Mohon tunggu...
Inas Atikah
Inas Atikah Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pejuang Wanita dari Aceh

16 Februari 2020   19:59 Diperbarui: 18 Februari 2020   08:03 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak tau Cut Nyak Dien, pahlawan wanita Indonesia yang berasal dari Aceh yang terkenal melawan penjajah. Meski seorang wanita, Cut Nyak Dien tidak gentar, tidak takut sedikitpun dan terus memimpin perlawanan melawan Belanda.

Cut Nyak Dien seorang wanita yang cantik, bijaksana dan tegar. Tidak hanya pandai dalam berperang melawan penjajah, Cut Nyak Dien juga pandai memasak, melayani suami dan mengatur semua yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak heran, banyak lelaki yang tertarik pada Cut Nyak Dien saat itu. Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar pada usia 12 tahun. Ia pun memiliki seorang anak bernama Cut Gambang.

Semasa hidupnya Cut Nyak Dien selalu mendampingi suaminya dan terus mendorong suaminya untuk maju ke depan melawan penjajah (Belanda) walaupun dalam keadaan susah payah dan sulitnya Cut Nyak Dien terus serta mendampingi Teuku Umar pindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang dianggap aman. Cut Nyak Dien selalu memberikan semangat disaat Teuku Umar kebingungan.

Hingga pada akhirnya Teuku Umar tewas terbunuh oleh penjajah. Cut Nyak Dien tetap semangat untuk melawan penjajah. Ia menekankan pada pengikut-pengikutnya bahwa yang gugur dalam perjuangan mempertahankan tanah air dan agama mati syahid.

Satu-satunya alat yang ampuh untuk menenangkan jiwanya hanyalah menyerahkan diri dan tawakal kepada Tuhan, karena semua itu bisa terjadi atas kehendak Tuhan. Demikianlah Cut Nyak Dien menyerahkan diri secara bulat kepada Tuhan.

Hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari biografi Cut Nyak Dien adalah pantang menyerah, ikhlas berjuang demi kemerdekaan, tegas dan tangkas, juga memiliki semangat yang setara atau tidak kalah dengan laki-laki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun