Desa Wuluh, akan merayakan kebahagiaan pernikahan Ratih dan Aditya, selama 7 hari 7 malam. Namun, di puncak Gunung Mahameru, ada seorang pemuda yang sedang berlatih kesaktian di bawah bimbingan para leluhur dan guru spiritualnya. Pemuda itu adalah Kresna, anak dari Ki Jagasatru, yang mewarisi kekuatan ilmu ayahnya. Ketika mendengar kabar kematian Ki Jagasatru, Kresna marah dan akan membalas dendam.
"Ratih dan Aditya harus membayar atas kematian ayahku," gumam Kresna dengan penuh dendam. Ia turun dari puncak Mahameru dengan hati penuh amarah dan dendam.
Di Desa Wuluh, persiapan pernikahan Ratih dan Aditya mencapai puncaknya. Penduduk desa berkumpul, menyambut hari bahagia itu dengan suka cita. Ratih terlihat anggun dalam balutan kebaya, sementara Aditya tampak gagah dengan pakaian tradisionalnya. Mereka berdua tersenyum, bersyukur bahwa cinta mereka akhirnya mendapat restu.
Namun, saat upacara pernikahan berlangsung, langit tiba-tiba mendung dan angin kencang berhembus. Suasana berubah mencekam. Tanpa diduga, Kresna muncul dengan kekuatan sihir yang dahsyat. Ia melayangkan serangan mematikan kepada penduduk desa yang tak bersalah. Jeritan dan tangisan memenuhi udara saat Kresna menghancurkan segala yang ada di hadapannya.
"Keluar, Aditya! Hadapi aku, pengecut!" teriak Kresna dengan suara mengguntur. Sambil menyerang Ratih dan Aditya.
Aditya, yang terluka parah setelah melindungi Ratih dari serangan Kresna, berusaha bangkit. Namun, tubuhnya terlalu lemah. Ratih, yang melihat suaminya dalam bahaya, mencoba melawan Kresna dengan keris sakti yang pernah ia gunakan melawan Ki Jagasatru. Namun, kekuatan Kresna terlalu besar.
Kresna berhasil menangkap Ratih dan menahannya. "Kau akan membayar mahal untuk apa yang telah kau lakukan kepada ayahku," desis Kresna dengan mata penuh kebencian.
Desa Wuluh dibumihanguskan, penduduknya dibunuh tanpa ampun. Aditya, yang terluka parah, berhasil bersembunyi di balik reruntuhan dengan sisa-sisa tenaganya. Ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri kehancuran desa Wuluh dan penculikan Ratih.
Kresna membawa Ratih ke markasnya di puncak Gunung Mahameru. Di sana, ia mengurung Ratih dalam sebuah gua dengan penjagaan ketat. Ratih yang terluka dan kelelahan, tetap memiliki semangat untuk melawan. "Kau tidak akan menang, Kresna. Cinta kami lebih kuat dari dendammu."
Sementara itu, Aditya yang selamat dari serangan Kresna, merangkak keluar dari persembunyian dan berusaha mencari bantuan. Ia menemui Demang Wira yang terluka namun selamat. "Kita harus menyelamatkan Ratih dan mengalahkan Kresna," kata Aditya dengan suara serak.
Demang Wira, yang penuh dengan kemarahan dan rasa bersalah, memutuskan untuk menggunakan semua kekuatan yang dimilikinya. Mereka mengumpulkan sisa-sisa prajurit yang selamat dan berangkat menuju Gunung Mahameru.
Dalam perjalanan, Aditya merenungi kesalahannya. "Ini semua terjadi karena aku terlalu percaya pada kekuatan sihir. Aku harus mengandalkan keberanian dan kebijaksanaan."
Setibanya di Gunung Mahameru, Aditya dan Demang Wira dihadang oleh pasukan Kresna. Pertempuran sengit pun terjadi. Dengan keberanian dan strategi yang matang, mereka berhasil menembus pertahanan Kresna. Namun, Kresna sudah menunggu mereka dengan kekuatan sihir yang siap menghancurkan.
"Aditya, kau tidak akan pernah menang melawan kekuatan sihir yang diwariskan ayahku," ejek Kresna.
Aditya, dengan tekad yang bulat, menghadapi Kresna. Pertarungan mereka berlangsung dengan sengit. Kresna menggunakan semua kekuatan sihirnya, namun Aditya dengan kecerdasan dan keberaniannya berhasil mengimbangi. Sementara itu, Demang Wira berhasil menemukan dan membebaskan Ratih.
Dalam momen kritis, Aditya menggunakan keris sakti yang diberikan Ratih. Ia mengingat ajaran Demang Wira dan mantra leluhur yang pernah diajarkan. Dengan satu serangan yang penuh dengan kepercayaan dan cinta, Aditya berhasil mengalahkan Kresna. Kekuatan sihir Kresna lenyap, dan ia jatuh ke tanah dengan luka parah.
"Maafkan aku, ayah," bisik Kresna sebelum menghembuskan nafas terakhir.
Ratih dan Aditya, yang terluka namun selamat, berpelukan erat. "Kita telah melalui banyak hal, tapi cinta kita lebih kuat dari semua ini," kata Aditya dengan suara lirih.
Demang Wira, dengan rasa bangga dan haru, merestui cinta mereka sekali lagi. "Kalian berdua telah menunjukkan bahwa cinta sejati dapat mengalahkan kebencian dan dendam."
Desa Wuluh yang hancur mulai dibangun kembali. Penduduk yang selamat bekerja sama untuk mengembalikan desa mereka seperti semula. Ratih dan Aditya, dengan pengalaman dan cinta yang semakin kuat, menjadi pemimpin yang dihormati dan dicintai. Mereka tidak hanya membangun kembali desa, tetapi juga mengajarkan pentingnya keberanian, kejujuran, dan cinta sejati kepada generasi berikutnya.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H