Dear Si Muka Tomat….
Dulu bertemu denganmu tak ada desiran
Atau jantung yang berdetak-detak ingin melompat keluar
Tak ada rasa gemas pengen memeluk
Tak ada wajah merah jambu saat kau puji
Tak ada bulu kuduk berdiri saat kau bisikkan sesuatu ke telingaku (tapi syukurlah itu tandanya kamu bukan mahluk gaib)
Tapi kenapa ya, pipi tembemmu membuatmu sangat tampan dibandingkan pria berdasi yang selalu mojok disudut jalan.
Kita nyaris tak pernah saling membenci tapi merasakan getar cinta pun selalu terlewat dari jidat kita.
Tapi lagi-lagi, pipi tembem seperti tomat itu membuatmu jadi pria yang paling kurindu di jagat ini.
Mungkin kita tak berlebihan kalau kita menyebutnya cinta, walaupun kita tak pernah memastikan kalau perasaan ngalor-ngidul itu, merangkak pelan-pelan melumat hati kita.
Sudahlah Si Muka Tomat, mengaku saja kalau kau, aku dan kau dan aku (sepertinya memang tak ada yang lain lagi) terlibat getar-getar yang nyaris dulu hanya berbentuk garis lurus dan kini tiba-tiba melengkung membentuk sebuah hati, kecil sih…tapi cukup membuktikan kalau perasaan cinta itu ada. Segeralah mengaku, secepatnya…mengalahkan kilat yang memecah kesunyian dilangit malam.
Aku juga sudah mengaku, suka, rindu, cinta walaupun belum sampai mati tapi perasaan ini tak bisa dibendung lagi. Aku tunggu ya pengakuanmu. Titip cubit lembut di pipi tembemmu.
Love u…
[caption id="attachment_128824" align="aligncenter" width="300" caption="devidew.blogdetik.com"][/caption]
Ina Sitepu
Nomor Peserta : 20
NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi dengan judul postingan : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H