Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebatang Coklat

20 Juli 2024   13:50 Diperbarui: 20 Juli 2024   13:56 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.fimela.com/lifestyle/read/3755325/ini-dia-15-fakta-menarik-mengenai-cokelat-yang-wajib-kamu-ketahui-ladies

Arman anak cerdas, yang suka menghabiskan waktu sendirian. Teman-temannya di sekolah sering menganggapnya aneh karena ia jarang berbicara dan lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan, membaca buku favoritnya.

Suatu hari, saat istirahat, Arman duduk di bawah pohon besar itu sambil membaca. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, membuat suasana semakin tenang. Tanpa sengaja, sebuah bola melayang dan menghantam buku yang sedang dibacanya. Arman mengangkat kepala, menatap bola itu dengan ekspresi sedikit kesal. 

"Maafkan,yaa..!" suara anak perempuan berambut panjang dan tersenyum lebar berdiri di hadapannya. "Aku tidak sengaja," tambahnya sambil mengambil bola itu.

"Tidak apa-apa," jawab Arman singkat, menundukkan kepala lagi ke bukunya.

"Aku Bella, kamu Arman, kan?" kata gadis itu, masih dengan senyumnya.

Arman mengangguk tanpa berkata apa-apa. Bella duduk di samping Arman dan mulai bercerita tentang dirinya. Awalnya Arman merasa terganggu, tapi seiring berjalannya waktu, ia mulai menikmati kehadiran Bella yang ceria dan ramah.

Hari-hari berlalu, dan Bella terus menemani Arman setiap istirahat. Mereka menjadi teman dekat, meski Arman tetap saja lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Suatu hari, Bella membawa sebatang coklat dan memberikannya kepada Arman.

"Aku ingin memberikan ini sebagai tanda persahabatan kita," kata Bella sambil tersenyum.

Arman menerima coklat itu dengan ragu-ragu. "Terima kasih," ucapnya.

Hari itu, saat pulang ke rumah, Arman melihat coklat itu dan senyum kecil muncul di wajahnya. Ia merasa ada yang berbeda dalam hidupnya sejak Bella datang. Bella membuatnya merasa dihargai dan diterima, sesuatu yang jarang ia rasakan dari teman-temannya yang lain.

Semakin hari, hubungan mereka semakin erat. Bella selalu tahu bagaimana membuat Arman tersenyum. Sebatang coklat itu menjadi simbol persahabatan mereka yang tulus. Arman mulai membuka diri dan belajar untuk lebih percaya pada orang lain. 

Namun, suatu hari, Bella tidak datang ke sekolah. Arman merasa gelisah. Ia mencarinya ke seluruh penjuru sekolah, namun Bella tidak ditemukan. Hari-hari berikutnya pun Bella tidak muncul. Arman merasa kehilangan yang mendalam.

Saat sedang sendiri di bawah pohon tempat mereka biasa duduk, seorang guru mendekatinya. "Arman, apakah kamu tahu Bella sakit?" 

Arman terkejut, "Tidak, saya tidak tahu, Pak. Apa yang terjadi padanya?"

"Bella sakit keras dan sekarang dirawat di rumah sakit," jawab guru itu.

Tanpa berpikir panjang, Arman langsung pergi ke rumah sakit setelah pulang sekolah. Di sana, ia menemukan Bella terbaring lemah di tempat tidur, namun tetap dengan senyum yang sama. 

"Arman, kamu datang," kata Bella dengan suara pelan namun ceria. "Aku ingin memberitahumu bahwa aku sangat menghargai persahabatan kita. Kamu adalah teman terbaik yang pernah kumiliki."

Arman merasa air matanya mulai mengalir. "Bella, kamu juga teman terbaikku," jawabnya sambil menggenggam tangan Bella.

Hari-hari berlalu, dan kondisi Bella semakin memburuk. Arman selalu datang menjenguknya, membawa buku-buku dan menceritakan kisah-kisah menarik dari sekolah. Meskipun Bella semakin lemah, senyumnya selalu ada untuk Arman.

Suatu hari, saat Arman datang, Bella memberinya sebatang coklat lagi. "Ini untukmu, Arman. Aku tahu kamu menyukainya. Ingatlah aku setiap kali kamu memakannya," kata Bella dengan senyum yang lemah.

Arman menerima coklat itu dengan air mata yang berlinang. "Aku tidak akan pernah melupakanmu, Bella," bisiknya.

Bella meninggal beberapa hari kemudian. Arman sangat terpukul, namun ia tahu bahwa persahabatan mereka adalah anugerah terindah dalam hidupnya. Setiap kali Arman melihat coklat, ia teringat pada Bella dan senyumnya yang hangat. Sebatang coklat telah membuatnya terpikat, namun lebih dari itu, persahabatan tulus Bella telah mengubah hidup Arman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun