Sayang, biarkanlah aku pergi sendiri dalam perjuangan ini walau itu tanpa mu, perbincangan kita telah tidak menemukan titik terang lagi, aku harus melanjutkan perjuangan ini walau itu sendiri ku lakukan, alasan mu sudah jelas kau begitu meragukan tentang diri ini yang belum memiliki tempat menetap yang setiap bulannya ada pemasukan.
mereka butuh aku disana, dimana anak-anak yatim yang keyatimananya telah ditakdirkan oleh perang dan perempuan janda yang kejandaan telah dirampas kejamnya konflik senjata beberapa tahun yang lalu, ya aku tak memiliki gaji bila harus bersama mereka, mungkin itu alasan pertama kau ragukan aku tak sanggup memenuhi mahar lamaran tentang dirimu dan tak mampu membangun rumah kecil tempat istrihat dirimu nantinya, rumahku kini beratap langit.
aku ikhlas kau memilih jalan mu, kalau lebih bahagia tanpa aku disampingmu, lebih bebas tanpa harus mendengar keluh kesah datang menderu dari hal-hal tak tertuda. banyak kenangan antara kita, terlalu banyak janji yang belum ku tunaikan dan kau tak mau memberikan aku kesempatan menunaikan janji itu lagi.
sayang. aku tetap bersama mereka yang hak-hak mereka terampas, hak mereka yang telah diperkosa, hak kesehatan mereka terabaikan dikaki lantai rumah sakit megah, aku berada disana bersama mereka walau aku ditinggal sendiran.
aku tak harus kecewa berlarut karna itu takdir mu tak mungkin aku sesali, kini ku benah sendiri takdirku setelah kau tinggalkan sebelum subuh lewat pesan singkat yang masuk ke inbox ku.
sayang, jika saja kau ingin dendam hanya karna aku tak mampu membahagiakan dan tidak memiliki pekerjaan tetap yang kini telah kau tinggalkan itu masalah mu, semua itu aku serahkan pada yang Maha Kuasa karna aku tak memiliki kuasa akan hal itu.
kau boleh membenciku, muak atau sejenisnya paling tidak aku juga orang yang pernah kau cintai yang begitu mengentarkan jiwa mu.
aku harus melanjutkan perjuangan ini karna itu panggilan hati, aku kembali kekampung disana aku hidup bersama hak mereka yang terampas. jika saja kau ingin kembali nanti saat aku masih sendiri dan mau menerima aku apa adanya walau adanya aku telah semua kau ketahui karna tak ada yang aku tutupi dari mu. SELAMAT BAHAGIA UNTUK MU, SEMOGA SKRIPSINYA CEPAT KELAR TANPA HAMBATAN KARENA DI TAHUN INI KAU MENJADI SARJANA DAN MENDAPATKAN KEKASIH SEPERTI YANG KAU INGINKAN KU DO'AKAN ITU UNTUKMU.
AKU kembali tanpa gelar SARJANAku.
Salam sayang Untuk mu
INAS OOS
Ulee Kareng, 18 februari 2011
sebuah cerita dari seorang teman, dia mengulasnya sambil ngopi setelah pulang dari shalat Jum'at, aku terheran sungguh kasian dan aku, hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H