Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Saat Agama Dijadikan Bahan Guyonan Politik "Belajar dari Kasus Zulkifli Hasan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN)"

24 Desember 2023   06:45 Diperbarui: 24 Desember 2023   06:56 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Agama Dijadikan  Bahan Guyonan Politik "Belajar dari Kasus Zulkifli Hasan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN)"

Sebagai makhluk social tentu semua orang tidak bisa lepas dari interaksi dengan sesama dan tidak satu pun manusia yang bisa hidup tanpa berbicara karena berbicara  merupakan media effektif penyampai pesan dalam proses interaksi social dan baik buruknya dalam proses interaksi social salah satunya dipengaruhi oleh bagaimana dalam  bertutur kata  apakah akan mendatangkan kebaikan atau sebaliknya teringat dengan istilah Taskut Taslim (diam lebih menyelamatkan) spirit ajaran Agama bahwa diam jauh lebih menyelamatkan diri dan orang lain daripada  mengumbar perkataan tanpa berpikir dampaknya cenderung  kurang berfaedah bahkan menyinggung perasaan orang lain maka lebih baik katupkan lisanmu rapat-rapat daripada nanti akan berakibat fatal ingat ketajaman tutur kata dalam hubungan social  sangat sensitif apabila kita tidak bijak menyampaikan pendapat dan berkomentar, dan kita mengetahui bahwa berpendapat tidak dilarang selama disampaikan dengan cara santun dan beretika karena  telah banyak contoh kasus berawal dari komentar, posting di medsos yang berujung di meja hijau ini menunjukkan bahwa kita musti hati-hati dalam mengeluarkan pendapat terlebih disampaikan langsung didepan umum bukankah Nabi sudah mengingatkan bahwa  "Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (HR. Al-Bukhari) berpikir sebelum berkata akan lebih baik daripada 

Dok. Suara jateng
Dok. Suara jateng

menyesal kemudian karena salah satu bentuk kesalahan yang tidak bisa dilakukan undo , delete pinjam istilah dalam ilmu komputer adalah tutur kata sekali salah dalam mengeluarkan pendapat seketika akan menjadi santapan para netizen sebagaimana yang baru-baru ini terjadi dan sedang viral akibat keseleo lisan  guyonan Zulhas saat membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang pada Selasa, 19 Desember 2023. Dalam video yang viral di media sosial X, Zulhas berkelakar dengan mengatakan bahwa "Saya keliling daerah, Pak Kiai. Sini aman, Jakarta nggak ada masalah, yang jauh-jauh ada lho yang berubah. Jadi kalau salat Maghrib baca, 'waladholin... ', Al-Fatihah baca 'waladholin..' Ada yang diem sekarang, pak. Loh kok lain," Hal ini merujuk usai membaca surat Al-Fatihah dalam salat berjamaah akan diikuti "Amin" oleh makmum karena dalam kenteks politik kiwari kata   "Amin" merupakan jargon sekaligus singkatan dari pasangan capres nomor urut satu yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar maka wajar "ada yang diam dengan tidak menyebutkan  menyebut Amin ini  saking cintanya sama Pak Prabowo itu," tidak hanya berhenti disitu menteri perdagangan ini juga membahas gerakan duduk dalam salat (tahiyat) yang diselingi dengan menunjuk jari telunjuk. Itu kalau tahiyatul akhir awalnya gini (menunjukan jari telunjuk), sekarang jadi gini 

Dok. CBNC Indonesia
Dok. CBNC Indonesia

(menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah)," (News Media) meskipun beredarnya vedio ini langsung diklarifikasi oleh Ketua Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay bahwa Zulhas tidak bermaksud melecehkan agama namun sayang guyonan ini sudah menjadi konsumsi public ada motivasi pelecehan atau tidak guyonan yang disampaikan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) kurang baik cenderung mengabaikan adab kesantunan dalam bertutur kata terlebih  dilakukan oleh seorang zulhas yang tidak lain sebagai pejabat public rasanya tidak masuk akal jika persoalan Agama harus diseret seret keranah politik menjadikannya media guyonan yang pesan pentingnya mengingatkan massa terhadap salah satu calon yang didukungnya  tidak adakah candaan lain selalin dari Agama meskipun kita tahu seorang  Zulkifli Hasan tidak mungkin punya niat buruk mencela agama maupun sholat yang setiap hari ia harus jalankan tetapi candaan yang disampaikan tetap menjadi kurang baik dengan mengambil sebuah analogi bacaa amin dan gerakan sholat sebagai isyrat memilih salah satu calon, dan belajar dari kasus ini hendaknya dalam bertutur kata selalu menjaga etika kesopanan, menghindari pembicaraan yang tidak penting, menahan . pembicaraan yang mengundang unsur permusuhan, penghinaan, dusta, merendahkan orang lain, Agama dan Suku.     Wallahu A'lamu.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Ahad, 24 Desember 2023

Kreator: Inay thea

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun