Sudah dua puluh tahun aku menetap di Jakarta. Kota yang tidak pernah tidur ini kini sudah menjadi bagian dari hidupku. Awalnya, kedatanganku ke sini adalah untuk mencari pekerjaan dan mengadu nasib. Waktu berlalu, dan kini aku telah membangun kehidupan di sini: memiliki pekerjaan tetap, membentuk keluarga, dan merawat anak. Namun, meskipun telah menetap begitu lama, ada sesuatu yang selalu terasa kurang, sesuatu yang tidak pernah benar-benar bisa aku akrabi: kebisingan dan hiruk-pikuk kota.
Setiap hari, aku berangkat kerja dengan diiringi bisingnya suara knalpot kendaraan yang berseliweran di jalanan. Hiruk-pikuk kota besar dengan segala kepadatan dan polusinya telah menjadi bagian dari rutinitasku. Aku sering merasa kelelahan oleh ritme cepat hidup di Jakarta. Terkadang, aku merindukan udara segar, keheningan, dan hijau pepohonan yang sulit ditemukan di tengah gedung-gedung pencakar langit.
Hiburan termewah yang bisa kumiliki hanyalah ketika aku duduk merenung, menikmati pemandangan sederhana namun berharga: anakku bermain di taman. Tempat ini selalu menjadi pelarian kecilku, sebuah oasis di tengah kebisingan kota. Taman bermain ini bukan sekadar tempat bagi anakku untuk bermain, tapi juga sebuah tempat di mana aku bisa sejenak melarikan diri dari realitas kota yang melelahkan.
Setiap kali aku berada di taman ini, aku akan berjalan-jalan mengelilingi Community Lawn, merasakan sensasi segar dari rumput yang menginjak di bawah kakiku. Ada sesuatu yang menenangkan dari aktivitas sederhana ini. Aku akan duduk di bangku, mengamati anakku yang berlarian dengan penuh tawa di antara anak-anak lain. Melihat senyum lebar di wajahnya adalah kebahagiaan tersendiri bagiku.
Taman ini tidak besar, namun menawarkan keindahan yang menenangkan. Di Thematic Garden, aku selalu terpukau oleh berbagai tanaman dan bunga yang ditata dengan indah. Warna-warna cerah dan aroma segar tanaman selalu berhasil membawaku ke dunia lain, jauh dari hiruk-pikuk jalanan dan asap kendaraan. Ini adalah tempat di mana aku bisa merasakan kedamaian, meski hanya sejenak.
Setelah matahari mulai tenggelam dan langit berubah warna, aku akan berjalan menuju area lain di taman ini. Tebet Eco Park di malam hari adalah pemandangan yang menakjubkan. Lampu-lampu indah yang menghiasi taman menciptakan suasana yang magis. Sambil menunggu malam tiba, aku sering kali hanya duduk dan menatap langit malam yang jarang bisa terlihat jelas di Jakarta, namun di sini, di tengah taman, ada keindahan yang terselubung dalam gelap malam.
Setiap kunjungan ke taman ini selalu membawa perasaan yang sama: ketenangan dan kebahagiaan. Meskipun aku tidak bisa menikmati liburan mewah atau piknik ke tempat-tempat jauh, aku selalu merasa beruntung memiliki tempat seperti ini di dekat rumahku. Di sini, di tengah hiruk-pikuk kota yang tidak pernah henti, aku menemukan secercah ketenangan dan kebahagiaan yang sulit aku temukan di tempat lain.
Meski hidup di Jakarta sering kali melelahkan dan menuntut banyak hal, momen-momen seperti ini membuat semua kerja keras terasa layak. Dalam kesederhanaan taman ini, aku menemukan tempat untuk menyegarkan pikiran dan hati. Aku selalu kembali ke sini, untuk duduk, merenung, dan menikmati setiap hembusan angin yang membawa aroma rumput dan bunga. Inilah wisata mewah yang murah dan terjangkau bagiku, sebuah pelarian yang sederhana namun sangat berharga.
Taman ini mungkin bukan tempat yang besar atau spektakuler, namun bagi aku dan keluargaku, ini adalah tempat di mana kami bisa menikmati momen-momen kecil yang penuh makna. Di tengah kerasnya kehidupan kota, di sini, di taman kecil ini, kami menemukan kebahagiaan yang sederhana namun sejati. Dan di sinilah, aku selalu merasa benar-benar bisa bernapas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H