Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DP
INASTIANING DYAS DP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku Jadi Budak Jin

28 Juni 2024   09:55 Diperbarui: 28 Juni 2024   10:37 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.harianmerapi.com/kearifan/pr-404424337/kembang-laruk-bagian-27-setelah-tersesat-di-alam-jin-selama-2-hari-akhirnya-riski-bisa-kembali


Dalam gelapnya malam, aku berjalan tanpa tujuan di sekitar Monas. Hati dan pikiranku dilanda depresi yang tak tertahankan. Keluarga, pekerjaan, dan cinta semuanya terasa hancur berantakan. Langkah kakiku terasa berat, seakan dunia ini tidak lagi memiliki arti.

Di tengah-tengah keremangan itu, aku melihat sosok perempuan berdiri di dekat pohon besar. Wajahnya cantik, namun ada aura misterius yang mengelilinginya. Dia tersenyum lembut dan melambai kepadaku. Tanpa sadar, kakiku melangkah mendekatinya.

"Siapa kamu?" tanyaku dengan suara bergetar.

"Aku adalah penghuni Monas, namaku Ratu Jin," jawabnya dengan suara lembut namun menggema di telingaku.

Sejak pertemuan malam itu, hidupku berubah total. Ratu Jin menjadi penolong dan teman bicara yang selalu ada untukku. Setiap kali aku merasa sedih atau tertekan, dia datang menghiburku dengan kisah-kisah menakjubkan dari alam jin.

Dia tidak hanya menjadi pendengar yang baik, tetapi juga mulai memenuhi kebutuhanku. Uang, makanan, dan segala hal yang aku perlukan selalu ada tepat waktu. Perlahan tapi pasti, depresiku mulai sirna dan hidupku menjadi lebih baik.


Suatu malam, Ratu Jin membawaku ke dalam dunia yang berbeda. Dalam dunia itu, dia memperkenalkanku pada ilmu pengobatan yang luar biasa. "Dengan ilmu ini, kamu bisa menyembuhkan banyak orang," katanya.

Aku mulai belajar dengan tekun, mempelajari setiap detail dari ilmu yang diajarkan. Tidak butuh waktu lama sebelum aku membuka praktek pengobatan. Pasien mulai berdatangan, dan keajaiban-keajaiban yang aku lakukan membuat namaku terkenal. Kekayaan pun mengalir deras, dan aku menjadi orang kaya raya.

Kehidupanku semakin sempurna ketika Ratu Jin mengajakku menikah. Aku, manusia biasa, menikah dengan jin. Pernikahan kami diadakan dalam dunia jin, dengan segala kemegahan dan keindahan yang tak bisa dibayangkan oleh manusia.

Namun, ada satu syarat yang harus aku penuhi. Aku harus melayani Ratu Jin lima kali sehari. Awalnya, aku tidak merasa keberatan. Bagiku, itu adalah harga kecil yang harus dibayar untuk kehidupan yang penuh berkah.

Seiring berjalannya waktu, pelayanan itu mulai menguras tenagaku. Lima kali sehari melayani Ratu Jin membuat tubuhku semakin lemah. Aku sering merasa kelelahan, dan kondisi kesehatanku semakin menurun.

Pasien-pasienku masih berdatangan, tapi aku tidak lagi sekuat dulu. Kekayaanku masih ada, tapi kebahagiaan mulai menjauh. Ratu Jin tetap penuh cinta, namun aku merasa terjebak dalam rutinitas yang melelahkan.

Hari-hariku berlalu dengan cepat. Pelayanan lima kali sehari semakin tak tertahankan. Aku mulai merasakan sakit yang luar biasa. Tubuhku melemah, dan jiwaku semakin rapuh.

Suatu hari, aku tidak bisa bangun dari tempat tidur. Nafasku tersengal, dan dunia mulai terasa gelap. Ratu Jin datang, wajahnya penuh kesedihan. "Maafkan aku," bisiknya. "Aku tidak bisa membiarkanmu pergi."

Aku meninggal dunia dengan penuh penderitaan. Tapi itu bukan akhir dari segalanya. Jiwaku ditangkap dan dibawa ke alam jin. Di sana, aku menjadi tawanan, diperbudak dan dipaksa melayani Ratu Jin dan kawanannya.

Hidup di alam jin adalah siksaan yang tak berujung. Tidak ada siang atau malam, hanya penderitaan tanpa akhir. Aku berusaha melawan, tapi kekuatan mereka terlalu besar. Aku hanyalah manusia yang lemah di hadapan kekuatan jin.

Di alam jin, waktu berlalu dengan cara yang berbeda. Tidak ada hari atau tahun, hanya kekekalan yang menyakitkan. Aku menjadi tawanan, diperbudak hingga akhir zaman. Semua kebahagiaan dan kekayaan yang pernah aku miliki di dunia manusia tidak berarti lagi.

Aku hanya bisa berharap, suatu hari nanti, ada yang bisa membebaskanku dari penderitaan ini. Namun hingga saat itu tiba, aku harus menerima nasibku sebagai tawanan di alam jin, diperbudak hingga kiamat.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun