Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perjalanan Menembus Dimensi dan Bertemu Tuhan

27 Juni 2024   21:16 Diperbarui: 27 Juni 2024   21:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://lifestyle.solopos.com/penuh-misteri-7-tempat-ini-diyakini-sebagai-gerbang-dimensi-lain-1079157


" dari kegelapan itu, aku dibawa ke dimensi lain yang penuh dengan cahaya dan keindahan "

Hari itu, aku merasa tidak enak badan, tetapi aku tidak menghiraukannya. Aku berpikir itu hanya kelelahan biasa setelah bekerja. Namun, keadaan tubuhku semakin memburuk. Aku mulai merasakan sakit di dadaku. Tiba - tiba aku jatuh pingsan di ruang tamu.

Ketika aku buka mata, aku menyadari tidak lagi berada di ruang tamu. Aku melayang di atas tubuhku sendiri, melihat diriku tergeletak di lantai. Kepanikan mulai merayapi diriku, tetapi kemudian aku merasakan kedamaian. Aku tahu bahwa sesuatu yang luar biasa sedang terjadi.

Aku melayang semakin tinggi, meninggalkan diriku, rumahku, kota, dan akhirnya Bumi. Aku merasa ringan, bebas dari semua beban dan rasa sakit yang pernah kurasakan. Aku menembus kegelapan, menuju cahaya yang sangat terang di kejauhan. Cahaya itu memanggilku, menarikku untuk mendekat.

Dalam perjalanan ini, aku mulai merasakan kehadiran makhluk lain. Mereka bukan manusia, tetapi entitas yang penuh dengan cahaya dan energi. Mereka menyapaku dengan penuh kasih dan kehangatan, seolah-olah aku adalah bagian dari mereka.

"Apa yang terjadi? Di mana aku?" tanyaku, meski aku tahu tidak ada mulut yang mengeluarkan suara.

"Kamu sedang melakukan perjalanan melalui dimensi-dimensi yang berbeda," jawab salah satu makhluk cahaya. "Kamu telah meninggalkan tubuh fisikmu untuk sementara, untuk memahami lebih banyak tentang alam semesta dan dirimu sendiri."

Aku melewati berbagai dimensi, setiap dimensi memiliki karakteristik dan keindahan yang unik. Di dimensi pertama, aku melihat dunia yang penuh dengan cahaya murni. Setiap partikel di sana bersinar dengan kecemerlangan yang luar biasa. Aku merasa damai dan tenang, seolah-olah seluruh jiwaku disembuhkan oleh cahaya tersebut.

Di dimensi kedua, aku melihat warna-warna yang belum pernah kulihat sebelumnya. Warna-warna itu begitu hidup dan dinamis, menari di udara seperti simfoni visual. Aku merasa seolah-olah sedang menyaksikan lukisan hidup yang tak ada habisnya.

Di dimensi ketiga hingga kesepuluh, aku mengalami berbagai bentuk kehidupan dan energi. Beberapa dimensi dipenuhi dengan musik yang menakjubkan, sementara yang lain dipenuhi dengan bentuk-bentuk geometris yang bergerak harmonis. Setiap dimensi memberiku wawasan baru tentang alam semesta dan keberadaanku.

Perjalanan ini semakin dalam ketika aku mencapai dimensi kesebelas. Di sini, aku bertemu dengan makhluk-makhluk yang lebih kompleks dan penuh kebijaksanaan. Mereka berbicara tentang kehidupan, cinta, dan tujuan keberadaan. Mereka mengajarkanku tentang harmoni dan keseimbangan, serta bagaimana setiap tindakan kita memiliki dampak pada alam semesta.

Di dimensi keduabelas hingga kedua puluh, aku melihat perpaduan antara waktu dan ruang yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku menyaksikan peristiwa-peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa depan yang terjadi secara bersamaan. Aku melihat diriku sendiri di berbagai tahap kehidupan, dan bagaimana setiap keputusan yang kubuat mempengaruhi jalanku.

Ketika aku mencapai dimensi kedua puluh satu, aku merasakan perubahan besar dalam diriku. Aku mulai memahami konsep-konsep yang lebih dalam tentang cinta tanpa syarat dan kebijaksanaan universal. Aku bertemu dengan entitas yang lebih tinggi, yang memberiku wawasan tentang kehidupan setelah kematian dan tujuan akhir dari setiap jiwa.

Di dimensi kedua puluh dua, aku merasakan kehadiran Tuhan. Itu adalah pengalaman yang sangat mendalam dan tak terlukiskan. Aku merasakan cinta dan kasih yang begitu besar, yang melampaui segala pemahaman manusia. Tuhan berbicara kepadaku, bukan dengan kata-kata, tetapi dengan perasaan yang memenuhi seluruh keberadaanku.

"Kamu telah melakukan perjalanan yang panjang," kata Tuhan. "Sekarang saatnya kamu memahami lebih banyak tentang dirimu sendiri dan kembali ke dunia untuk menjadi manusia yang lebih baik."

Setelah pertemuan dengan Tuhan, aku dibawa ke dimensi lain yang penuh dengan kegelapan dan penderitaan. Aku melihat jiwa-jiwa yang tersiksa, terperangkap dalam siklus siksaan yang tiada akhir. Mereka adalah jiwa-jiwa yang telah melakukan banyak dosa dan belum menemukan jalan menuju penebusan. Pemandangan ini sangat mengerikan, dan aku merasakan penderitaan mereka seolah-olah itu adalah penderitaanku sendiri.

"Tuhan mengasihi semua makhluk-Nya," bisik suara malaikat di sampingku. "Tetapi setiap jiwa harus menjalani konsekuensi dari perbuatannya. Ini adalah tempat bagi mereka yang belum menemukan jalan kembali ke cahaya."

Dari kegelapan itu, aku dibawa ke dimensi lain yang penuh dengan cahaya dan keindahan. Itu adalah surga, tempat di mana jiwa-jiwa yang telah mencapai pencerahan hidup dalam kebahagiaan abadi. Aku merasakan kedamaian yang luar biasa di sini, seolah-olah seluruh keberadaanku diselimuti oleh cinta dan kehangatan.

"Ini adalah hadiah bagi mereka yang telah menjalani hidup dengan penuh kasih dan kebijaksanaan," kata malaikat itu. "Tetapi perjalananmu belum selesai. Kamu harus kembali ke dunia dan menyebarkan cinta dan kebijaksanaan ini kepada orang lain."

Dengan penuh kasih, malaikat itu membawaku kembali melalui dimensi-dimensi yang telah kulalui. Aku merasakan kehangatan dan cinta dari setiap entitas yang kutemui dalam perjalanan ini. Mereka mengucapkan selamat tinggal dan memberiku dorongan untuk melanjutkan hidup dengan cara yang lebih baik.

Akhirnya, aku kembali ke tubuhku. Aku membuka mata dan merasakan berat tubuhku kembali. Tetapi ada sesuatu yang berbeda. Aku merasa lebih ringan, lebih penuh dengan cinta dan kebijaksanaan. Aku tahu bahwa aku telah mengalami sesuatu yang luar biasa, dan aku bertekad untuk mengubah hidupku menjadi lebih baik.

Setelah kembali dari perjalanan itu, hidupku berubah secara drastis. Aku merasa memiliki tujuan baru, yaitu menyebarkan cinta dan kebijaksanaan yang telah kupelajari dalam perjalanan tersebut. Aku mulai membantu orang lain, berbagi kisah dan pengalaman hidupku dengan harapan dapat menginspirasi mereka untuk hidup dengan penuh kasih dan kebijaksanaan.

Aku mengabdikan diriku untuk kegiatan sosial, membantu mereka yang membutuhkan, dan menyebarkan pesan tentang pentingnya hidup dengan cinta dan harmoni. Aku merasa bahwa setiap tindakan kecil yang kulakukan dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan orang lain.

Perjalanan ini memberiku wawasan bahwa kehidupan tidak hanya tentang pencapaian materi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memberikan cinta dan kasih sayang kepada orang lain. Aku berusaha untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik, menjalani hidup dengan integritas dan ketulusan.

Tahun-tahun berlalu, dan aku merasa bahwa hidupku semakin bermakna. Aku telah menyentuh banyak hati dan membawa perubahan positif dalam banyak kehidupan. Setiap hari, aku berdoa dan berterima kasih kepada Tuhan atas kesempatan yang telah diberikan-Nya untuk memperbaiki diriku dan membantu orang lain.

Pengalaman mati suri dan perjalanan menembus berbagai dimensi itu selalu menjadi bagian penting dari diriku. Aku merasa bahwa aku telah diberi anugerah untuk melihat sisi lain dari keberadaan, dan aku bertekad untuk memanfaatkan anugerah itu sebaik mungkin.

Bandung, 1993

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun