Di tengah pandemi COVID 19 melanda, kita sekali lagi dikegetkan sebuah berita mengejutkan dari olahraga, lebih spesifiknya di dunia bulutangkis Indonesia. Di mana dalam berita tersebut mengungkapkan bahwa mantan atlet bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat membeberkan adanya indikasi terkait korupsi dan penyuapan di dalam tubuh Kemenpora.
Awal berita ini muncul dari podcastnya Deddy Corbuzer yang mengundang Taufik Hidayat untuk membicarakan sesuatu dan di podcastnya tersebut menyingung persoalan korupsi dan suap di lingkaran lembaga olahraga. Saat menjadi bintang tamu podcast milik Deddy Corbuzer, Taufik mengatakan olah raga Indonesia tidak akan pernah maju siapapun yang menjadi menterinya.
Penyebabnya adalah korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah mendarah daging.Taufik Hidayat, mantan pebulutangkis kita juga melontarkan sebuah statmen yang membahana dan mencengangkan tentang banyaknya tikus di Kemenpora dan PBSI.
Oleh Sebab itu, menurutnya perlu dirombak satu gedung penuh agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan. "Kemenpora banyak 'tikus' dan harus dirombak total. Kalau dibilang kasarnya sih gua cuma berpikir siapapun menterinya akan sama aja. Itu harus setengah gedung dibongkar. Tikusnya banyak, banyak banget," imbuh Taufik. Timbul pertanyaan, apasih yang dimaksud " tikus" oleh Taufik Hidayat? Apakah memang benar adanya oknum suap dan korup yang sangat banyak di tubuh Kemenpora, sesuai yang dilontarkan Taufik?.
Dalam hal ini pihak Kemenpora tidak mau berpolemik, menurut Sekretaris Menpora Gatot S Dewa Broto, pihaknya tidak mau berpolemik dan ia menyinggung sekarang bulan puasa dan tidak baik berpolemik dibulan suci ini, tuturnya (detik.com 12 Mei 2020).
Di badan PBSI sendiri menurut Taufik Hidayat, juga sama buruknya.
"Saya sudah keluar, bahkan sebelum Asian Games karena saya tahu sejak awal bakal berantakan (Kemenpora). Di dalam PBSI juga banyak orang yang takut kepada saya, makanya bagaimana caranya saya harus dimatikan," ucap Taufik Hidayat.
"Saya bisa menjadikan seseorang jago bulutangkis, giliran orang itu sudah jadi, saya malah ditendang bersamaan dengan orang-orang (PBSI) itu," tambahnya lagi.
Bukan itu saja. Taufik Hidayat juga membeberkan cara ASN bisa korupsi hingga 1,5 miliar dengan mendapat komisi dari biaya pelatnas di satu hotel selama sebulan.(Kompas.com, 13/05/2020)
Melalui pengakuannya di podcast tersebut, Taufik Hidayat nampaknya sangat mengetahui seluk beluk dunia hitam yang ada di Kemenpora dan juga PBSI hingga ia dianggap sebagai ancaman utama di dalam organisasi.
Taufik Hidayat juga diduga ikut andil ketika membantu Kemenpora sebagai Wakil Ketua Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) periode 2016-2017. Yang mana pada akhirnya Menteri Menpora , Imam Nahrawi akhirnya terciduk sebagai tersangka korupsi. Posisi Taufik Hidayat pada saat ini masih berstatus saksi dalam kasus ini.