Mereka mulai belajar, tetapi Hans segera menyadari bahwa Bu Yanti lebih banyak bercanda dan menggoda daripada mengajar. "Hans, kamu pintar sekali. Mungkin kamu bisa mengajari saya sesuatu," kata Bu Yanti sambil mendekatkan wajahnya ke arah Hans.
Hans merasa semakin tidak nyaman. "Bu Yanti, saya rasa kita sebaiknya fokus pada materi pelajaran," kata Hans dengan sopan.
Bu Yanti tertawa kecil. "Ah, kamu ini serius sekali. Baiklah, kita lanjutkan pelajarannya."
Selama les, Bu Yanti terus mengerjai Hans dengan berbagai cara. Ia meminta Hans untuk mengambil buku dari rak yang tinggi, lalu berpura-pura menjatuhkan sesuatu agar Hans membantunya memungutnya. Setiap kali, Bu Yanti mendekati Hans dengan alasan yang berbeda-beda, membuat Hans semakin gelisah.
Akhirnya, les berakhir dan Hans merasa lega bisa meninggalkan kost Bu Yanti. Saat kembali ke rumah, Hans merenungkan kejadian tersebut dan merasa bahwa ia harus berhati-hati dalam berurusan dengan Bu Yanti di masa depan.
Keesokan harinya, Hans menceritakan pengalamannya kepada Dani, Sigit, Ipung dan Haryono. Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan merasa prihatin dengan situasi yang dialami Hans. sikat aja bro..kata haryono sambil cengengesan. iya..lah itung itung icip icip barang lama, timpal Dani. Saya jadi pingin nih...kata Dani dan Ipung hampir bersamaan.
Mereka pun tertawa karena menganggap masalah Hans adalah masalah yang harusnya disyukuri bukanya ditolak....dan diam dan pergi meninggalkan mereka yang tertawa riang karena kasus si Hans.
Pada pelajaran berikutnya, setelah kelas usai, Hans menghampiri Bu Yanti. "Bu Yanti, saya ingin bicara sebentar," kata Hans dengan sopan.
"Tentu, Hans. Ada apa?" tanya Bu Yanti dengan senyuman genit.
"Saya merasa tidak nyaman dengan cara Bu Yanti bersikap kepada saya. Saya ingin kita fokus pada pelajaran dan menjaga profesionalitas," kata Hans dengan tegas.
Bu Yanti terkejut mendengar kata-kata Hans, tetapi ia mengangguk pelan. "Baiklah, Hans. Saya mengerti. Terima kasih sudah jujur."