Mohon tunggu...
Inas Amalia
Inas Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya Ingin Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Matematika terhadap Perkembangan Kognitif pada Masa Pandemi

20 Juli 2021   19:33 Diperbarui: 20 Juli 2021   19:46 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disusun Oleh : Ardan Taufiq Khurrohman, Vina Monica, dan Inas Amalia Putri

Prodi Pendidikan Matematika

Universeritas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ilmiah ini yang berjudul "Peran Matematika Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Pada Masa Pandemi" yang disusun untuk memenuhi tugas UAS dalam mata kuliah perkembangan peserta didik.

Penyusunan artikel ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca tentang perkembangan kognitif terhadap anak usia  dini. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan artikel ilmiah ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman dan Ibu Riana Mashar, S.Psi., M.Si. selaku dosen mata kuliah dari perkembangan peserta didik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan artikel ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Kami juga mengharapkan adanya kritik serta saran dari pembaca apabila yang bersifat membangun agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Yogyakarta, 18 Juli 2021

ABSTRAK

Perkembangan Kognitif adalah perkembangan berfikir anak yang memunculkan kemampuan menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan kejadian atau peristiwa, memperhatikan, membayangkan, dan memecahkan masalah. 

Pembelajaran matematika yang dilakukan secara daring di masa pandemi ini memberikan dampak buruk terutama dalam anak usia dini walaupun juga terdapat dampak baik yang dirasakan. Dampak buruk yang dirasakan pada guru yang tidak dapat secara langsung berinteraksi dengan anak-anak dan tidak dapat melihat secara langsung perkembangan kognitif dari anak-anak. Padahal dalam pendidikan anak usia dini, hubungan guru dengan peserta didik sangat penting dalam mencapai aspek perkembangannya. 

Saat mengembangkan kemampuan kognitif anak ada dengan banyak cara, misalnya dalam matematika yaitu dapat mengenal angka, belajar berhitung, melakukan hal yang akan berperan penting nantinya, juga bisa dikemas dengan permainan matematika seperti cara bertransaksi dengan menggunakan uang koin, permainan dadu, dan lain-lainnya. 

Standarnya dalam perkembangan kognitif anak mendorong pengetahuan informal atau freeplay. Diantaranya adalah anak mengeksplorasi pola dan bentuk, membandingkan ukuran, dan menghitung objek. Pembelajaran matematika dalam masa pendemi ini dikemas dalam bentuk permainan matematika, berikut beberapa  pernan matematika dalam perkembangan kognitif anak usia dini, salah satunya adalah pembelajaran matematika lebih menekankan makna dan pelatihan daripada mengingat fakta dan pembelajaran matematika dapat mempengaruhi anak dalam berfikir, mengingat, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, dan memecahkan masalah.

Kata kunci : perkembangan anak usia dini, kognitif, matematika

PENDAHULUAN

Covid-19 yang sekarang ini melanda hampir diseluruh Negara, termasuk di Indonesia tentunya hal itu sangat berdampak diseluruh sektor kehidupan. Salah satunya adalah sektor pendidikan. Pembelajaran secara terpaksa dilakukan di rumah masing-masing dengan tujuan untuk memutuskan rantai penularan Covid-19. Hal ini dilakukan mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Pembelajaran daring diberlakukan pada masa ini, yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh dan mengandalkan media internet serta perangkat elektronik seperti handphone, laptop, dan lain-lain(Fauzy & Nurfauziah, 2021). Pembelajaran daring ini tentunya tidak berjalan secara maksimal seperti pembelajaran biasanya, terutama dalam pembelajaran matematika.

Pelajaran matematika sangat dibutuhkan karena dapat melatih siswa dalam berpikir yang sistematis, logis, dan mampu menyelesaikan masalah yang mereka punya dan lainnya. Hal tersebut membuat matematika berhubungan dengan perkembangan kognitif anak sehingga pelajaran ini perlu diajarkan pada anak usia dini dan berlanjut ke jenjang selanjutnya. Namun, pembelajaran matematika dapat dilakukan sesuai dengan tahap perkembangan dari anak tersebut. Misalnya pada anak yang masih berada di taman kanak-kanak dan sekolah dasar untuk pembelajaran matematika lebih kedalam bentuk bermain(Widya, 2012).

Dengan bermain anak dapat belajar tanpa merasa terbebani. Pada pembelajaran terutama dalam metematika guru tidak hanya memberi pengetahuan semata tetapi juga sikap serta keterampilan yang mendukung perkembangan anak khususnya perkembangan kognitif anak(Widya, 2012). Pada masa pandemi ini guru dan orangtua dituntut untuk mengembangkan perkembangan anak melalui mata pelajaran terutama dalam matematika karena anak-anak yang selalu merasakan kesulitan dalam mata pelajaran ini. Namun, matematika sebenarnya memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif anak terutama pada masa pandemi ini.

Pengembangan kognitif anak pada matematika untuk anak usia dini dilakukan agar kedepannya anak tersebut mampu menguasai berbagai pengetahuan dan memiliki keterampilan untuk hidup dimasa yang akan datang dengan memegang kemampuan memecahkan masalah(Widya, 2012). Namun, keadaan sekarang ini yang mengharuskan pembelajaran dirumah membuat guru tidak bisa secara langsung melihat bagaimana perkembangan anak tersebut dan orangtua harus ikut berpatisipasi dalam pengembangan  kognitif anak melalui matematika. Untuk itu kami akan membahas bagaimana peran matematika dalam perkembangan kognitif anak dimasa pandemi ini.

PEMBAHASAN

Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini 

Perkembangan pada anak usia dini meliputi  perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosional, nilai agama moral, dan fisik motorik. Kognitif adalah proses berfikir anak yang memunculkan kemampuan menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan kejadian atau peristiwa (Veronica, 2018). Menurut Piaget kognitif adalah kemampuan seseorang untuk merasakan, dan mengingat, dan membuat alasan untuk berimajinasi (Ibda, 2015).

Menurut Mayesty (1990) bermain adalah salah satu stimulasi dari perkembangan kognitif pada anak, karena bagi anak bermain dalah hidup dan hidup adalah permainan. Salah satu bentuk permainan yang dapat mendorong perkembangan kognitif pada anaka adalah dengan permainan simbolik. Permainan simbolik adalah bermain dengan memaikan suatu peran, dengan itu anak terlatih untuk berpikir abstrak (Veronica, 2018).

Menurut Piaget kognitif pada anak usia dini melewati dua tahap yaitu tahap sensori motorik (0-2 tahun) dan tahap pra-operasional (2-6 tahun). Yang pertama adalah tahap sendori motorik yang berlangsung sejak kelahiran hingga usia dua tahun. Pada tahap ini, bayi memperlihatkan pola reflektif sebagai adaptasi dengan dunia. 

Pada usia satu sampai empat bulan bayi mengandalkan tindakan atau gerakan sebagai respons dari tindakan sebelumnya. Pada usia empat bulan sampai usia setahun, bayi meperlihatkan tindakan-tindakan yang terlibat dengan lingkungan sekitar. Dengan ini anak mulai belajar mengingat objek secara permanen, maka inilah yang disebut kemampuan untuk mengingat. Pada usia setahun hingga dua tahun anak mempertahankan sesuatu yang menarik, tetapi dengan variasi yang lebih tetap. 

Pada usia satu setengah tahun anak mulai mengalami perkembangan mental dan dapat menggunakan kombinasi mental tertentu untuk menyelesaikan persoalah yang sederhana, seperti menggunakan mainannya untuk membuka pintu. Menjelang akhir tahap sensori motorik, anak bisa membedakan antara dirinya dengan dunia sekitarnya dan menyadari objek tetap (Mu'min, 2013).

Selanjutnya tahap pra-operasional pada usia dua sampai enam tahun, pada tahap ini anak menunjukan aktivitas dalam menghadapi hal diluar dirinya. Di tahap ini pula anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda-tanda dan symbol. Cara berpikir anak pada tingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis (Ibda, 2015).

Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Selama Pandemi

Pembelajaran yang dilakukan secara daring di masa pandemi ini memberikan dampak buruk bagi pendidikan terutama dalam anak usia dini walaupun juga terdapat dampak baik yang dirasakan. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi dalam pembelajaran di masa pandemi ini. Salah satunya adalah orang tua harus ikut berperan penting dalam pembelajaran dirumah dan perkembangan anak, terutama dalam perkembangan kognitif.

Tantangan di masa pandemi ini bagi kemampuan kognitif anak yaitu berupa risiko, perilaku, emosional, dan lain-lain yang dapat menyebabkan penurunan ataupun keterlambatan perkembangan. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap masa depan anak. Pada  masa pandemi ini orang tua dan guru dituntut untuk berkreatifitas dan aktif agar pembelajaran dapat berjalan menyenangkan. Dalam hal tersebut kebanyakan pendidik lebih menekankan kepada konsep bermain(Widya, 2012). Bagi anak usia dini itu sangat berperan penting karena merupakan bagian dalam pengembangan kemampuan kognitif anak.

Pada anak usia dini, kemampuan kognitif anak harus dikembangkan agar kedepannya anak bisa berpikir secara kritis, logis, bisa memecahkan masalah dirinya nanti, dan lain-lain(Fauzy & Nurfauziah, 2021). Pembelajaran yang ada di Indonesia, seperti yang kita ketahui Indonesia lebih menstimulasikan pembelajarannya pada kegiatan yang sangat berhubungan dengan kognitif. Hal tersebut dikarenakan para orang tua berpikir bahwa anak yang cerdas dan suskses nantinya adalah anak yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi sehingga hal tersebut akan menjadi tantangan bagi para orang tua. 

Dalam pembelajaran daring ini, tentunya guru tidak dapat secara langsung berinteraksi dengan anak-anak dan tidak dapat melihat secara langsung perkembangan kognitif dari anak-anak. Padahal dalam pendidikan anak usia dini hubungan guru dengan peserta didik sangat penting dalam mencapai aspek perkembangannya.

Pada masa pandemi ini orang tua dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak dengan banyak cara, misalnya dalam matematika yaitu dapat mengenal angka, belajar berhitung, melakukan hal yang akan berperan penting nantinya seperti cara bertransaksi dengan menggunakan uang koin dan lain-lain(Iswantiningtyas, 2021). Disesuaikan dengan kemampuan anak usia dini tersebut, biasanya dilakukan melalui bermain dan keefektifan bersama guru dan temannya. Bahkan hal tersebut akan menambah kemampuan anak dalam bermain simbolik(Iswantiningtyas, 2021).

Sedangkan para pendidik mengembangkan kemampuan kognitif anak salah satunya dengan memberikan tugas yang melibatkan orang tua dan keterampilan sehingga anak dapat berkreasi ataupun berkreatifitas(Amalina, 2020). Hal tersebut dapat membantu perkembangan kognitif anak dalam berpikir dan memecahkan masalah. Perkembangan kognitif anak usia dini di masa pandemi dapat tercapai jika terdapat kerja sama antar guru, orang tua, dan anak. Pembelajaran yang dilakukan dirumah tentunya memiliki dampak bagi perkembangan kognitif anak itu sendiri. Beberapa dampaknya berdasarkan penelitian yang ada (Jati & Sumarni, 2020) :

Banyaknya anak yang mengeluh karena tidak paham terhadap materi yang diajarkan secara daring oleh guru. Hal tersebut dikarenakan anak berada tahap memulai berpikir logis dan anak mulai memahami berbagai konsep yang ada dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, pada masa ini anak kesulitan dalam memahami hal yang bersifat abstrak.

Pembelajaran menjadi kurang efektif. Dalam hal ini anak menjadi kurang bersosialisasi dengan temannya dan kurang aktif (Musrikah, 2017). Materi yang didapatkan oleh anak tidak sesuai dengan acuan yang ada atau terlalu minim.

Peran Matematika terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini 

Matematika merupakan pengetahuan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua aktivitas sehari-hari manusia memerlukan perhitungan dengan matematika. Oleh karena itu matematika perlu diperkenalkan kepada anak mulai dari usia dini. Pada anak usia dibawah tiga tahun, konsep matematika dapat ditemukan melaluli pengalaman bermainnya (Nurhastuti, 2019). Karena hal tersebut, maka orangtua dapat menggabungkan konsep matematika dengan permainan anak. Dengan hal tersebut anak mulai mengenali tentang konsep matematika secara sederhana.

Standarnya matematika pada anak usia dini perlu diberikan pengalaman matematika dengan konsep permainan berhitung yang sesuai bagi anak usia dini (usia dibawah 6 tahun). Sesuai dengan usia anak tersebut, respon anak masih fleksibel dan untuk merepresentasikan dalam pemikirannya masih menggunakan bahasanya sendiri, gambar cerita, ataupun dengan tulisan angka. Menurut Clements (2004) standar dalam perkembangan kognitif anak mendorong pengetahuan informal atau freeplay. Diantaranya adalah anak mengeksplorasi pola dan bentuk, membandingkan ukuran, dan menghitung objek. Kemampuan matematika yang berkembang adalah kemampuan berpikir dan penalaran.

Peranan matematika untuk mengembangkan kognitif anak usia dini dapat dikemas dalam bentuk permainan, salah satunya adalah permainan ular tangga. Hal ini dilakukan agar anak lebih tertarik dengan perlakuan yang akan diberikan dalam permainan tersebut. (Suryani, V.,2020). Adapun juga permaninan menyusun balok- balok kecil menjadi suatu bangunan, seperti rumah, menara dan sebagainya. Aktivitas bermain tersebut, anak dapat mengoprasikan kemampuan kognitifnya untuk memikirkan agar baloknya tidak jatuh dan memilih balok-balok yang tepat untuk dijadikan bangunan seperti yang diinginkannya. Permainan matematika  juga dapat dilakukan seperti permainan IPA yang menyebutkan jumlah suatu gambar hewan atau buah-buahan, serta mencocokan angka dengan jumlah benda yang sesuai dengan angka yang dimaksud. Hal tersebut bentuk permainan yang melibatkan aktivitas kognitif anak dari tingkat yang sederhana   ke tingkat yang lebih kompleks lagi.

Pembelajaran matematika dalam masa pendemi ini dikemas dalam bentuk permainan matematika seperti diatas. Berikut beberapa  pernan matematika dalam perkembangan kognitif anak usia dini, (1) pembelajaran matematika lebih menekankan makna dan pelatihan daripada mengingat fakta; (2) pembelajaran metematika disajikan dengan sederhana secara bertingkat yang lebih kompleks; (3) pembelajaraan matematika dalam bentuk permainan dapat mempermudah perkembangan kognitif anak; (4) pembelajaran matematika dapat mempengaruhi anak dalam berfikir, mengingat, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, dan memecahkan masalah.

PENUTUP

Pembelajaran matematika yang berperan untuk memperkembangkan kognitif anak usia dini diberikan pendidikan yang bagus itu sangatlah penting. Sebab, matematika dapat mempercepat perkembangan kognitif anak dan mempersiapkan kecakapan matematika pada jejang pendidikan berikutnya. Maka matematika mempunyai peran penting dalam perkembangan kognitif anak pada masa pandemi saat ini, salah satu peran matematika yaitu dapat mempengaruh anak berfikir, mengingat, memperkirakan dengan dikemas dalam permainan matematika yang sederhana. Oleh karena itu, pembelajaran matematika terintergrasi dalam aktivitas belajar anak yang menarik dengan menggunakan bahasa matematika informal akan membuat anak mendapatkan pengalaman dari lingkungan yang dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA

Amalina, An. (2020). Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini di Masa Pandemi COVID-19 Tahun 2020. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 538. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.592

Clements, D., Engaging Young Children in Mathematic: Standars for Early Childhood Mathematic Education. D.H. Clements dan J. Sarama (Editors), (Mahwah, NJ:Lawrence Erbaum Associates, Inc, 2004), h.11.

Fauzy, A., & Nurfauziah, P. (2021). Kesulitan Pembelajaran Daring Matematika Pada Masa Pandemi COVID-19 di SMP Muslimin Cililin. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 551--561. https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i1.514

Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Intelektualita, 3(1), 242904.

Iswantiningtyas, V. (2021). Perkembangan Kognitif Anak Selama Belajar Di Rumah. 8(1), 9--20.

Jati, L. T. S., & Sumarni, W. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Perkembangan Anak Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional .... https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snpasca/article/download/667/585

Mu'min, S. A. (2013). Teori Pengembangan Kognitif Jian Piaget. Jurnal AL-Ta'dib, 6(1), 89--99.

Musrikah, M. (2017). Pengajaran Matematika Pada Anak Usia Dini. In Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak (Vol. 1, Issue 1). https://doi.org/10.21274/martabat.2017.1.1.153-174

Nurhastuti. (2019). No Title.

Suryani, V. (2020). Pendampingan Belajar Anak Usia Dini Selama Pandemi Covid-19 melalui Permainan Konservasi Matematika. Jurnal Masyarakat Mandiri,( hal. 1058-1065). https://doi.org/10.31764/jmm.v4i6.2718

Veronica, N. (2018). Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini. Pedagogi: Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 49. https://doi.org/10.30651/pedagogi.v4i2.1939

Widya, Y. (2012). Fakultas ilmu pendidikan universitas negeri padang 2012. 13.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun