Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sedarah, Batal Nikah

9 Juli 2024   12:22 Diperbarui: 9 Juli 2024   12:36 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://paragram.id/berita/tips-pacaran-ala-bulan-ramadhan-biar-tidak-mengganggu-ibadah-puasa-7967

Pada suatu pagi yang cerah di desa kecil di Jawa Tengah, hiduplah keluarga sederhana dengan dua anak kecil yang saling menyayangi, Rian dan Dini. Rian yang berusia tiga tahun dan Dini yang baru berusia satu tahun adalah anak dari pasangan Rudi dan Sari. Namun, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Bencana alam yang tak terduga memisahkan keluarga itu. Banjir bandang menghanyutkan rumah mereka, dan dalam kekacauan tersebut, Rian dan Dini terpisah dari orang tua mereka dan satu sama lain.

Rian ditemukan oleh pasangan tanpa anak yang tinggal di kota lain dan diadopsi dengan nama baru, Andi. Sementara itu, Dini diselamatkan oleh keluarga lain di desa tetangga dan diberi nama Maya. Seiring waktu, kenangan akan keluarga asli mereka perlahan-lahan memudar.

Bertahun-tahun kemudian, Andi tumbuh menjadi pria tampan dan cerdas yang bekerja sebagai insinyur. Sementara Maya menjadi wanita cantik dan penuh semangat yang bekerja sebagai guru. Suatu hari, takdir mempertemukan mereka dalam sebuah acara seminar pendidikan. Mata mereka bertemu, dan ada sesuatu yang tak terkatakan di antara mereka. Percakapan dimulai dengan hal-hal sepele, namun keduanya merasakan koneksi yang dalam dan tak terduga.

Pertemuan itu berlanjut menjadi hubungan yang serius. Mereka merasa menemukan belahan jiwa masing-masing dan segera memutuskan untuk menikah. Persiapan pernikahan dilakukan dengan cepat. Keluarga angkat mereka mendukung penuh keputusan tersebut, tanpa menyadari rahasia kelam yang menyelimuti hubungan mereka.

Hari pernikahan tiba dengan segala kemeriahan. Andi dan Maya berdiri di depan altar, dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman. Namun, saat upacara hendak dimulai, seorang wanita tua dengan wajah keriput dan mata yang tajam melangkah maju dari kerumunan. Dia adalah Ibu Sari, ibu kandung mereka, yang setelah bertahun-tahun mencari, akhirnya menemukan anak-anaknya.

Dengan suara yang gemetar, Sari menceritakan bagaimana dia kehilangan dua anaknya dalam banjir bandang bertahun-tahun lalu. Dia menunjukkan foto-foto lama yang memverifikasi kisahnya. Ruangan itu menjadi hening, dan semua mata tertuju pada Andi dan Maya yang terkejut dan bingung. Sari mengungkapkan bahwa Andi dan Maya adalah Rian dan Dini, anak-anak kandungnya yang hilang.

Air mata mengalir di wajah Maya dan Andi. Hati mereka hancur saat menyadari kenyataan pahit bahwa mereka adalah saudara kandung. Pernikahan yang mereka impikan tidak mungkin terjadi. Keluarga dan tamu yang hadir merasa ngeri sekaligus sedih dengan situasi tersebut.

Dalam kebingungan dan kesedihan, Andi dan Maya meninggalkan tempat upacara. Mereka berjalan ke sebuah taman yang sepi, berusaha memahami kenyataan baru mereka. Dengan air mata yang tak terhenti, mereka duduk di bangku taman dan saling menatap.

"Sekarang kita tahu yang sebenarnya, apa yang harus kita lakukan?" tanya Maya dengan suara patah.

"Kita harus menerima kenyataan ini, Maya. Sebagai saudara, bukan sebagai pasangan," jawab Andi dengan berat hati.

Waktu berlalu, dan Andi serta Maya belajar untuk menempatkan cinta mereka dalam konteks yang berbeda. Mereka tetap saling mendukung sebagai saudara, mengatasi trauma masa lalu dan merajut kembali hubungan keluarga yang telah lama hilang.

Perjalanan hidup mereka mungkin penuh dengan liku-liku dan kejutan, namun mereka menemukan kedamaian dalam kebenaran yang akhirnya terungkap. Keluarga mereka bersatu kembali, dan cinta yang mereka miliki berubah bentuk menjadi ikatan keluarga yang kuat dan tak tergoyahkan. Walaupun impian pernikahan mereka tak pernah terwujud, mereka menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan sebagai keluarga yang sejati.

https://bit.ly/KONGSIVolume1

Ig pulpen
Ig pulpen

Ig pulpen
Ig pulpen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun