saya harus memperbaiki permasaahan itu dari pernyataan ini seolah LBP ingin  menunjukkan bahwa dirinya sebagai salah satu Menteri yang menyelesaikan persoalan yang membelit akibat tidak sinkronnya regulasi dengan kepentingan Nasional.

Itu kira-kira yang bisa dipahami dari pernyataan  LBP di atas, atau ini hanya taktik LBP sedang mencari celah supaya bisa bergabung lagi dalam Kabinet mengingat jasa-jasa beliau yang luar biasa untuk kemajuan bangsa Indonesia saat bergabung dalam kabinet Jokowi, hanyaa LBP yang mengetahui secara pasti jawabannya.

Kembali kepada persoalan topic toxic yang cenderung membawa racun bagi sebuah tim kerja maka boleh-boleh saja seorang LBP memberikan sebuah alarm bagi Prabowo Subianto selama pesan itu disampaikan secara tulus bukan untuk kepentingan pribadi tetapi untuk kepentingan Bangsa Indonesia, dan  sebegitu bahayanya orang yang memiliki sikap toxic  sehingga LBP harus memberikan pesan sedini mungkin terhadap Prabowo? 

Jika dari beberapa pengertiannya maka setuju bahwa toxic berbahaya bagi sebuah tim kerja karena toxic lebih suka menebarkan sesuatu yang negatif ke lingkungan sekitarnya baik dilakukan melalui media sosial maupun secara langsung toxic people biasanya suka bersikap egois dan hanya berteman untuk kepentingan pribadinya bisa dibayangkan kalau seorang menteri memiliki sikap toxic jelas akan membayakan bagi kinerja kabinet.

Berikut ciri-ciri toxic

  • Suka mengkritik orang lain tetapi tidak terima jika mendapat kritikan

  •  Sering merendahkan atau meremehkan

  •  Tidak memiliki sikap empati

  • Gemar Mengontrol dan Memanipulasi orang lain

  •  Menimbulkan susasana negatif saat mood sedang tidak baik

  •  Sulit untuk meminta maaf

  • Merasa dirinya paling benar

  • Penghasut

Dari ciri-ciri tersebut diatas,  maka sikap toxic people jelas  sangat berbahaya karena hanya akan menimbulkan   permusuhan, perpecahan, konflik dan selalu membuat kebisingan dalam sebuah tim kerja,  atas dasar ini sangat mafhum atas  apa yang disampaikan oleh seorang LBP terhadap Prabowo Subianto agar lebih selektif dalam menarik orang-orang kedalam tim kabinet. Wallhu A'lamu

Cileungsi, Sabtu, 04 Mei 2024

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun