Kehidupan di Kadipaten Panggung yang semula damai mulai berubah ketika Surobrojo, mantan Adipati Panggung yang digantikan oleh Aditya, merasa tidak puas dengan penunjukan tersebut. Meskipun Raja Hayam Wuruk telah memberikan gelar dan wilayah kepada Aditya sebagai penghargaan atas jasanya, Surobrojo merasa terhina dan tidak menerima keputusan tersebut. Dalam diam, ia mulai merencanakan teror untuk mengganggu kedamaian Kadipaten Panggung.
Surobrojo mulai mengirimkan ancaman dan melakukan teror di malam hari. Rumah-rumah penduduk dibakar, hewan ternak diracun, dan ladang-ladang dirusak. Rakyat Kadipaten Panggung mulai dicekam ketakutan. Mereka tidak tahu kapan dan di mana teror akan terjadi lagi. Aditya dan Ratih, yang selama ini berusaha keras membangun dan melindungi kadipaten, merasa prihatin melihat ketakutan yang melanda rakyat mereka.
Aditya segera mengadakan pertemuan dengan para prajurit dan tokoh masyarakat. "Kita tidak bisa membiarkan teror ini terus terjadi. Surobrojo harus dihadapi dengan tegas. Kita perlu meningkatkan keamanan dan melindungi rakyat kita," kata Aditya dengan suara penuh tekad.
Para prajurit dan tokoh masyarakat setuju dengan Aditya. Mereka mulai melakukan patroli malam, mengawasi setiap sudut desa, dan memastikan bahwa rakyat merasa aman. Namun, teror yang dilakukan oleh Surobrojo tidak mudah dihentikan. Ia memiliki pengikut setia yang siap melakukan apa saja untuk memenuhi perintahnya.
Suatu malam, teror mencapai puncaknya ketika rumah salah satu tokoh masyarakat terbakar habis. Beruntung tidak ada korban jiwa, namun kejadian ini semakin meningkatkan ketakutan di kalangan rakyat. Aditya dan Ratih merasa bahwa mereka harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar meningkatkan keamanan.
Ratih, dengan kecerdasan dan ketenangannya, memberikan usulan. "Aditya, mungkin kita bisa mencoba pendekatan yang berbeda. Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang rencana Surobrojo. Mungkin kita bisa menyusup ke dalam kelompoknya dan mencari informasi."
Aditya setuju dengan usulan Ratih. Ia mengirim beberapa prajurit terbaiknya untuk menyamar dan bergabung dengan kelompok Surobrojo. Dengan keberanian dan kecerdikan, mereka berhasil mendapatkan informasi penting tentang rencana-rencana Surobrojo.
Setelah mengetahui rencana teror yang lebih besar, Aditya memutuskan untuk menghadapi Surobrojo secara langsung. Ia mengirim pesan kepada Surobrojo, menantangnya untuk bertemu dan menyelesaikan masalah ini secara langsung.
Surobrojo, yang penuh dengan kebencian dan dendam, menerima tantangan tersebut. Ia yakin bahwa dengan kekuatannya, ia bisa mengalahkan Aditya dan merebut kembali posisinya sebagai Adipati Panggung.
Pertemuan diatur di sebuah tempat yang netral, jauh dari pemukiman penduduk. Aditya datang bersama para prajuritnya, sementara Surobrojo datang dengan pengikut setianya. Pertarungan yang tak terhindarkan pun terjadi.