Suara itu terdengar lagi, "Baiklah, Nak. Ibu akan pergi, tapi ingatlah bahwa Ibu selalu menyayangimu. Setiap kali kamu merasakan bau tumis kangkung, itu adalah tanda kasih sayang Ibu untukmu."
Setelah itu, suasana di dapur kembali normal. Wajan di atas kompor berhenti bergerak dan tidak ada lagi bau harum tumis kangkung. Rani merasa lega, meski masih ada kesedihan dalam hatinya.
Sejak malam itu, Rani tidak pernah lagi mendengar suara berisik dari dapur. Namun, setiap kali ia merasa rindu pada ibunya, Rani akan memasak tumis kangkung. Bau dan rasa masakan itu selalu membuatnya merasa dekat dengan Bu Siti, mengingatkan pada kasih sayang yang tulus dari seorang ibu.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI