Lampu di dalam teater meredup. Orang-orang mematikan ponsel mereka dan mulai memperlambat kunyahan popcorn mereka. Beberapa orang menunggu dengan napas tertahan untuk sebuah opening credit yang akan segera bergulir, dan kemudian, suara serak dan dalam datang memecah kesunyian. Dia bisa jadi adalah Marv dari Sin City atau Sarah Connor dari Terminator, bisa juga suara tersebut berasal Morgan Freeman yang sedang berperan menjadi Tuhan. Siapa pun yang memberi dampak padamu dan kebanyakan orang lain, mereka mampu melakukannya melalui kekuatan suara di dalam film.
Beberapa teknik dramatis menjadi begitu mendarah daging dalam kultur budaya pop kita sehingga hal tersebut menjadi normal. Itulah yang terjadi dengan voice over dalam film, atau narasi film. Cara ini sudah banyak dilakukan, dan kebanyakan menuai keberhasilan. Itulah alasan kami untuk menuliskannya hari ini.
Kalau kamu berpikir untuk membuat film, film animasi, video game, atau iklan komersial, kamu mungkin akan memerlukan pengisi suara film. Tapi, sebelum kita masuk ke bagaimana dan mengapa, mari kita definisikan apa itu "movie voice", dan bagaimana memanfaatkannya secara maksimal. Sejarah film dipenuhi dengan contoh sempurna tentang bagaimana melakukan narasi dengan benar, dengan pertunjukan yang sangat profesional dan empatik.
Kamu tentu ingin membuat dampak pada audiens, bukan kehilangan mereka! Mari kita pelajari bersama!
Narasi: Suara Film yang Luar Biasa
Voice over dalam film adalah pertunjukan suara di luar layar yang menyampaikan informasi kepada penonton. Biasanya berbicara tentang adegan atau acara yang ada di dalam layar atau memberikan pengetahuan tambahan tentang kehidupan batin karakter; baik itu karakter utama yang menceritakan peristiwa film; atau juga karakter sekunder yang berbicara tentang plot cerita sebagai orang ketiga; mungkin juga ia adalah seorang narator maha tahu yang memberikan informasi kepada audiens yang tidak akan mereka simpulkan sebaliknya.
Apa pun penggunaan dan alasannya, suara film telah menjadi bahan pokok dalam film selama film tersebut memiliki suara. Narasi memainkan peran penting dalam begitu banyak film sehingga sulit untuk memikirkan sebuah film tanpanya. Coba pikirkan The Shawshank Redemption, atau film noir apa pun tanpa narasi. Hal tersebut tidak akan pernah bisa dibayangkan!
"Movie Voice" Sebagai Bagian dari Proses Voice Over
Jadi, bagaimana caranya suara di dalam film direkam? Hal tersebut tentu memerlukan penggunaan voice over, teknik produksi di mana suara dari seorang voice over talent direkam di dalam sebuah studio khusus vokal. Lalu audio engineer dengan bantuan seorang produser melakukan editing, mixing, dan mastering rekaman ini, dan mereka menaruhnya di atas video atau film yang akan tayang. Hal itu nantinya akan menciptakan ilusi gambar dan kata-kata yang seolah terjadi secara bersamaan.
Namun, istilah voice over bisa sedikit membingungkan. Misalnya, voice over mengacu pada teknik produksi ini, yang bisa digunakan dalam film, atau di berbagai media, tidak hanya film. Pikirkan saja tentang jumlah banyak dari pekerjaan bersuara yang kamu dengarkan setiap hari; dari pengumuman PA hingga iklan radio, suara GPS, video penjelasan, dll! Artis voice over terus-menerus merekam materi!
Tapi, voice over juga merupakan cara di mana penggemar film bisa merujuk dari tindakan yang dibicarakan sebuah narasi, atau memberikan kinerja lain di luar layar. Di sini lah titik temu antara istilah "voice over" bisa disamakan dengan "movie voice" atau suara film. Tentunya hal tersebut juga bisa menyebabkan kebingungan di antara mereka yang baru mengenal definisi ini. Itulah sebabnya di dalam artikel ini, kami hanya akan membahas voice over dari sisi industri film saja. Kalau kamu mau tahu lebih banyak soal rekaman, definisi voice over, atau tentang cara mempersiapkan karir voice over talent, kamu bisa membaca artikel lain di blog kami.
Bagaimana Sebuah Narasi (atau Voice Over) Mengatasi Istilah 'Show, don't tell'?
"Show, don't tell" adalah salah satu ekspresi klise yang sering kita lihat. Ini mengacu pada prinsip ekonomi dalam mendongeng. Khusus untuk media yang sangat visual seperti film, kamu seharusnya bisa memanfaatkan karakteristik bawaan yang diberikan oleh layar. Itu sebabnya suara film, meskipun dengan mudah diterima, tetap saja tidak luput dari ejekan para pencela (haters!)
Bagi sebagian orang, narasi film bisa dilihat sebagai jalan pintas yang mudah dan malas untuk mendongeng. Kalau kamu ingin paragraf panjang yang menggambarkan suatu adegan, kamu pasti akan membaca buku, bukan menonton film, bukan? Gagasan di balik pembuatan film adalah menyampaikan informasi melalui cara literal, aktif, bukan eksposisi. Itu sebabnya para haters menganggap sebagian besar upaya narasi dalam film sebagai "kehancuran eksposisi" yang membuat pengamat film menjadi bodoh dan kurang kreatif. Kalau menampilkan informasi adalah sebuah tantangan, maka menceritakan "informasi" dipandang sebagai sebuah solusi yang malas.
Tetapi tentu saja banyak juga yang menganggap bahwa suara film itu valid. Pendapat mereka kebanyakan adalah, hal tersebut merupakan perpaduan antara kepekaan sastra dan visual. Hal seperti itu biasanya memiliki perangkat "mendongeng" yang umum untuk buku seperti audiobook atau smart speaker. Narasi tidak hanya bisa dibawakan sesuai dengan suara sebuah karakter. Tapi juga bisa menjadi cara lain untuk menyuntikkan suara yang lebih berwibawa dan mahatahu ke dalam sebuah film. Kalau dilakukan dengan baik, suara-suara tersebut akan terasa seperti seseorang yang membacakan buku atau cerita untukmu.
Tapi, apakah narasi menghindari 'Show, don't tell' sepenuhnya? Tergantung!
Akan selalu menjadi ide yang baik untuk mengandalkan suara seorang ahli ketika kita berhadapan dengan masalah pelik. Misalnya, kami akan mengutip Matt Seitz, seorang  kritikus film terkenal asal Amerika, yang membagikan wawasannya di bawah ini:
"Banyak film menggunakan narasi tanpa basa-basi dan agak agresif sepanjang cerita, dan ketika mereka melakukannya dengan baik, tidak ada yang berpendapat soal "Show! Don't Tell", bahkan ketika sebuah narasi tidak dilakukan dengan baik, hal tersebut dilewatkan begitu saja oleh para penonton karena voice over yang mudah dimengerti dan tidak meminta penonton untuk menyimpan lebih dari satu pemikiran di kepalanya pada saat yang bersamaan. Ada satu narator, biasanya, dan dia memberi kita informasi yang mungkin tidak disampaikan oleh adegan itu sendiri, tetapi tanpa bertentangan dengannya, atau membuat kita meragukan apa yang kita lihat, atau bertanya 'Mengapa karakter utama mengatakan ini kepada saya? Mengapa itu penting?'"Â
Hal itulah yang merupakan inti dari apa yang membuat suara film yang bagus tampak menonjol. Suara film juga bisa melengkapi --- daripada menentang atau menjelaskan secara berlebihan --- peristiwa yang terjadi di layar. Tentunya ini bisa mengarahkan penonton pada perjalanan yang membuat mereka mempertanyakan asumsi mereka, mengenal karakter utama lebih baik, atau bahkan menipu mereka! Ada banyak cara untuk menggunakan narasi film yang bertentangan atau tidak bertentangan, dan kami yakin kita belum melihat banyak hal lain yang ditawarkan oleh sebuah suara!.
Singkatnya, jika narasi dilakukan dengan baik, hal tersebut akan mendapatkan tempatnya sebagai teknik bercerita yang valid yang bisa melengkapi sebuah adegan visual.
Beberapa Contoh Bagus dari "Movie Voice"
Pernah menonton Fight Club? Film tersebut bergantung pada narasi dari karakter utama yang terpisah dan tidak dapat diandalkan. Hal yang sama terjadi dengan film Memento, di mana kita secara otomatis percaya bahwa karakter utama adalah suara yang paling berwenang untuk bercerita. Kedua narasi ini bertentangan dengan harapan banyak penonton. Dengan mengandalkan kepercayaan implisit pada siapa pun yang menceritakan kisahnya, sang Sutradara menarik berbagai macam kesimpulan dengan cepat dan memperkenalkan akhir yang penuh dengan plot twist. Kalau kamu belum menonton salah satu dari film ini, kami tentu tidak ingin memberikan spoiler di sini! Kami  hanya harus mengatakan bahwa kamu harus membuka diri dan mencoba menonton keduanya!
Contoh bagus lainnya dari suara film biasanya ada di beberapa film noir. Kami yakin, pasti kamu sudah pernah meniru atau memparodikan suara seorang detektif yang berat dan misterius, bukan? Atau meniru suara seorang Morgan Freeman yang seolah-olah menjadi "tuhan" Hal tersebut sudah menjadi semacam "trademark" yang tercipta dari kesuksesan sebuah narasi di dalam film, sehingga banyak yang memparodikan hal tersebut! Kamu tahu alasan mengapa hal itu terjadi? Karena penonton terbiasa dengan narasi sebagian besar melalui genre film ini! Dan itu adalah contoh-contoh yang dieksekusi oleh para ahli yang membuat hal ini menjadi bagian dari kesuksesan sebuah film.
Â
Menemukan Profesional yang Tepat untuk Projectmu
Ini mungkin bagian yang mudah tapi sekaligus sulit dari semua ini. Kamu bisa mengadakan audisi, pergi ke website freelance voice over atau agensi voice over seperti Inavoice. Masing-masing tentu memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya sendiri.
Website freelance voice over akan memungkinkan kamu mengakses sejumlah besar katalog voice over talent profesional. Tentu website seperti ini bisa membuat hidupmu jauh lebih mudah atau bisa jadi lebih sulit tergantung pada seberapa banyak kamu tahu tentang apa yang kamu inginkan. Kalau ini adalah pertama kalinya kamu bekerja sama dengan seorang voice over talent profesional, mungkin sulit untuk menyortir satu dari sekian banyak talent. Kami menyarankan untuk memilih seorang profesional yang memiliki banyak pengalaman, portofolio luas, dan banyak ulasan. Semakin sensitif project yang kamu kerjakan, semakin kamu menginginkan orang-orang yang memiliki pengalaman terbaik di industri ini. Begitulah cara mainnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah rate atau tarif. Meskipun kamu mungkin tergoda untuk pergi dengan seorang talent yang memiliki tarif sangat rendah dengan satu juta ulasan, kamu harus bisa memeriksa dan menentukan apakah mereka cocok untukmu. Beberapa talent hebat dalam melakukan voice over untuk satu jenis suara, yang lain bisa saja melakukan suara penyiar yang radio friendly. Memang benar tidak semua orang bisa melakukan semuanya. Beberapa orang yang bertahan di industri ini melakukan pekerjaan yang sangat mirip berulang-ulang dengan harga yang sangat rendah. Mereka memprioritaskan kuantitas daripada kualitas, jadi mungkin mereka bukan yang terbaik, semua akan selalu tergantung pada kebutuhanmu.
Pilihan lain, yang bisa kami rekomendasikan secara pribadi, adalah menggunakan voice over agency yang menawarkan pilihan voice over talent profesional yang sudah dikuratori, seperti Inavoice. Mereka akan menawarkan pilihan yang lebih besar, dan situs web mereka berpusat pada audio dan voice over, jadi kamu tidak perlu repot mencari berdasarkan kategori. kamu juga kemungkinan besar tidak perlu mengadakan audisi atau memposting pekerjaan yang menunggu untuk dilamar orang. Faktanya, kemungkinan besar kamu hanya akan memilih pilihan yang mudah.
Biasanya seperti ini:
- Kamu mengunjungi website
- Kemudian, kamu memilih kategori (jenis kelamin, usia, bahasa, aksen)
- Lalu kamu memeriksa portofolio yang sesuai dengan kebutuhan project
- Kamu bisa menghubungi admin untuk mendapatkan quotation tentang berapa biaya yang akan mereka kenakan, tergantung pada panjang naskah, lisensi, dan pilihan talent.
- Kamu akan menetapkan waktu penyelesaian (biasanya antara 1-3 hari kerja, tergantung pada project) bersama admin
- Kamu mengirim naskah
- Kamu menyelesaikan administrasi
- Mereka mengirim kembali hasil rekaman suara.
- Jika perlu, kamu bisa meminta revisi.
- Selesai!
Kesimpulan
Jadi, Movie Voice atau suara film adalah cara yang sangat bagus untuk menjembatani kesenjangan antara sajian sastra dan sinematik. Suara film juga merupakan cara yang fantastis (bila dilakukan dengan benar) untuk menyampaikan informasi kepada audiensmu --- eksposisi, dialog batin, bahkan monolog! Tidak ada yang terlarang untuk narasi!
Jadi, apa yang menghalangimu untuk memulai dan menyewa seorang profesional untuk menghidupkan project berikutnya? Mungkin kamu memiliki narasi hebat berikutnya di tanganmu, jadi sudah saatnya kami membantu!
Always remember, You deserve better!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H