Beruntung, signal antene pikiran saya langsung ter connect dengan para ibu dasawisma di Kelurahan  yang biasanya kerap tampil terdepan jika urusannya dengan social kemasyarakatan dan survey BNBA adalah salah satu bagian dari kegiatan kemasyarakatan. Kloplah dengan melibatkan para dawis ini relative akan lebih memudahkan untuk mendapatkan data di masyarakat.
Pelibatan mereka dalam kegiatan sudah sangat tepat untuk terjun langsung  sambil melakukan pendataan. Tidak lupa para dawis dibekali bagaimana mengintervensi  nilai-nilai agar ada perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat dalam menggunakan air atau pelan-pelan diberikan pencerahan agar masyarakat beralih dari memanfaatkan air tanah menjadi pelanggan pam jaya ini akan lebih aman. Mengingat faktanya bahwa mendapatkan air bersih di Jakarta itu tidak mudah karena sumber air bersih ini bergantung kepada luar Jakarta. Maka, memanfaatkan air bersih di Jakarta harus lebih baik dan hemat serta tidak banyak menggunakan air tanah yang berlebihan karena itu menjadi pelanggan pam jaya sebagai salah satu alternative terhadap pemanfaatan berlebih atas air tanah
Atas kondisi tersebut Pemerintah Pusat, dan Daerah  berencana melakukan  pemasangan jaringan perpipaan secara serempak karena merupakan bagian dari strategi pembangunan nasional  di tahun 2025. Namun sebelumnya harus ada kegiatan pendahuluan  untuk memetakan warga masyarakat yang potensial akan beralih atau dengan kata lain berminat menjadi pelanggan pam jaya.
Kelurahan Joglo sebagai salah satu kelurahan yang harus disurvey untuk  calon pelanggan kegiatan survey ini mengacu terhadap aturan tentang larangan mengambil dan menggunakan air tanah di Jakarta yang disahkan melalui Peraturan Gubernur Nomor 93 Tahun 2021 tentang penggunaan air tanah dilarang di sejumlah lokasi mulai 1 Agustus 2023. Tidak menutup kemungkinan zona larangan pengambilan air tanah akan diperluas.
Nah, melalui peran dasawisma melakukan pendataan calon pemanfaat  diharapkan dapat membuka pola pikir  warga masyarakat tentang manfaat lebih menjadi pelanggan pam jaya daripada memanfaatkan air tanah.
Bagi dawis, ini adalah menu keseharian yang biasa mereka lakukan mulai dari arisan, pembuatan kebun bersama, hingga membangun sanitasi yang sehat, pemberdayaan masyarakat masuk level keluarga semua ini dilakukan  tak lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup di dalam rumah tangga.
Nah, soal  bagaimana menyampaikan seluruh pesan penting kegiatan tak terkecuali survey calon pelanggan pam jaya melalui pendekatan by name by address (BNBA) rasanya tidak usah terlalu menggurui para dawis karena mereka sudah  terbiasa melakukan inovasi, kreasi, dan improvisasi dalam berkomunikasi dengan cara-cara mereka karena gaya apapun dalam berkomunikasi  yang dilakukan para dawis terpenting masyarakat paham terhadap isi pesan yang disampaikan
Namun demikian persoalan pendataan tidak bisa dibilang mudah  terlebih mereka diajak beralih untuk  menjadi calon pelanggan pam jaya terutama bagi yang belum pernah sama sekali bersentuhan dengan warga. Salah salah bisa diusir atau bahkan tidak dibukakan pintu karena banyak temuan lapangan di luar petugas dari dawis yang menghadapi kendala baik dari RW, RT, bahkan dari warga setempat yang tidak memberikan akses informasi apapun.
Terlebih ini di saat-saat  menjelang pemilu ada kecurigaan, kekhawatiran yang berlipat meski terkesan  berlebihan dari masyarakat mengenai ajakan kampanye memilih calon tertentu atau yang lebih parah lagi saat diminta KTP sebagai syarat kelengkapan survey banyak warga yang menolak karena khawatir disalahgunakan misalkan untuk syarat  pinjol dan seabreg kendala non teknis lainnya.