Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Surat Terakhir Buat Dunia

30 Juni 2024   13:18 Diperbarui: 30 Juni 2024   13:21 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menulis ini dalam kesunyian malam, ditemani hanya oleh bisingnya detak jarum jam yang seolah-olah ikut menghitung waktu yang tersisa. Surat ini mungkin takkan pernah sampai pada siapa pun, tapi aku berharap setidaknya jejak perasaanku tercatat di dunia yang terlalu sibuk untuk peduli.

Kepada Dunia yang Tak Pernah Mengerti,

Aku tidak pernah membayangkan bahwa pada akhirnya, aku akan menulis surat seperti ini. Surat terakhir untuk dunia yang telah melecehkanku, mencampakkanku seperti sampah yang tak berharga. Dunia yang menolakku saat aku menawarkan kebaikan, dan menginjakku ketika aku mencoba berdiri.

Sejak kecil, aku selalu berusaha menjadi anak yang baik, menjadi orang yang diinginkan semua orang. Aku belajar dengan giat, berusaha mendapatkan nilai terbaik, berharap dengan cara itu aku bisa mendapatkan cinta dan pengakuan. Tapi dunia selalu punya cara untuk menghancurkan impianku. 

Guru-guru yang seharusnya mendidik malah lebih sering mengabaikanku, teman-teman yang seharusnya menjadi saudara malah menjadikanku bahan cemoohan. Aku selalu menjadi yang terakhir dipilih dalam setiap permainan, selalu menjadi yang pertama disalahkan dalam setiap masalah.

Ketika aku beranjak dewasa, aku berpikir mungkin dunia akan berubah, mungkin kehidupan akan lebih baik. Tapi dunia tetap saja dunia. Pekerjaan yang aku impikan tak pernah datang, dan yang ada hanya penolakan demi penolakan. Orang-orang menganggapku aneh, menganggapku tak layak. Aku selalu berusaha lebih keras, bekerja lebih giat, tapi tetap saja aku tak pernah cukup.

Aku pernah mencoba mencintai, tapi cinta juga tak berpihak padaku. Seseorang yang pernah aku cintai lebih memilih pergi dengan yang lain, meninggalkanku dengan hati yang hancur. Bagaimana mungkin dunia begitu kejam, padahal aku hanya ingin dicintai dan mencintai? Aku tidak meminta banyak, hanya sedikit kebahagiaan, sedikit penerimaan. Tapi dunia selalu punya cara untuk menunjukkan betapa tak berharga diriku.

Aku masih ingat saat aku mencoba mencari makna dalam setiap kebencian yang aku terima, dalam setiap penghinaan yang dilemparkan padaku. Aku mencari jawabannya di dalam buku-buku, di dalam doa-doa. Tapi semakin aku mencari, semakin aku tersesat dalam kegelapan. Dunia ini terlalu bising, terlalu penuh dengan kebencian dan ketidakpedulian. Aku berteriak, tapi tak ada yang mendengar. Aku menangis, tapi air mataku hanya mengalir sia-sia.

Dunia, aku lelah. Lelah menjadi boneka yang kau mainkan, lelah menjadi sasaran dari kebencianmu. Aku telah berusaha sebaik mungkin untuk bertahan, untuk melawan semua rintangan yang kau berikan. Tapi sekarang aku tahu, aku tidak akan pernah menang. Dunia ini terlalu besar, terlalu kuat untukku. Aku hanyalah manusia kecil yang terlupakan, seorang individu yang tenggelam dalam lautan manusia lain yang lebih dianggap.

Surat ini mungkin takkan pernah dibaca, tapi aku berharap setidaknya dunia tahu bahwa aku pernah ada. Bahwa di suatu sudut yang gelap, pernah ada seseorang yang berjuang melawan arus, yang berusaha mencari tempatnya dalam dunia yang tak pernah peduli. Dan mungkin, suatu hari nanti, dunia akan berubah. Mungkin akan ada orang lain yang menemukan surat ini dan merasa bahwa mereka tidak sendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun