Saat Anies Bersikap Manis ke Prabowo di Debat Capres Terakhir
Terlepas public merasa puas atau tidak puas dalam debat terahir yang digelar KPU RI di JCC bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
Debat kali ini agak berbeda karena faktanya pada acara debat pamungkas itu tidak terjadi saling serang antar kandidat sebagaimana pada debat Capres sebelumnya padahal mungkin saja public sangat menantikan serangan tajam yang biasa dilontarkan terutama oleh paslon nomor urut 1. Misalkan dalam debat sebelumnya Anies sempat menyinggung soal  pelanggaran etika terkait pencalonan Gibran sehingga memaksa MK untuk merevisi aturan-aturan yang sudah ditetapkan, bahkan sempat menyoroti pula soal kinerja Prabowo di kementerian pertahanan namun didebat kali ini Anis Rasyid Baswedan (ARB)  tidak bersikap kritis mengapa demikian?
Itulah kira-kira pertanyaan yang terbersit dalam pikiran masyarakat, atau apakah  sikap yang diambil Anies ini sebagai sebuah upaya strategi untuk mengundang simpati, terutama bagi pemilih  yang belum menentukan pilihannya (undecided voters)  sehingga diharapkan dengan penampilan Anies yang begitu santun, manis, kalem  dengan senyuman yang khas adalah untuk menarik simpati bagi rakyat sehingga dengan segera bisa memutuskan pilihannya
Padahal  sebelum debat Capres pamungkas ini dilaksanakan, hal ini telah menjadi menu utama keseharian menjadi bahan perbincangan berbagai kalangan dari mulai kelas perkantoran, pasar, warung kopi, tukang bakso, sayur dan para tukang ojol sekalipun beberapa  dari mereka sempat  menduga bahwa debat Capres kali ini akan lebih seru lagi lebih panas dan sangat mendebarkan beberapa teman khawatir debat capres pamungkas akan berlangsung seru, menegangkan, saling serang tentunya dengan  dalil masing-masing Calon  betapa tidak, jika kita  merujuk debat sebelumnya aura panas sangat kental terasa bahkan keseruan itu terus berlangsung digaungkan pasca debat sekalipun, bahkan  di arena kampanye secara langsung. Namun rupanya kali ini penonton harus kecewa karena apa yang dinantikan tidak terjadi seperti pertanyaan yang menohok biasa dilakukan Anis kali ini tidak tampak sama sekali bahkan yang terjadi sebaliknya jika Anis memberi tanggapan atas jawaban yang disampaikan Prabowo Subianto terlebih dahulu Anis mengucapkan kalimat pembuka dengan santunnya mengatakan "Pak Prabowo yang saya hormati ijin untuk menambahkan atau melengkapi"
Akibat dari dinamika saat  debat Capres pamungkas beberapa penafsiran pun berseliweran melalui media social  menanggapi tentang Anis yang bersikap manis atau jangan -jangan  jika Anis  melakukan sesuatu yang bersifat agresif dengan menyerang calon lain sebagaimana saat debat sebelumnya  dikhawatirkan dapat mengundang sentimen negative dari masyarakat jika ini terjadi tentu sangat merugikan dan kita harus menghargai atas pilihan strategi  yang sedang dimainkan oleh masing-masing calon semata-mata untuk meraih simpati public, namun jangan lupa  ada sebagian  pemilih Anis yang mungkin saja sangat kecewa  dengan pilihan manis Anis mereka berharap Anies tetap memanfaatkan peluang debat terakhir ini untuk menunjukkan taring akademisinya terhadap  Prabowo maupun Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dengan tetap melakukan kritik  capres lain selama  yang disampaikan benar, valid, ilmiah,  dan dapat dipertanggung jawabkan,  serta disampaikan dengan penuh elegan, dan  jika koridor ini dijalankan  Anis tidak perlu khawatir akan ditinggalkan pemilihnya bahkan bisa jadi malah makin mengundang simpati public
Namun pepatah mengatakan nasi sudah menjadi bubur tidak bisa dikembalikan toh debat kali ini ada sesuatu yang baru  cukup menarik jika kita perhatikan saat Anies tiba-tiba mengisyaratkan telunjuknya ke arah  jam tangan yang dipakainya seolah  sedang mengisyaratkan saatnya kepemimpinan harus bergilir dan bergulir melalui perubahan, dan rasanya kita akui  penampilan Anis performanya begitu cool calm and confident, ciamik tampil sebagai seorang akademisi dengan pemilihan diksi yang mudah dipahami masyarakat, susunan bahasa yang sangat terstruktur sehingga memudahkan bagi pemirsa untuk menerima pesan yang disampaikan Anis.Â
Bahkan ketua umum partai Nasedm Surya Paloh mengakui bahwa penampilan Anis kali ini sangat impresif dengan meninggalkan kesan yang dalam, yang  dapat mempengaruhi perbuatan atau tindakan seseorang dalam menentukan pilihannya karenanya Ketua Umum Partai Nasdem berharap dengan pamungkas debat Capres dapat mengundang simpati masyarakat untuk segera memutuskan pilhannya.
Namun  jangan lupa pesan dari semua ini  kita bisa belajar bagaimana pentingnya untuk menjalankan Pemilu 2024 yang jujur dan adil, bisa memberikan sesuatu yang bermakna sebagai sebuah proses pendewasaan pendidikan politik  menghadapi Pemilu yang bersih, beradab dan berkeadilan.  Itulah pesan terpenting yang harus kita tangkap dari beberapa kali menyaksikan debat Capres maupun  Cawapres tahun 2024.Â
Wallahu A'lamu
Rabu, 07 Februari 2024
Kreator : Inay thea Cileungsi-Kab. BogorÂ
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H