Wah, terima kasih sekali karena mau membaca artikel kami di blogging platform ini. Admin gak nyangka loh kalau traffic membaca artikel disini lumayan besar. Admin jadi semangat deh buat nulis lebih banyak lagi di sini!
Kalau kemarin kita sudah membahas tentang gimana sih cara menentukan rate dari sebuah project Voice-Over, kini admin mau ngebahas dikit tentang podcast. Loh kenapa podcast? Karena ternyata podcast itu demandnya lumayan tinggi, dan masih banyak orang yang bingung gimana caranya nayangin podcastnya di spotify.
Dari mana admin tau kalau demand podcast itu tinggi? Coba deh lihat grafik dari google trend ini, lonjakan minat orang untuk mencari tau tentang podcast, dan bahkan untuk menjadi podcaster kini cukup tinggi. Tercatat data dari thepodcasthost.com bahwa jumlah podcast di Apple Podcast saja hingga Desember 2020 kemarin berjumlah 1.68 juta. Pun juga dengan bukti dari hasil research wearesocial yang menyatakan bahwa 43% kegiatan orang Indonesia ketika online adalah mengkonsumsi podcast sebagai salah satu pilihan menunya.
Lantas apa yang temen-temen semua pikirkan mengenai data-data yang admin utarakan di atas? Betul, membuat podcast kini bisa menjadi sebuah celah baru untuk mendapatkan penghasilan sampingan. Dengar-dengar, Spotify sudah bekerjasama dengan perusahaan pengiklan yang kedepannya akan mengusahakan sebuah tools baru yaitu “Streaming Ad Insertion” tool. Ini berita dari sumber yang terpercaya loh.
Oke, karena kita tau bahwa kedepannya Spotify mungkin dapat dimonetisasi, dan kini merekam podcast juga sudah menjadi hal yang cukup mudah, lantas bagaimana langkah yang tepat untuk memproduksi podcast kita, mulai dari pencarian topik hingga menayangkannya ke spotify? Yuk kita simak beberapa langkah yang tepat menurut Inavoice.com.
Langkah Memulai Memproduksi Podcast
Secara teknis, mungkin anda sudah mengerti kebutuhan alat apa saja yang dibutuhkan untuk merekam suara. Hampir sama dengan Voice-Over, podcast juga tentunya membutuhkan beberapa alat untuk memproduksi suara. Untuk spesifikasi lengkapnya, anda bisa membaca artikel Inavoice.com yang beberapa waktu lalu telah tayang.
Setelah anda mengerti kebutuhan alatnya apa saja, lantas masuklah anda pada tahap brainstorming. Brainstorming tentunya bisa di lakukan sendirian, namun anda bisa juga brainstorming bersama teman, yang mungkin akan anda ajak kerja sama untuk mengerjakan podcast ini. Apa saja yang bisa kalian bicarakan saat brainstorming, yuk simak ulasannya :
1. Menentukan Topik / Kategori Podcast
Hal yang paling penting dalam sebuah pembuatan podcast adalah penentuan topik podcast yang akan anda kerjakan. Karena topik dari podcast inilah yang nantinya akan menjadi identitas program siaran anda. Topic podcast tentunya beragam, mulai dari olah raga, horror, cerita cinta, lifestyle, dsb. Pemilihan topik ini tentunya harus benar-benar di dasarkan pada preferensi anda.
Pastikan bahwa anda menguasai materi dari topik yang anda bawakan. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada cara kerja anda, mulai dari pembuatan naskah, ketika membawakan podcast, dan juga untuk mengantisipasi rasa bosan ketika melakukan produksi dengan topik yang selalu sama.
Podcast yang baik bukan hanya podcast yang bertahan 1-2 episode saja, namun bisa bertahan selama mungkin, karena untuk membangun sebuah podcast, hampir mirip dengan membuat brand. Harus ada podcast awareness yang bisa ditunjang melalui channel distribution dan content marketing yang menarik.
Pastikan bahwa anda menguasai topiknya, dan research juga apakah topik anda memiliki niche yang besar. Dengan niche yang besar, tentunya kemungkinan anda mendapatkan traffic yang besar akan lebih mudah tercapai (dengan banyak research lain tentunya).
2. Membuat Naskah Podcast
Tidak semua orang yang pandai berbicara, bisa menjadi podcaster! Setidaknya ini adalah hal yang harus anda pahami. Belum tentu semua orang yang jago public speaking atau biasa berpidato akan dengan mulus bisa menjadi podcast host / podcaster.
Persiapkan naskah untuk setiap episode podcastnya. Mungkin bila ‘naskah’ dirasa terlalu berat, pastikan anda sudah membuat poin-poin penting yang akan dibicarakan dalam episode podcast tersebut.
Naskah podcast dibuat agar pembicaraan runtut dari A-Z. Selain masalah runtutan pembicaraan, pastikan anda juga membuat poin-poin pertanyaan (bila akan membuat podcast dengan mengajak narasumber), punchline, dan diberikan batasan pada tema episode yang akan anda buat agar pembicaraan anda tidak mengawang.
Oiya, ada baiknya memberikan naskah pada calon narasumber atau podcast host lainnya sebelum melakukan perekaman. Dengan memberikan naskah sebelum perekaman, tentunya anda memberi waktu pada orang lain yang akan bekerjasama dalam membuat sebuah podcast untuk mempelajari tentang apa yang akan anda bicarakan.
3. Memproduksi Podcast
It’s show time! Setelah anda membuat topik dan membuat naskah, apa lagi yang anda tunggu? Produksilah podcast anda seusai naskah dan guideline yang telah anda buat. Penelitian yang dilakukan oleh box2box.id, salah satu perusahaan pemroduksi podcast di Indonesia mengatakan bahwa durasi yang paling nyaman didengarkan oleh masyarakat Indonesia biasanya berdurasi antara 30-60 menit.
Jangan takut bila waktu produksi anda lebih lama daripada hasil penelitian tersebut. Itu adalah hal yang wajar terjadi. Pastikan anda melakukan editing terhadap podcast yang telah anda rekam sebelumnya. Buanglah jeda yang terlalu panjang, kesalahan kata, atau mungkin part yang ‘diminta’ untuk dihilangkan oleh narasumber yang anda ajak untuk membuat podcast.
Setelah selesai melakukan editing, pastikan bahwa anda melakukan proses mix dan mastering dengan baik dan benar. Baik dan benar di sini tentunya relatif, karena pengetahuan dari masing-masing orang mengenai treatment audio yang baik dan benar pun berbeda. Setidaknya, pastikan bahwa anda menguasai beberapa teknik dasar, seperti teknik menggunakan equalizer, teknik menggunakan dynamic compressor, teknik menggunakan noise reduction, dan teknik menggunakan limiter.
Pastikan bahwa final audio anda berada pada besaran -13Lufs dan berformat mp3 128kbps karena ini adalah standard yang diberikan oleh Spotify. Pastikan juga data audio file anda tidak lebih dari 200MB.
4. Buat Cover Thumbnail Tiap Episode yang Menarik
Apa yang membuat orang mungkin memilih untuk mendengarkan podcast anda? Selain dari kesamaan topik, tentunya mereka akan melihat tampilan podcast anda terlebih dahulu. Tampilan podcast bisa dilihat dari nama podcast, profile podcaster, dan juga cover thumbnail yang mencerminkan bagaimana isi podcast anda.
Pastikan bahwa anda membuat cover thumbnail podcast anda semenarik mungkin, yang telah disesuaikan dengan tema dari masing-masing episode yang anda publish. Biasanya dalam thumbnail podcast ini berisi identitas podcast, seperti judul podcast, episode, foto podcaster, logo podcast.
Pastikan juga bahwa anda menggunakan free copyright image bila anda tidak berencana untuk memproduksi podcast anda sendiri. Selain itu, untuk ukuran cover thumbnail podcast, biasanya dibuat dengan square ratio (1:1) dengan resolusi minimum 1400px x 1400px.
Langkah Mendistribusikan Podcast
Setelah melakukan produksi, baik produksi podcast yang berisi penentuan topik, pembuatan naskah, perekaman suara, editing, mixing, mastering hingga pembuatan thumbnail podcast, apa yang harus kalian lakukan agar hasil produksi tadi bisa didengarkan oleh orang lain? Tentunya mendistribusikan podcastnya.
Ada dua langkah utama untuk mendistribusikan podcast anda, yaitu :
1. Upload Podcast di Aggregator / Host Podcast
Mengupload podcast pada host atau aggregator podcast merupakan hal yang wajib kalian lakukan setelah kalian selesai melakukan produksi podcast. Hal ini ditujukan agar anda bisa mendapatkan RSS Feed / kode yang dibutuhkan ketika anda melakukan pendaftaran podcast anda di spotify.
RSS Feed merupakan singkatan dari Really Simple Syndication, yang mana berfungsi untuk memindahkan informasi dari aggregator / host podcast menuju spotify. Informasi ini bisa didistribusikan secara real time, sehingga proses upload podcast dari aggregator ke spotify bisa berjalan dengan mudah.
Ada beberapa aggregator podcast yang bisa kalian temukan. Sebut saja soundcloud, Anchor.fm, dsb. Kini, setelah Anchor.fm dibeli oleh Spotify, banyak sekali orang yang menggunakannya sebagai aggregator podcast miliknya.
2. Upload Podcastmu di Spotify
Inilah puncak dari semua hal yang telah kita lakukan di atas. Mengupload podcast agar bisa ditayangkan di Spotify! Mungkin hal ini cukup membingungkan bagi sebagian orang, namun semoga dengan adanya artikel ini, anda bisa segera mengupload podcast anda dan bisa segera tayang di Spotify!
Berikut adala beberapa langkah yang bisa anda lakukan guna mengupload Spotify :
- Login melalui Spotify for Podcaster dengan menggunakan akun spotify kalian
- Click Get Started pada page submit your podcast
- Baca terms & condition lalu centang kotak
- Pilih Continue
- Masukan link RSS Feed yang telah anda dapatkan melalui aggregator podcast ke kotak yang disediakan
- Secara otomatis, judul dan thumbnail podcastmu akan muncul, pilih next
- Tambah informasi yang dibutuhkan melalui add podcast info.
- Review kembali semua informasi yang telah anda berikan
- Pastikan semua telah lengkap dan sesuai. Pilih submit.
- Tunggu beberapa saat sampai podcast selesai mereview podcast yang anda upload.
Dengan adanya artikel ini, apakah anda semakin tertarik untuk memproduksi podcast anda? Selain fakta bahwa podcast kedepannya akan bisa dimonetisasi, pastikan bahwa konten podcast yang anda produksi bisa dinikmati oleh orang yang mendengarkan. Maksud admin, jangan hanya terpicu untuk segera bisa memonetisasi podcast yang anda buat, karena bagaimanapun, konten yang anda buat dan bagikan harus menarik agar bisa mendapatkan traffic yang cukup banyak.
Kalau-kalau ada pertanyaan, bisa loh comment di postingan ini, atau kalau merasa yang admin tulis bermanfaat bisa juga like tulisan ini. Biar admin semangat nulisnya.
Salam hangat, sampai bertemu di artikel selanjutnya!
Referensi :
Inavoice Digital Voice-Over Agency : Cara Membuat Podcast Tayang di Spotify
RSS.com : How Do RSS Feeds Works
Datareportal.com : Digital Content Research
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI