Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahagia menurut Nabi Muhammad SAW

11 Juli 2024   16:58 Diperbarui: 11 Juli 2024   17:01 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://muslim.or.id/59823-tanda-tanda-kebahagiaan-yang-sejati.html

Kebahagiaan adalah sesuatu yang dicari oleh setiap manusia. Namun, definisi kebahagiaan bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Dalam pandangan Islam, kebahagiaan memiliki makna yang mendalam dan terhubung erat dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Beliau memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana meraih kebahagiaan sejati yang tidak hanya bersifat sementara tetapi juga abadi.

1. Kebahagiaan dalam Ketaatan kepada Allah

Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai melalui ketaatan kepada Allah SWT. 

Dalam sebuah hadis, beliau bersabda, 

"Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya, Dia akan memahamkannya dalam agama." (HR. Bukhari). 

Ketaatan ini mencakup menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman.

2. Kebahagiaan dalam Shalat

Shalat adalah tiang agama dan sumber kebahagiaan bagi seorang Muslim. 

Nabi Muhammad SAW bersabda, 

"Dan dijadikan penyejuk hatiku dalam shalat." (HR. Ahmad). 

Shalat tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, meraih ketenangan hati, dan memperoleh kebahagiaan yang hakiki.

3. Kebahagiaan dalam Akhlak Mulia

Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya memiliki akhlak yang baik sebagai jalan menuju kebahagiaan. 

Nabi Muhammad SAW bersabda, 

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak ." (HR. Ahmad). 

Akhlak mulia mencakup sikap jujur, sabar, ikhlas, dan selalu berbuat baik kepada sesama. Dengan memiliki akhlak yang baik, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan karena merasa damai dengan dirinya sendiri dan mendapat cinta serta penghormatan dari orang lain.

4. Kebahagiaan dalam Sedekah

Memberikan sedekah atau membantu orang lain adalah salah satu cara untuk meraih kebahagiaan. 

Nabi Muhammad SAW bersabda, 

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Thabrani). 

Dengan bersedekah, seseorang tidak hanya membantu meringankan beban orang lain, tetapi juga merasakan kebahagiaan karena telah berbuat baik dan berbagi rezeki yang diberikan Allah SWT.

5. Kebahagiaan dalam Qana'ah (Rasa Cukup)

Rasa cukup atau qana'ah adalah kunci lain untuk mencapai kebahagiaan. 

Nabi Muhammad SAW bersabda, 

"Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta, tetapi kekayaan (yang sebenarnya) adalah kekayaan jiwa." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Dengan merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan tidak terlalu terobsesi dengan hal-hal duniawi, seseorang akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang sesungguhnya.

6. Kebahagiaan dalam Keluarga

Kebahagiaan juga bisa ditemukan dalam hubungan yang harmonis dengan keluarga. Nabi Muhammad SAW selalu mencontohkan bagaimana seharusnya seorang Muslim berinteraksi dengan keluarganya. 

Nabi Muhammad SAW bersabda, 

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi). 

Keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang menjadi sumber kebahagiaan yang tiada tara.

Kesimpulan

Bahagia menurut Nabi Muhammad SAW bukanlah kebahagiaan yang hanya bersifat sementara atau materialistik. 

Kebahagiaan sejati dalam Islam adalah kebahagiaan yang bersumber dari kedekatan dengan Allah SWT, ketaatan dalam menjalankan ajaran-Nya, memiliki akhlak yang mulia, berbuat baik kepada sesama, merasa cukup dengan apa yang dimiliki, dan menjaga hubungan yang harmonis dengan keluarga. 

Dengan mengikuti ajaran-ajaran ini, seorang Muslim dapat meraih kebahagiaan yang sejati dan abadi, baik di dunia maupun di akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun