"Tapi ini urusan kami. Ini internal sekolah kami, dan kami tidak akan membiarkan kekerasan terjadi di sini," kata Riana dengan tegas.
Akhirnya, Arief dan gengnya mundur, meninggalkan Haryono dan teman-temannya yang terluka.
Setelah perkelahian berakhir, Catur dan Riana membantu Hans dan teman-temannya berdiri. Mereka membawa Haryono cs ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
"Kita minta maaf atas kejadian ini. Kita seharusnya tidak membiarkan hal ini terjadi," kata Catur.
Hans mengangguk. "Kita juga minta maaf. Haryono tidak seharusnya meledek Atun. Walau hanya bercanda kita tetap minta maaf kalau atau bebar - benar tersinggung dan marah."
Setelah kejadian tersebut, Hans dan teman-temannya berusaha untuk lebih menghargai perasaan orang lain. Mereka menyadari bahwa lelucon yang tidak pada tempatnya bisa berakibat fatal.
Meskipun kejadian tersebut meninggalkan luka, baik fisik maupun emosional, semua pihak belajar untuk lebih memahami dan menghargai satu sama lain. Hans, Haryono, Sigit, Ipung, dan Dani mulai lebih berhati-hati dalam bercanda, sedangkan Catur, Riana, dan Atun semakin menghargai keberanian dan kejujuran Hans dalam menyelesaikan masalah.
Mereka menyadari bahwa persahabatan dan saling menghormati adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai di sekolah. Kejadian tersebut menjadi pelajaran berharga bagi mereka semua.
Semarang 1985