Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kualat

16 Juli 2024   10:55 Diperbarui: 16 Juli 2024   10:57 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu, hujan turun dengan derasnya. Riko dan teman-temannya baru saja selesai dari pesta di rumah salah satu temannya. Dalam perjalanan pulang, mereka melewati sebuah makam tua yang terkenal angker. Hawa dingin dan suasana mencekam mengiringi langkah mereka.

"Bro, aku kebelet kencing. Aku kencing di sini aja ya," kata Riko sambil menunjuk ke makam tua itu. Teman-temannya tertawa dan tidak ada yang menghalangi.

Tanpa pikir panjang, Riko melangkah masuk ke area makam dan mencari tempat untuk buang air kecil. Saat sedang kencing, dia merasa ada yang mengawasinya, tapi dia mengabaikannya. Setelah selesai, dia kembali ke teman-temannya dan mereka melanjutkan perjalanan.

Keesokan paginya, Riko merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Alat kelaminnya membesar secara tidak wajar. Dia segera memeriksakan diri ke dokter, tapi dokter tidak menemukan penyebab medisnya. Hari demi hari, kelaminnya semakin membesar dan rasa sakitnya tidak tertahankan.

Riko kemudian dibawa ke berbagai dukun dan kyai. Mereka mencoba berbagai cara untuk menyembuhkannya, tapi tidak ada yang berhasil. Beberapa dukun muntah darah setelah mencoba mengobati Riko, sementara yang lainnya jatuh sakit dan meninggal tak lama kemudian. Teror dan penderitaan ini berlangsung selama tiga tahun.

Selama tiga tahun itu, hidup Riko berubah menjadi mimpi buruk. Dia sering mendengar suara-suara aneh dan melihat bayangan-bayangan yang menakutkan di sekitarnya. Malam hari menjadi waktu yang paling menakutkan bagi Riko, karena setiap kali dia mencoba tidur, dia merasa ada yang mencekiknya. Terkadang dia terbangun dengan bekas-bekas luka di tubuhnya, seperti dicakar oleh sesuatu yang tak kasat mata.

Riko dan keluarganya tidak tahu harus berbuat apa lagi. Mereka sudah meminta bantuan dari puluhan dukun dan kyai, tetapi tidak ada yang bisa mengatasi kutukan ini. Setiap usaha untuk mencari bantuan berakhir dengan kegagalan, dan penderitaan Riko semakin hari semakin parah.

Suatu malam, dalam keadaan yang sangat lemah, Riko bermimpi didatangi oleh seorang kakek tua berjubah putih. Kakek itu berkata, "Kamu telah menghina tempat yang suci. Hanya dengan meminta maaf kepada penunggu makam itu, kutukan ini bisa diangkat."

Riko terbangun dengan tubuh yang penuh keringat dingin. Dia menceritakan mimpinya kepada keluarganya, dan mereka memutuskan untuk mencoba cara itu sebagai upaya terakhir. Dengan bantuan beberapa orang, Riko dibawa kembali ke makam tua tempat dia kencing tiga tahun yang lalu.

Di sana, dengan susah payah, Riko memohon maaf dan memohon agar kutukan diangkat. Dia menangis dan meratap, berharap bahwa penunggu makam itu akan mengampuninya. Setelah beberapa saat, Riko merasa sedikit lega, seolah-olah ada beban yang terangkat dari pundaknya.

Namun, sayangnya, penderitaannya belum berakhir. Meski dia sudah meminta maaf, kutukan itu tidak hilang sepenuhnya. Malam itu, Riko merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya, dan dia mulai berteriak kesakitan. Keluarganya hanya bisa menatap dengan cemas, tidak tahu harus berbuat apa.

Saat malam semakin larut, Riko akhirnya kehilangan kesadaran. Dalam tidurnya yang terakhir, dia melihat kakek tua itu lagi. "Aku sudah mencoba memberimu kesempatan, tetapi dosa yang kau perbuat terlalu besar," kata kakek itu sebelum menghilang.

Pagi harinya, Riko ditemukan meninggal dalam keadaan yang mengenaskan. Tubuhnya kaku dengan wajah yang penuh ketakutan. Keluarganya menangis histeris melihat keadaan Riko yang begitu tragis. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menerima kenyataan pahit itu.

Berita tentang kematian Riko menyebar dengan cepat. Warga desa percaya bahwa itu adalah peringatan untuk tidak bermain-main dengan tempat-tempat yang dianggap suci dan angker. Makam tua itu semakin ditakuti dan dijauhi oleh siapa pun yang melintas di sekitarnya. Kisah Riko menjadi legenda yang terus diceritakan dari generasi ke generasi, mengingatkan semua orang akan menerima  konsekuensi dari tindakan yang tidak menghargai alam sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun