Di antara senyum pagi yang hangat,
Terselip manis senyummu gadis berkepang dua.
Mata beningmu seperti bintang timur yang terpaut,
Menghidupkan mimpi dalam malamku yang sepi.
Langkahmu ringan seperti angin menyapa,
Menyusuri jalan penuh harapan dan cerita.
Aku terpesona dalam detik yang membeku,
Memandangmu dalam senja yang merah merona.
Rambutmu berkepang dua, mengingatkan nostalgia,
Kisah cinta remaja di taman sekolah.
Oh, betapa hatiku ingin menggapaimu,
Dalam balutan perasaan yang tak terbendung.
Setiap helai rambutmu menari,
Mengundang rinduku yang tertahan.
Aku terjebak dalam tatapan mata cerahmu,
Mencari jawaban dalam bisikan angin.
Kau seperti puisi yang hidup,
Dalam setiap bait kehidupan yang kupuja.
Aku jatuh cinta dalam kesederhanaanmu,
Dalam senyuman manis yang memikat hatiku.
Bagaimana bisa aku menolak pesonamu,
Saat kau hadir dengan sejuta keindahan.
Hatiku berdebar seiring langkahmu mendekat,
Seakan dunia berhenti untuk kita berdua.
Kacamata tebal menghiasi wajah manismu,
Menambah pesona dalam setiap tatapanmu.
Aku jatuh cinta pada ketulusan yang kau bawa,
Dalam kerendahan hati yang menyentuh jiwa.
Warna senja tak lagi sama tanpamu,
Hanya ada kerinduan yang menggantung di langit.
Aku menunggu dalam hening yang panjang,
Menanti hadirmu menyapa hariku yang sunyi.
Ada harapan dalam setiap tatapanmu,
Menyemai benih cinta dalam dadaku.
Aku terbuai dalam keindahanmu,
Mengisi hari-hariku dengan kebahagiaan.
Kepang dua rambutmu menjadi penanda,
Kisah cinta yang tertulis dalam hati.
Aku jatuh cinta pada gadis manis berkepang dua dan berkacamata tebal,
Dalam setiap helai rambutmu yang menari.
Semoga kita terus bersama,
Dalam kisah cinta yang abadi.
Aku dan kau, dalam satu impian,
Mewujudkan cinta dalam setiap kepangan.
