Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jaring Laba-Laba

4 Juli 2024   10:29 Diperbarui: 4 Juli 2024   13:07 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, kota yang tak pernah tidur, gemerlap lampu dan hiruk-pikuk kendaraan seolah menyamarkan kegelapan malam yang menyelimuti sebuah keluarga kaya raya. Aditya Santoso, seorang pengusaha sukses, hidup bersama istri dan putrinya yang cantik, Amanda. Meski kehidupan mereka tampak sempurna, ada celah yang tak terlihat, dan di situlah kisah ini dimulai.

Pada suatu pagi yang biasa, ketika Aditya berangkat kerja dan Amanda pergi ke sekolah, tidak ada yang menyangka bahwa hari itu akan berubah menjadi mimpi buruk. Pada sore hari, ketika Amanda seharusnya pulang dari sekolah, ia tak kunjung muncul. Telepon dari sekolah mengabarkan bahwa Amanda sudah dijemput, tetapi bukan oleh keluarganya.

Aditya panik, langsung melaporkan kejadian ini ke polisi. Kecemasan dan ketidakpastian merayap ke dalam rumah besar mereka. Istrinya, Maya, tampak terpukul dan tak henti-hentinya menangis. Namun, di balik tangisannya, ada sesuatu yang ganjil.

Beberapa jam kemudian, telepon rumah Aditya berdering. Suara berat dan terdistorsi di ujung sana mengabarkan bahwa Amanda berada dalam cengkeraman penculik. Sang penculik meminta tebusan sebesar lima milyar rupiah jika ingin melihat putrinya kembali dengan selamat.

Aditya yang putus asa mengikuti instruksi sang penculik. Ia mengumpulkan uang dalam waktu yang ditentukan dan siap untuk menyerahkannya. Polisi yang terlibat dalam penyelidikan ini mencoba melacak panggilan tersebut, tetapi upaya mereka selalu berujung buntu.

Di tengah kepanikan dan kecemasan itu, polisi mencurigai ada yang tidak beres dengan Maya. Gerak-geriknya yang cenderung tenang meski di permukaan terlihat panik, membuat mereka mempertajam penyelidikan. Melalui penyelidikan yang intensif dan observasi, akhirnya mereka menemukan petunjuk yang mengarah pada kebenaran yang mengejutkan.

Dalam sebuah operasi penyergapan yang direncanakan dengan cermat, polisi berhasil melacak keberadaan Amanda di sebuah rumah kosong di pinggiran kota. Ketika mereka menyerbu masuk, pemandangan yang mereka temukan sangat mengejutkan: Amanda terikat di kursi, dan di depannya, berdiri Maya dengan senyuman aneh di wajahnya.

"Maya! Apa yang kamu lakukan?" teriak Aditya yang mengikuti polisi ke tempat kejadian.

Dengan tenang, Maya menjawab, "Aku hanya ingin perhatianmu, Aditya. Selama ini kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, dan aku merasa diabaikan. Aku ingin kamu melihat betapa berharganya kami."

Aditya terdiam. Ia tidak percaya bahwa istrinya bisa melakukan hal sekejam itu hanya untuk menarik perhatiannya. Polisi segera menangkap Maya dan membebaskan Amanda yang ketakutan.

Setelah peristiwa itu, Aditya menyadari bahwa ada kekosongan besar dalam hidupnya yang tidak pernah ia sadari. Ia terlalu fokus pada pekerjaan dan lupa bahwa keluarga juga membutuhkan perhatiannya. Namun, harga yang harus ia bayar sangat mahal. Istrinya ditangkap, dan putrinya mengalami trauma yang mendalam.

Kisah ini berakhir dengan pelajaran berharga bagi Aditya. Ia berjanji untuk lebih memperhatikan keluarganya dan memastikan bahwa mereka selalu merasa dicintai dan dihargai. Rumah yang pernah menjadi sarang bahagia kini harus dibangun kembali dari awal, dengan harapan bahwa jaring laba-laba yang pernah menjebak mereka bisa dibersihkan untuk selamanya.

Seperti jaring laba-laba yang rumit, kehidupan Aditya penuh dengan liku-liku yang tak terduga. Namun, dari kesulitan ini, ia belajar untuk lebih menghargai hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Polisi menutup kasus ini dengan perasaan campur aduk, mengetahui bahwa meskipun keadilan telah ditegakkan, bekas luka di hati keluarga ini mungkin tidak akan pernah benar-benar sembuh.

jakarta 4Juli2024

https://bit.ly/KONGSIVolume1

IG : Pulpen
IG : Pulpen

IG : Pulpen
IG : Pulpen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun