Voice-Over talent yang menerima gaji adalah Voice-Over talent yang bekerja inhouse pada sebuah media. Biasanya mereka akan dibayar perbulan sesuai dengan standard rate yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Gajinya bervariasi, namun biasanya mengikuti UMR yang ada di daerah masing-masing.
Bila kita berbicara mengenai freelance pengisi suara, maka tidak ada gaji, yang ada adalah bayaran per project disesuaikan rate professional yang ditentukan oleh diri sendiri. Sampai saat ini belum ada badan yang mengatur standard rate freelance Voice-Over talent, sehingga biasanya penghitungan rate didasarkan pada, jam terbang voice talent, jumlah durasi project, lisensi distribusi produk audio visual, dan beberapa hal lainnya. Untuk menentukan standard rate, teman-teman bisa membaca artikel yang pernah Mina tulis di Kompasiana ini.
Setelah kita mengetahui apa itu Voice-Over talent from a-z, maka kini kita akan membahas pembahasan utama dari artikel ini, yaitu tipe Voice-Overtalent apa yang laku bagi brand dan perusahaan. Menurut pengalaman kami, ada beberapa tipe suara yang laku dipasaran. Tipe-tipe tersebut antara lain :
Karakter Suara Voice-Over yang Disukai Perusahaan dan Brand
1. Teenager and Cheerful
Sering mendengar iklan dengan intonasi middle up? Atau seperti iklan yang sempat viral beberapa waktu lalu, yaitu iklan Mizone, yang diperankan oleh Bimoky. Menurut kami, karakter suara seperti iklan tersebut merupakan karakter yang laris, karena banyak sekali brand dan perusahaan yang membuat produk untuk kebutuhan anak muda.
Karakter suara dari pengisi suara tentunya menyesuaikan target market dari brand atau produk yang dikerjakan. Tujuannya adalah untuk membangun aspek kedekatan dengan calon penerima pesan Voice-Over (targeted audiens). Dengan adanya kedekatan, diharapkan pesan yang disampaikan lebih mudah diterima dan dipahami.
2. Young and Casual
Young and casual juga merupakan tipe suara yang laku di pasaran. Biasanya suara dengan tipe ini digunakan untuk mewakili anak muda dengan karakter yang lebih calm. Intonasi suara yang digunakan biasanya cenderung middle low.
Berbeda dengan teenager and cheerful yang biasanya ‘meledak-ledak’ ciri khas anak muda, young and casual ditujukan untuk segemantasi umur yang lebih mature. Contohnya seperti dibawah ini.
3. Deep Voice
Deep Voice merupakan character suara yang low dan formal. Pernah membayangkan trailer film? Nah kebanyakan trailer film menggunakan jenis suara deep voice. Namun deep voice tidak selalu diasosiasikan dengan suara laki-laki berat saja. Banyak sekali produk hasil Voice-Over dengan talent perempuan yang menggunakan karakter deep voice.
Biasanya deep voice digunakan untuk company profile (brand id perusahaan), edukasi, dan iklan dengan segmentasi adult. Yuk kita lihat contohnya melalui video dibawah.
        Nah sudah paham kan apa itu Voice-Over talent, hingga Voice-Over talent dengan suara seperti apa yang laku pada industry Voice-Over di Indonesia? Bukan berarti bahwa bila voice enthusiast tidak memiliki karakter suara yang kami tuliskan maka suara anda tidak laku. Engga, setiap brand dan perusahaan pasti memiliki target market dan audiens yang berbeda-beda, sehingga bila teman-teman menjadi Voice-Over talent yang stands out, tentunya akan selalu ada kesempatan.