Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kehilangan yang Menguatkan

27 Juni 2024   11:38 Diperbarui: 27 Juni 2024   12:42 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sepanjang perjalanan, Maya merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Dia mulai menikmati petualangan ini, mengingatkan dirinya pada kenangan bersama ayahnya. Andi selalu ada di sampingnya, memberikan semangat dan keceriaan. Tawa Andi dan candaan yang selalu dilontarkannya berhasil membuat Maya kembali tersenyum.

Setelah beberapa hari perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung. Desa itu sangat indah dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Di sana, mereka bertemu dengan seorang kakek tua yang tampak bijaksana. Kakek itu menyambut mereka dengan ramah dan bertanya tentang tujuan mereka.

Maya menunjukkan peta dan menceritakan tentang jurnal ayahnya. Kakek itu tersenyum dan mengangguk, seolah sudah mengetahui segalanya. Dia kemudian mengajak Maya dan Andi menuju sebuah gua yang tersembunyi di balik pepohonan rindang.

Gua itu tampak misterius, namun Maya merasa tidak takut. Bersama Andi, dia melangkah masuk ke dalam gua. Di dalam gua, mereka menemukan sebuah peti tua yang terkunci. Maya membuka peti itu dengan kunci yang tergantung di lehernya, sebuah kunci yang selalu diberikan ayahnya sebagai "jimat keberuntungan".

Di dalam peti itu, Maya menemukan berbagai benda kenangan milik ayahnya. Ada lukisan-lukisan kecil, foto-foto masa kecil Maya, dan sebuah surat yang ditujukan kepadanya. Dengan tangan bergetar, Maya membuka surat itu dan mulai membacanya:

"Anakku tersayang, jika kau membaca surat ini, berarti kau telah berhasil menemukan harta karun yang ayah tinggalkan untukmu. Harta karun ini bukanlah benda berharga, melainkan kenangan dan cinta yang ayah miliki untukmu. Ayah ingin kau tahu bahwa hidup adalah petualangan yang penuh dengan kejutan. Jangan pernah takut untuk mengejar impianmu dan menjalani hidup dengan penuh semangat. Ayah akan selalu bersamamu dalam setiap langkah yang kau ambil."

Air mata Maya mengalir deras. Dia merasakan kehadiran ayahnya di dalam hatinya. Surat itu memberikan kekuatan baru bagi Maya untuk melanjutkan hidupnya dengan penuh semangat dan keberanian.

Dengan bantuan Andi, Maya membawa pulang semua benda kenangan itu. Setibanya di rumah, Maya menceritakan semua yang telah dialaminya kepada ibunya. Ibunya tersenyum dan memeluk Maya dengan erat. Mereka berdua merasa seolah ayahnya masih ada di antara mereka.

Sejak saat itu, Maya berubah menjadi pribadi yang lebih kuat dan percaya diri. Dia mulai aktif di sekolah, mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan bahkan berani mengikuti lomba melukis yang dulu sering diikutinya bersama ayahnya. Dukungan dari Andi dan ibunya membuat Maya semakin bersemangat untuk meraih impiannya.

Hubungan Maya dan Andi pun semakin erat. Mereka bukan hanya sahabat, tapi juga partner dalam menghadapi berbagai tantangan. Mereka sering berbagi cerita, tawa, dan dukungan satu sama lain. Andi yang ceria dan Maya yang lebih dewasa saling melengkapi, menjadikan mereka tim yang hebat.

Suatu hari, sekolah mereka mengadakan pameran seni untuk para siswa. Maya memutuskan untuk memamerkan beberapa lukisan yang terinspirasi dari perjalanan petualangannya mencari "harta karun" ayahnya. Lukisan-lukisan itu menggambarkan keindahan alam, kenangan masa kecil, dan pesan-pesan inspiratif dari ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun