Pajak Bukan Untuk Menyenangkan Anak PejabatÂ
Nampaknya kita harus sudah merenungkan tentang kaul  kemiskinan yang banyak dihayati kaum religious adalah bagaimana membangun solidaritas, rasa  empati pada diri atas perasaan yang diderita orang lain ingat bahwa keterbatasan materi yang dimiliki seseorang hendaknya dipahami sebagai ruang, celah  untuk saling berbagi bukankah The hand above is better than the hand below by sharing (Tangan diatas jauh lebih baik dari tangan dibawah) justru memampukan seseorang untuk bersikap saling berbagi  menyadari bahwa semuanya sederajat atau sama rasa-sama rata, apa yang dipertontonkan selama ini yang telah meramaikan jagad maya oleh salah satu anak mantan  pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Rafael Alun Trisambodo yang anaknya gemar mempertontonkan kekayaan milik keluarganya dari mulai Jeep Rubicon hingga motor gede Harley Davidson. dan seabreg kekayaan lainnya padahal dengan  aksi mempertontnkan kekayaan keluarganya sebagai bentuk tidak adanya  rasa empati sedikitpun terhadap orang miskin yang membacanya di media social terlebih setelah kejadian yang menghebohkan jagad maya dengan aksi brutal Mario Dandy menghajar secara membabi buta terhadap  David, anak petinggi PP GP Ansor, terus bergulir.Â
Kasus ini pun menuai banyak komentar dari para netizen. seolah Mario sedang kerasukan setan  tambah brutal lagi ketika sang pacar menyaksikan adegan itu seoalah ingin menujukkan kepada khalayak bahwa ia seorang jagoan, pemberani dengan membusungkan dada mengisyaratkan kepada public tentang siapa aku adalah anak seorang pejabat di Kementrian Keuangan adalah Rafael Alun Trisambodo (RAT) yang memiliki harta diistilahkan  jumbo mencapai Rp 56,1 miliar wow sangat pantastis namun  kekayaan yang dimilikinya  konon disebutkan sangat  mencurigakan tak sesuai profil pekerjaannya justru pada celah kebiadaban Mario  Tuhan sedang memberikan sebuah pembelajaran berharga bahwa semua akan diperlihatkan  dan menjadi bahan menu sarapan pagi bagi para netizen terhadap aksi brutal dan pada akhirnya akan menguliti habis  harta jumbo yang dimiliki keluarga besar RAT tentu pertanyaan sederhananya  adalah darimana sumber kekayaan tersebut karena kekayaan yang dimilikinya konon sangat mencurigakan dan  tidak sesuai dengan profil pekerjaannya, dan buntut kasus pemukulan ini nama Mario Dandy dikuliti habis sampai tulang belulang  tanpa ampun oleh khalayak yang gemas membaca kasusnya dan terlebih menonton vedio aksi biadabnya tak terkecuali Ibu Synta Nuriah bahkan sempat meneteskan air mata saat menjenguk David di rumah sakit karena terbayang  betapa biadabnya aksi yang dilakukan leh Mario terhadap David
Yang bikin publik jengkel, mobil Rubicon dan moge Harley Davidson yang kerap dipamerkan sang anak di media sosial tak diakui Rafael sebagai miliknya hmm  padahal, public sudah mengetahui dari sejumlah unggahan di media sosial, sebelumnya dua kendaraan itu kerap dikendarai oleh Mario Dandy meski membantah bukan miliknya  tapi anak acap kali memamerkannya seolah menunjukkan ini adalah aku sebagai orang kaya, berbeda pernyataan  itu setelah heboh namun tentu lain halnya  jika tidak ada kejadian yang menghebohkan khalayak  yang lebih menyakitkan lagi bagi masyarakat luas adalah dua  kendaraan mahal itu juga tak masuk dalam LHKPN Rafael kok bisa? Pertanyaan itu seolah konyol apa yang tidak bisa, bkankah dalam segala hal akan lancer jika memiliki segepok  fulus maka semua yang diinginkan akan berjalan mulus, tetapi sebaliknya tidak punya fulus semua urusan berakhir mampus begitulah kira-kira
Kejadian yang dilakukan oleh anak mantan pejabat di Kementrian Keuangan tentu menampar keras institusi yang digawangi  Sri Mulyani karenanya  tak ayal beliau dibuat  geram karena ulah anak buahnya pada akirnya disibukkan hal hal yang sifatnya sepele dengan harus melakukan klarifikasi yang pada akhirnya harus membuat kebijakan dengan mencopot Rafael Alun dari jabatannya di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan pencopotan ini tidak sekedar aksi brutal anaknya namun juga ikutan tentang pemeriksaan harta kekayaan yang dimiliki RAT (Rafael AlunTrisambodo) yang dinilai tidak wajar , walaupun Rafael akhirnya menyatakan pengunduran diri  sebagai ASN atau PNS di Dirjen Pajak. Surat pengunduran dirinya pun sudah ersebar di media sosial.
Kejadian ini tentu akan menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat terhadap institusi Kementrian Keuangan seolah membiarkan anak buahnya hidup bergelimang harta, terjangkit virus hedonism  dengan hobi mempertontonkan  kekayaan miliknya kepada public tanpa ada rasa empati secuilpun terhadap perasaan kaum miskin apa jadinya jika tidak ada  kejadian  aksi biadab yang dilakukan seorang Mario tentu semua akan berjalan normal seolah tidak ada sesuatu yang harus dibenahi di Kementrian Keuangan, yang pada akhirnya semua dikembalikan kepada masyarakat  agar kejadian konyol yang dilakukan anak buah Sri Mulyani  tidak mempengaruhi untuk tetap taat membayar pajak dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahun pajak penghasilan di tengah geger harta fantastis jumbo pegawai Pajak, Rafael Alun Trisambodo.
Apa yang disampaikan Sri Muyani supaya masyarakat tetap bayar pajak tidak terpengaruh karena tragedi Mario percayalah  dengan taat membayar pajak menjadikan pembangunan tidak tersendat, semakin cepat, perkembangan pesat  karena pajak bukan untuk menyenangkan anak pejabat. Wallahu A'lamu
Kreator Inay tinggal di Cileungsi, Kabupaten Bogor Jawa Barat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H