Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ku Taklukan Dunia Hitam

17 Juli 2024   16:47 Diperbarui: 17 Juli 2024   16:54 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tidak pernah tahu kapan tepatnya semua ini dimulai. Mungkin saat aku masih kecil, saat aku mulai tertarik pada hal-hal yang gelap dan misterius. Atau mungkin saat aku menemukan buku tua berdebu di loteng rumah nenek, yang penuh dengan simbol-simbol aneh dan bahasa yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. 

Buku itu, dengan sampul kulit yang sudah lapuk dan halaman-halaman yang menguning, memiliki daya tarik yang tidak bisa aku tolak. Aku membacanya dengan rakus, malam demi malam, dan setiap kali aku menutupnya, aku merasa ada sesuatu yang berubah dalam diriku. Dunia di sekitarku tidak lagi sama.

Aku mulai melihat bayangan di sudut-sudut ruangan, mendengar bisikan-bisikan aneh saat sendirian. Mimpi-mimpiku dipenuhi dengan sosok-sosok gelap yang membisikkan rahasia-rahasia kuno dan janji-janji kekuasaan yang tidak terbatas. Aku tahu, entah bagaimana, bahwa buku itu adalah kunci untuk membuka pintu ke dunia lain - dunia hitam yang penuh dengan kekuatan dan misteri.

Pada suatu malam yang sunyi, dengan bulan purnama yang menggantung rendah di langit, aku memutuskan untuk melakukan ritual yang telah aku pelajari dari buku itu. Aku menggambar lingkaran besar di lantai kamar dengan kapur putih, menyalakan lilin hitam di setiap sudutnya, dan mulai melantunkan mantra-mantra dalam bahasa kuno yang terdengar seperti gumaman dari kedalaman bumi.

Saat aku melantunkan kata-kata terakhir, angin dingin berhembus melalui ruangan, memadamkan lilin-lilin dan membuat bayangan-bayangan menari liar di dinding. Dalam kegelapan, aku merasakan kehadiran yang kuat dan menakutkan. Sosok itu muncul di tengah lingkaran, mata merahnya bersinar dengan kebencian dan kekuasaan.

“Siapa yang memanggilku?” suara sosok itu menggema dalam pikiranku.

“Aku, Aji,” jawabku dengan suara gemetar. “Aku ingin kekuatan untuk menguasai dunia hitam.”

Sosok itu tertawa, suara tawa yang dalam dan menghancurkan. “Apakah kau siap membayar harganya, Aji? Kekuasaan tidak datang tanpa pengorbanan.”

Aku mengangguk tanpa ragu. “Aku siap.”

Sosok itu mendekat, dan aku merasakan dingin yang menusuk saat tangannya yang berlapis kabut hitam menyentuh dahiku. Dunia di sekitarku berputar, dan aku merasakan tarikan kuat yang membawaku ke dalam kegelapan.

Aku terbangun di tempat yang berbeda. Dunia ini gelap dan suram, penuh dengan kabut hitam dan bayangan yang bergerak dengan sendirinya. Di kejauhan, aku melihat benteng besar yang menjulang tinggi, penuh dengan menara-menara dan dinding-dinding yang terlihat seperti terbuat dari kegelapan itu sendiri.

Aku tahu bahwa ini adalah dunia hitam yang telah aku impikan. Aku merasakan kekuatan baru mengalir dalam tubuhku, kekuatan yang memberiku kendali atas bayangan dan makhluk-makhluk gelap yang bersembunyi di sudut-sudut dunia ini.

Aku mulai memimpin pasukan makhluk-makhluk gelap, menaklukkan benteng demi benteng, hingga akhirnya aku berdiri di puncak kekuasaan dunia hitam. Tetapi dengan setiap kemenangan, aku merasa semakin kosong dan terasing. Dunia hitam yang dulu terlihat penuh dengan kemungkinan dan kekuatan kini terasa seperti penjara yang tak berujung.

Sosok yang dulu aku panggil muncul kembali di hadapanku, tertawa dengan suara yang sama menghancurkannya. “Apakah ini yang kau inginkan, Aji? Kekuasaan tanpa akhir, tetapi tanpa harapan dan kebahagiaan?”

Aku terdiam, menyadari bahwa harga yang aku bayar terlalu tinggi. Aku telah kehilangan diriku sendiri dalam kegelapan, dan tidak ada jalan kembali.

“Selamat datang di dunia hitam, Aji,” kata sosok itu sebelum menghilang, meninggalkanku sendirian di puncak kekuasaan yang kosong dan menakutkan. Aku terjebak dalam dunia yang aku ciptakan sendiri, tanpa harapan untuk kembali ke cahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun