Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Segitiga

27 Juni 2024   14:54 Diperbarui: 27 Juni 2024   15:27 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.madjongke.com/2012/06/perasaan-pelaku-cinta-segitiga.html

Matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, memberikan rona keemasan pada langit Jakarta. Di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota, Aria duduk dengan gelisah, menunggu kedatangan temannya, Rina. Ia tak pernah menyangka bahwa pertemuan hari ini akan menjadi awal dari sebuah kisah yang rumit.

Aria adalah seorang pria berusia 28 tahun, berwajah tampan dan berkarier sebagai arsitek di sebuah perusahaan ternama. Sejak putus dengan pacarnya dua tahun lalu, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan menikmati kesendirian. Namun, hatinya tak bisa terus mengelak dari rasa kesepian yang menghampiri setiap malam.

Rina, sahabat lama Aria, adalah seorang wanita ceria dan energik yang selalu tahu cara membuatnya tersenyum. Hari itu, Rina datang membawa kejutan. Ia mengajak seorang teman baru, Nina, seorang wanita cantik dan anggun dengan senyum yang menawan.

"Aria, kenalkan ini Nina, teman baru aku di kantor," kata Rina dengan semangat.

Aria dan Nina pun berjabat tangan. Saat itu, mata mereka bertemu, dan ada sesuatu yang tak terkatakan dalam tatapan mereka. Seolah ada magnet tak terlihat yang menarik hati mereka satu sama lain.

Hari-hari berlalu, dan pertemanan antara Aria, Rina, dan Nina semakin erat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, dari sekadar makan malam hingga jalan-jalan di akhir pekan. Aria mulai merasa nyaman dengan kehadiran Nina. Hatinya yang selama ini beku perlahan mulai mencair.

Namun, Rina merasakan hal yang berbeda. Diam-diam, ia menyimpan perasaan pada Aria sejak lama. Namun, rasa takut merusak persahabatan membuatnya memilih untuk menyembunyikan perasaannya. Melihat Aria dan Nina semakin dekat membuat hatinya teriris, namun ia tetap tersenyum dan berpura-pura bahagia.

Sementara itu, Nina juga mulai merasakan hal yang sama. Kehangatan dan perhatian Aria membuatnya jatuh hati. Namun, ia tak tahu bahwa di balik senyum Rina, ada hati yang terluka. Ketiganya terjebak dalam lingkaran perasaan yang rumit.

Suatu malam, Aria memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pada Nina. Ia mengajaknya bertemu di taman kota yang sepi. Dengan gugup, Aria mengungkapkan isi hatinya.

"Nina, sejak pertama kali kita bertemu, aku merasa ada yang berbeda. Aku jatuh cinta padamu," kata Aria dengan tulus.

Nina terdiam sejenak. Hatinya berbunga-bunga, namun ada keraguan yang menghantuinya. Ia tahu bahwa Rina juga menyukai Aria, meskipun Rina tak pernah mengatakannya secara langsung.

"Aku juga punya perasaan yang sama, Aria. Tapi, aku tak ingin menyakiti Rina. Dia sahabat kita," jawab Nina dengan suara bergetar.

Aria terkejut mendengar jawaban Nina. Ia tak menyangka bahwa Rina juga menyimpan perasaan padanya. Kini, Aria berada di persimpangan jalan, harus memilih antara cinta dan persahabatan.

Aria memutuskan untuk berbicara dengan Rina. Ia tak ingin menyakiti sahabatnya, namun ia juga tak bisa membohongi perasaannya pada Nina. Di sebuah kafe yang sama saat pertama kali bertemu Nina, Aria dan Rina duduk berhadapan.

"Rina, aku harus jujur padamu. Aku mencintai Nina," kata Aria dengan hati-hati.

Rina tersenyum pahit. "Aku tahu, Aria. Aku sudah melihat itu dari cara kalian saling memandang. Aku senang kalau kalian bahagia," jawab Rina dengan suara bergetar.

"Maafkan aku, Rina. Aku tak pernah ingin menyakitimu," kata Aria dengan tulus.

Rina mengangguk pelan. "Tak apa, Aria. Mungkin memang ini jalannya. Aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian."

Aria dan Rina pun berpelukan, mengakhiri percakapan dengan air mata. Malam itu, Aria menyadari bahwa cinta tak selalu datang tanpa pengorbanan.

Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Aria dan Nina semakin kuat. Mereka memutuskan untuk bersama dan menjalani hidup dengan penuh cinta. Sementara itu, Rina perlahan mulai menerima kenyataan dan mencoba move on.

Hubungan mereka bertiga tetap erat, meskipun ada sedikit perubahan. Mereka belajar bahwa cinta dan persahabatan bisa berjalan beriringan, meski kadang harus melewati jalan yang berliku. Aria, Nina, dan Rina pun melanjutkan hidup mereka dengan penuh harapan dan keyakinan bahwa kebahagiaan akan datang pada waktunya.

Beberapa tahun kemudian, di sebuah acara reuni kecil, Aria, Nina, dan Rina kembali berkumpul. Mereka tertawa dan mengenang masa-masa sulit yang pernah mereka lalui. Rina, yang kini telah menemukan cinta baru, tersenyum bahagia melihat sahabat-sahabatnya hidup dalam kebahagiaan.

Cinta segitiga yang dulu rumit kini menjadi kenangan indah yang menguatkan persahabatan mereka. Dan di bawah langit senja Jakarta, mereka menyadari bahwa cinta sejati adalah yang mampu menerima, memaafkan, dan terus tumbuh meski harus melewati badai.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun