Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Islam Simbolik VS Islam Substantif

1 Mei 2024   07:25 Diperbarui: 1 Mei 2024   07:37 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Namun apapun motivasi yang melatar belakangi tampilan kesadaran religius ini sudah menujukkan  adanya perubahan perilaku kesalehan meski masih  tejebak marayakan kesalehan baru  sebatas pernyataan dan performace bukan sebagai rekam jejak keseharian tetapi baru  kebaikan bersifat brand, merk budaya, komoditas, yang mengundang kenikmatan klalayak untuk menirunya , penampilan kesalehan simbolik semata banyak digunakan untuk karier sebagaimana yang sering mewarnai saat kampanye  yang kesalehannya dibentuk dalam virtual  sebagai symbol semata-mata hanya untuk menarik simpati sesaat  saja.

Pembentukan kesalehan pada kondisi seperi itu  hanya dipasrahkan kepada jenis pakaian yang digunakan dari mulai koko, surban, kain sarung , busana muslimah, pola penampilan, dan tradisi budaya simbolistik ini sudah menunjukkan tren kebaikan sebagai media dakwah di ruang public.

Tetapi seharusnya bagaimana dari kesalehan simbolik ini naik menjadi kesalehan substantive melalui kualitas amal keseharian karena jika hanya terhenti sebagai kesadaran simbolik tidak bisa disalahkan jika beredar berbagai rumor  bernada guyonan dengan  mengatakan bahwa tidak selalu jidat hitam, baju koko, jenggot yang subur, surban yang tebal menunjukkan kesalehan atau kemuliaan seseorang karena apapun yang digunakan akan menjadi runtuh manakala perilaku seseorang yang tidak mencerminkan keislamannya ini menunjukkan bahwa symbol itu tidak berarti apa-apa.

Selama yang substantive itu belum terpenuhi karena kesadaran  substantif adalah Islam yang sudah tertanam dalam hati dan terimplementasi dalam praktek rekam keseharian dengan tidak mengutamakan bungkus semata. 

Wallahu A'lamu

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Rabu, 01 Mei 2024

Kreator: Inay Cileungsi-Kab. Bogor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun