Jakarta, kota yang tak pernah tidur, gemerlap lampu dan hiruk-pikuk kendaraan seolah menyamarkan kegelapan malam yang menyelimuti sebuah keluarga kaya raya. Aditya Santoso, seorang pengusaha sukses, hidup bersama istri dan putrinya yang cantik, Amanda. Meski kehidupan mereka tampak sempurna, ada celah yang tak terlihat, dan di situlah kisah ini dimulai.
Pada suatu pagi yang biasa, ketika Aditya berangkat kerja dan Amanda pergi ke sekolah, tidak ada yang menyangka bahwa hari itu akan berubah menjadi mimpi buruk. Pada sore hari, ketika Amanda seharusnya pulang dari sekolah, ia tak kunjung muncul. Telepon dari sekolah mengabarkan bahwa Amanda sudah dijemput, tetapi bukan oleh keluarganya.
Aditya panik, langsung melaporkan kejadian ini ke polisi. Kecemasan dan ketidakpastian merayap ke dalam rumah besar mereka. Istrinya, Maya, tampak terpukul dan tak henti-hentinya menangis. Namun, di balik tangisannya, ada sesuatu yang ganjil.
Beberapa jam kemudian, telepon rumah Aditya berdering. Suara berat dan terdistorsi di ujung sana mengabarkan bahwa Amanda berada dalam cengkeraman penculik. Sang penculik meminta tebusan sebesar lima milyar rupiah jika ingin melihat putrinya kembali dengan selamat.
Aditya yang putus asa mengikuti instruksi sang penculik. Ia mengumpulkan uang dalam waktu yang ditentukan dan siap untuk menyerahkannya. Polisi yang terlibat dalam penyelidikan ini mencoba melacak panggilan tersebut, tetapi upaya mereka selalu berujung buntu.
Di tengah kepanikan dan kecemasan itu, polisi mencurigai ada yang tidak beres dengan Maya. Gerak-geriknya yang cenderung tenang meski di permukaan terlihat panik, membuat mereka mempertajam penyelidikan. Melalui penyelidikan yang intensif dan observasi, akhirnya mereka menemukan petunjuk yang mengarah pada kebenaran yang mengejutkan.
Dalam sebuah operasi penyergapan yang direncanakan dengan cermat, polisi berhasil melacak keberadaan Amanda di sebuah rumah kosong di pinggiran kota. Ketika mereka menyerbu masuk, pemandangan yang mereka temukan sangat mengejutkan: Amanda terikat di kursi, dan di depannya, berdiri Maya dengan senyuman aneh di wajahnya.
"Maya! Apa yang kamu lakukan?" teriak Aditya yang mengikuti polisi ke tempat kejadian.
Dengan tenang, Maya menjawab, "Aku hanya ingin perhatianmu, Aditya. Selama ini kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, dan aku merasa diabaikan. Aku ingin kamu melihat betapa berharganya kami."
Aditya terdiam. Ia tidak percaya bahwa istrinya bisa melakukan hal sekejam itu hanya untuk menarik perhatiannya. Polisi segera menangkap Maya dan membebaskan Amanda yang ketakutan.