Menunggu Sikap Megawati Soekarno Putri Pasca Pengumuman Resmi Gibran Sebaga CawapresÂ
Pasca pengumuman putra  sulung Jokowi Gibran Rakabuming Raka resmi dipinang sebagai Cawapres Prabowo Subianto di kontestasi Politik 2024, dan pengumumannya  disampaikan langsung oleh Prabowo yang juga sebagai Ketum Gerindra di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (22/10) malam.Â
Dengan demikian pencalonan Gibran sebagai Cawapres sudah final melalui diskusi dan kesepakatan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai pengusung Capres Prabowo Subianto  dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka.
Persoalan kemudian yang paling ditunggu-tunggu khalayak adalah  bagaimana sikap Megawati Soekarno Putri menanggapi keputusan ini. Tentu saja akan sangat mengecewakan bagi Megawati. Rasanya masih segar dalam ingatan kita bagaimana saat Megawati mengingatkan kepada seluruh kadernya dengan mimik wajah sedikit emosi, sangat serius dengan pernyataan yang disampaikan  saat pembukaan  pada rakernas II PDIP di Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Mega mengingatkan  para kadernya untuk tidak 'main dua kaki, tiga kaki bahwa  dirinya memiliki hak perogratif dalam penentuan Capres dan Cawapres dari PDIP ini wajib menjadi perhatian bersama. Bagi siapa yang berbuat manuver lebih baik secara gentelment keluar dari rumah besar PDIP daripada saya yang akan pecat dengan secara tidak terhormat. Ingat  tidak ada di dalam tubuh PDI Perjuangan mengenal manuver main di dua kaki, tiga kaki dan berbuat manuver politik ini disampikan agar PDIP menunjukkan kepada public bahwa PDIP hadir sebagai sebagai partai politik yang memiliki kekuatan yang solid dan berkualitas, tidak keropos
Bukankah peringatan keras ketua umum PDI Perjuangan ini berlaku untuk seluruh kader tak terkecuali  bagi Gibran Rakabuming Raka yang juga sebagai kader PDIP yang  telah resmi menjadi Cawapres Prabowo Subianto otomatis situasi ini akan mengganggu terhadap hubungan baik Megawati dan Jokowi, atau bisa juga malah akan retak, mengapa demikian?Â
Tidak bisa dipungkiri sejarah mencatat  bahwa Megawati telah banyak berbuat untuk keluarga Jokowi jika dilihat dari berbagai  pemilihan kepala daerah sejak Jokowi menjadi  Walikota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta.Â
Megawati mempunyai andil besar  dalam mensukseskan Jokowi menjadi Presiden untuk dua periode, belum lagi putra sulungnya Gibran sebagai Walikota Solo tidak lepas dari campur tangan  Megawati yang merestui putra sulung Jokowi  untuk menjadi walikota Solo bahkan konon naiknya Gibran sebagai Walikota Solo harus menyingkirkan calon lainnya.
Belum lagi Boby Nasution menjadi Wali Kota Medan semua gelaran karpet merah mulus  bagi  keluarga Jokowi menuju puncak kekuasaan tidak lepas dari campur tangan  Megawati.
Mengingat begitu besarnya kebaikan yang telah ditorehkan Megawati terhadap keluarga Jokowi  maka wajar saja jika Megawati akan meradang  terjadinya penghianatan politik justru datangnya dari anak emas PDIP  sebagai kader partai terbaik yang semua hal sudah diberikan  kepada Pak Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution.
Pertanyaan berikutnya adalah ada persoalan apa, Â salahkah PDIP terhadap keluarga Jokowi?Â
Keputusan keluarga Jokowi tak ubahnya seperti pepatah air susu dibalas air tuban, atau kacang lupa kulitnya atau jangan-jangan malah ini sebagai strategi upaya perlawanan Jokowi terhadap Megawati dimulai dengan merestui Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan membiarkan Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres Prabowo Subianto.
Kita tinggal menunggu bagaimana sikap resmi Megawati Soekarno Putri apakah akan memberikan sanksi terhadap Gibran atau malah akan  mengambil keputusan yang sangat ekstrim dengan memutus hubungan mesra dengan Jokowi.  Wallahu A'lamu
Selasa, 24 Oktober 2023
Kreator: Inay Thea-Cileungsi-Kab. Bogor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H