Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Seri Petualangan Hans: Guru Genit

28 Juni 2024   19:02 Diperbarui: 28 Juni 2024   19:41 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Cinta Yang Tak Terjangkau dalam Hayalan " 

Setelah masalah dengan Dani selesai, Hans melanjutkan kehidupannya di sekolah dengan lebih tenang. Kini, Hans semakin dekat dengan tiga cewek, yaitu Ariani, Astrid, dan Anggraeni (Ani). Meskipun Hans kadang memikirkan mereka, ia berusaha tetap fokus pada pelajaran dan kegiatan sekolah lainnya.

Kelas 2 membawa perubahan besar dengan hadirnya guru baru untuk mata pelajaran Fisika dan Bumi Antariksa. Bu Yanti adalah seorang guru yang sudah berumur, namun tetap cantik dan genit. Bu Yanti selalu mengenakan kacamata yang menambah pesona intelektualnya. tapi sayang hingga umur mencapai 35 tahun dia belum bersuami pula.

Sejak hari pertama mengajar, Bu Yanti sudah menunjukkan perhatian lebih kepada Hans. Ia sering mengajukan pertanyaan kepada Hans, memintanya untuk mengerjakan soal di depan kelas, dan memberikan pujian berlebihan. Hans pun seolah olah juga memberikan sinyal sukanya 

"Hans, kamu memang pintar sekali. Bisa kamu bantu Bu Yanti untuk menjelaskan materi ini ke teman-temanmu?" kata Bu Yanti sambil tersenyum genit.

Hans merasa sedikit tidak nyaman, tetapi ia tetap berusaha menjalankan tugasnya dengan baik. 

Suatu hari, Bu Yanti memanggil Hans setelah jam pelajaran berakhir. "Hans, saya lihat kamu sangat berbakat di bidang fisika. Bagaimana kalau kamu ikut les tambahan di kost saya? Saya bisa memberikan bimbingan lebih intensif."

Hans merasa ragu, tetapi tidak ingin mengecewakan gurunya. "Baik, Bu. Kapan saya bisa mulai?"

"Besok sore, jam lima. Ini alamatnya," kata Bu Yanti sambil menyerahkan secarik kertas kepada Hans.

Keesokan harinya, Hans datang ke kost Bu Yanti dengan perasaan campur aduk. Ia mengetuk pintu dan Bu Yanti menyambutnya dengan senyuman lebar.

"Masuk, Hans. Kamu tepat waktu," kata Bu Yanti dengan nada manis. Hans mengikuti Bu Yanti masuk ke ruang tamu yang rapi dan nyaman.

Mereka mulai belajar, tetapi Hans segera menyadari bahwa Bu Yanti lebih banyak bercanda dan menggoda daripada mengajar. "Hans, kamu pintar sekali. Mungkin kamu bisa mengajari saya sesuatu," kata Bu Yanti sambil mendekatkan wajahnya ke arah Hans.

Hans merasa semakin tidak nyaman. "Bu Yanti, saya rasa kita sebaiknya fokus pada materi pelajaran," kata Hans dengan sopan.

Bu Yanti tertawa kecil. "Ah, kamu ini serius sekali. Baiklah, kita lanjutkan pelajarannya."

Selama les, Bu Yanti terus mengerjai Hans dengan berbagai cara. Ia meminta Hans untuk mengambil buku dari rak yang tinggi, lalu berpura-pura menjatuhkan sesuatu agar Hans membantunya memungutnya. Setiap kali, Bu Yanti mendekati Hans dengan alasan yang berbeda-beda, membuat Hans semakin gelisah.

Akhirnya, les berakhir dan Hans merasa lega bisa meninggalkan kost Bu Yanti. Saat kembali ke rumah, Hans merenungkan kejadian tersebut dan merasa bahwa ia harus berhati-hati dalam berurusan dengan Bu Yanti di masa depan.

Keesokan harinya, Hans menceritakan pengalamannya kepada Dani, Sigit, Ipung dan Haryono. Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan merasa prihatin dengan situasi yang dialami Hans. sikat aja bro..kata haryono sambil cengengesan. iya..lah itung itung icip icip barang lama, timpal Dani. Saya jadi pingin nih...kata Dani dan Ipung hampir bersamaan.

Mereka pun tertawa karena menganggap masalah Hans adalah masalah yang harusnya disyukuri bukanya ditolak....dan diam dan pergi meninggalkan mereka yang tertawa riang karena kasus si Hans.

Pada pelajaran berikutnya, setelah kelas usai, Hans menghampiri Bu Yanti. "Bu Yanti, saya ingin bicara sebentar," kata Hans dengan sopan.

"Tentu, Hans. Ada apa?" tanya Bu Yanti dengan senyuman genit.

"Saya merasa tidak nyaman dengan cara Bu Yanti bersikap kepada saya. Saya ingin kita fokus pada pelajaran dan menjaga profesionalitas," kata Hans dengan tegas.

Bu Yanti terkejut mendengar kata-kata Hans, tetapi ia mengangguk pelan. "Baiklah, Hans. Saya mengerti. Terima kasih sudah jujur."

Setelah percakapan itu, Bu Yanti mulai menjaga jarak dan bersikap lebih profesional dalam mengajar. Hans merasa lega dan bisa fokus kembali pada pelajaran dan kegiatan sekolah. 

Meskipun Hans kadang memikirkan perasaannya terhadap ketiga cewek tersebut juga bu yanti, ia berusaha menjalani kehidupannya dengan sebaik mungkin. Sekarang sudah siap 4 cewek yang menunggu si Hans. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun