Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembelajaran Berharga dari Seorang Mustafa Pedagang Kopi Keliling

16 Maret 2023   07:16 Diperbarui: 16 Maret 2023   11:23 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat dengan pribahasa yang menyebutkan  "Don't judge a book by it's cover" jangan menilai buku dari sampulnya" adalah sebuah kalimat kiasan yang artinya "jangan menilai bobot atau nilai baik atau tidaknya seseorang cukup dari suatu hal dari penampilan luarnya saja". Sebagaimana kita menyimpulkan bahwa kehadiran orang ini tidak berpengaruh apapun terhadap keputusan yang akan diambil karena berasal dari golongan masyarakat biasa tampak sangat kecil dan tak signifikan, begitu juga jangan tergesa-gesa untuk menyimpulkan isi buku hanya karena membaca covernya seolah memiliki kecerdasan yang sangat tinggi bisa menyimpulkan isi buku tanpa harus membacanya , Don't judge a book by it's cover adalah sebuah kalimat  yang artinya "jangan menilai bobot atau nilai dari suatu hal dari penampilan luarnya saja

Don't Judge  sebagai alarm (peringatan) bagi manusia agar tidak terjebak menilai manusia hanya karena tampilan luar  karena belum tentu tampilan luar otomatis mewakili kejernihan bathin  atau sebaliknya  meski pada kenyataannya seringkali manusia terhenti pada kekaguman karena penampilan covernya atau kemasan atau sebaliknya kita bahkan mengalamatkan hinaan  pelecehan, bahkan merendahkan karena wujud fisik tampilan luar yang tidak menggoda namun yang harus diwaspadai adalah kesimpulan yang ada dalam pikiran kita itu akan sangat mempengaruhi pikiran, tindakan, dan keputusan dalam pergaulan sehari-hari.  Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa jangan menilai seseorang hanya karena kemasan luar meskipun faktanya pikiran kita seringkali  terjebak pada persoalan yang bersifat lahiriyah yang nampak  oleh kasat mata memang seringkali orang akan dinilai mulia dan terhormat jika ia adalah seorang yang memiliki kedudukan strategi bisa mempengaruhi kebijakan dengan harta berlimpah  padahal sesungguhnya apapun yang dimiliki  tidak otomatis membuat dirinya dinilai menjadi mulia karena boleh jadi kemuliaan itu justru melekat pada orang-orang biasa, dhua'fa,  namun memiliki tingkat kedewasaan ruhani yang meninggi

Sebagai testimony kaitannya  dengan soal penilaian tampilan luar apa yang saya alami di hari Rabu, 15 Maret 2023 jam 16.30  adalah sebuah pembelajaran penting  sangat berharga bagi refleksi diri dari seorang insan biasa sebut saja Mustafa tinggal di Ciketing Bekasi (31) tahun tidak lain sebagai pedagang kopi  keliling yang saat itu sedang mangkal di sekitar Perumahan Mutiara Gading Timur, Kota Bekasi karena melihat suasana sejuk menggoda saya untuk  memutuskan istirahat sejenak sambil seruput kopi hasil racikan Mustafa yang dengan cekatan melayani konsumen sambil sesekali   ngobrol ngalor ngidul sebagai bagian dari pelayanan terhadap pembeli supaya tidak jenuh, bosan  dari aktifitas sehari-hari justru karena keramahan dari seorang  Mustafa pada setiap pembeli membuat pembeli betah dibuatnya , tetapi yang lebih membuat kekaguman pada saya dari seorang  Mustafa tidak sekedar keramahannya tetapi  ada yang lebih dasyat ketika saya membayar lalu ada kembalian dan langsung saya masukan ke saku celana tanpa dihitung kembali, dan beberapa menit kemudian Mustafa menyampaikan bahwa kembalian itu masih ada kekurangan tentu saja saya kaget karena tidak menghitungnya dan kalaupun tidak dikembalikan bagi saya tidak menjadi masalah wong uang tidak seberapa namun rupanya bagi seorang Mustafa tidak demikian karena persoalan kejujuran baginya jauh lebih penting supaya rizki yang didapat ada keberkahan dimata Tuhan rasanya jawaban beliau sangat menampar kehidupan kita yang saat ini sedang viral-viral-nya soal pamer kekayaan para pejabat, viralnya soal pencucian uang secara berjamaah, korupsi dimana-mana namun justru pembelajaran kehidupan muncul dari seorang pemuda biasa Mustofa yang tidak memiliki jabatan apapun ia adalah hanya seorang pedagang kopi keliling namun justru memiliki sikap mulia dengan tidak ingin berbohong dalam berjualan, Mustafa tidak ingin menggadaikan nila luhur kebaikannya dengan berbohong

Terimakasih Mustafa  yang telah memberikan pembelajaran penting bagi kehidupan manusia saat kebohongan , ketidak jujuran, pamer kekayaan, korupsi, keserakahan,  sedang ramai  menghiasi media social  engkau hadir sebagai sosok teladan dari manusia biasa  seorang pedagang kopi keliling   yakinlah kejujuranmu akan menggetarkan penghuni langit. Aamiin. Wallahu A'lamu

Kreator: Inay Tinggal di Cileungi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun