Mohon tunggu...
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI
INASTIANING DYAS DAHANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis yang berfikir Obyektif dan realitis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kearifan Lokal Kita: Tradisi Sekatenan

24 Juni 2024   19:32 Diperbarui: 24 Juni 2024   20:08 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.jogjaland.net/mengenal-lebih-dekat-tentang-sejarah-sekaten/

Unsur Budaya dalam Sekaten

Tradisi Sekaten tidak hanya mengandung nilai-nilai religius tetapi juga memuat banyak unsur budaya Jawa. Misalnya, dalam setiap pelaksanaan Sekaten, Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta selalu menyiapkan gunungan, yaitu sebuah struktur berbentuk kerucut yang terbuat dari berbagai hasil bumi seperti sayur-mayur, buah-buahan, dan makanan tradisional. Gunungan ini kemudian diarak dan diperebutkan oleh masyarakat sebagai simbol berkah dan rezeki.

Selain itu, dalam rangkaian acara Sekaten juga terdapat pasar malam yang dikenal dengan sebutan "Pasar Sekaten". Pasar ini menyediakan berbagai macam barang dagangan, makanan tradisional, dan hiburan rakyat. Pasar Sekaten menjadi ajang pertemuan sosial bagi masyarakat, di mana mereka dapat berinteraksi, berdagang, dan menikmati berbagai hiburan tradisional.

Peran Keraton dalam Pelestarian Sekaten

Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta memiliki peran penting dalam pelestarian tradisi Sekaten. Keraton bukan hanya sebagai pusat pemerintahan tradisional tetapi juga sebagai penjaga budaya dan adat istiadat Jawa. Setiap tahun, pihak Keraton secara aktif mengorganisir dan memfasilitasi pelaksanaan Sekaten, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan acara. Para abdi dalem (pelayan Keraton) terlibat langsung dalam setiap tahap prosesi, memastikan bahwa setiap detail dilaksanakan sesuai dengan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Transformasi dan Adaptasi Sekaten

Seiring berjalannya waktu, tradisi Sekaten mengalami berbagai transformasi dan adaptasi. Pengaruh modernisasi dan perkembangan zaman membawa perubahan dalam cara pelaksanaan dan partisipasi masyarakat. Namun, esensi dari tradisi ini tetap dipertahankan. Misalnya, penggunaan teknologi dalam promosi dan dokumentasi acara Sekaten semakin meningkat. Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, lembaga budaya, dan komunitas lokal, turut memperkaya pelaksanaan Sekaten dengan berbagai program dan kegiatan yang lebih beragam.

Nilai-Nilai dalam Tradisi Sekaten

Tradisi Sekaten mengandung berbagai nilai yang sangat penting, baik dari segi religius maupun budaya. Beberapa nilai tersebut antara lain:

  1. Nilai Religius: Sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sekaten menekankan pentingnya kecintaan dan penghormatan kepada Rasulullah. Selain itu, tradisi ini juga menjadi media dakwah yang efektif untuk menyebarkan ajaran Islam.

  2. Nilai Sosial: Sekaten menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antaranggota masyarakat. Pasar Sekaten dan berbagai kegiatan sosial lainnya menjadi sarana untuk berinteraksi dan membangun kebersamaan.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun