Mohon tunggu...
NASRUDDIN OOS
NASRUDDIN OOS Mohon Tunggu... melalang buana, kerja g jelas kuliahpun tidak jelas -

Ah, Gelap

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berbicara Tentang Diri Sendiri, Tak Dicap Lebay, Kan?

29 September 2010   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:52 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Wajah wajah resah, gundah, bimbang ketika menantikan anak pertama lahir, suara tangisan cowok atau cewek yang dengar dari sebuah kamar yang memang tak ada kesan mewah sama sekali, akhirnya terjawab suara cowok dari nada tangisan bayi itu. Suasana bahagia mengiring kedatangan anak lelaki pertama dari lima bersaudara itu bertepatan pada tanggal dua puluh dua juni sembilan belas delapan puluh dua, hari pertama aku hadir kedunia ini dengan tangisan disela tawa sejak suara adzan dikumandangkan oleh seorang Ayah yang bernama MUHAMMAD DJALIL suara dari seorang ibu yang baru saja melahirkan bernama DASMI. Para para ahli famili berkumpul teriring do’a menyambut kedatang seorang manusia yang akan menganti manusia selanjutnya akan kembali pada Illahi rabbi sesuai yang dijanjikan dalam rahim perempuan yang mengadung selama sembilan bulan.

Masa masa kecil penuh dengan mainan agar kelak pemikirannya tak idiot, membuat mobil-mobilan dan pesawat dari pelepah rumbia, main kelereng, meu’en simbang, pet pet mie, meu’en thak galah, shoem shoem batee, meu’en leumah puesat lam ie dan meu’en prang peugoet beudee dari peuleupeek ue dan papen, hingga permainan meningkat pada meu’en geulayang. Malam hari pergi mengaji dikampung memang masih sunyi dan sepi bahkan gelap lagi. Hanya orang orang berduit yang sudah ada listrik dan TV hitam putih dikala itu disebuah kampung dikaki gunung yang masih dikelilingi persawahan.

Anak lelaki pertama diberi nama lengkap NASRUDDIN dengan harapan kelak menjadi orang yang penuh dengan rasa tanggungjawab serta berguna bagi orang lain selain dari dirinya sendiri. Akhirnya dia punya adik perempuan bernama MASNIATI lalu adiknya punya adik lagi bernama SUPRIADI lalu juga punya adik lagi bernama RAHMANIATI dan punya adik lagi bernama JASMAN.

Pendidikannya dimulai dari Taman Kanak Kanak Sikabu hingga bisa masuk Sekolah Dasar Negeri I Sikabu yang kini telah berobah nama menjadi Sekolah Dasar Negeri I Krueng Batee setalah ada ijazah baru melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Pertama Negeri I Kuala Batee ada ijazah lagi baru bisa masuk ke Sekolah Lanjutan Atas Negeri I Susoh, disekolah inilah dia mendapat gelar O.O.eS untuk pertama kali dikalangan sekolah itu. Setelah lulus melanjutkan ke Universitas Muhammadiyah Aceh dengan memilih jurusan Teknik Sipil yang memang di Fakuktas Teknik.

Berawal dari itu mengetahui organisasi mulai dari Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Unmuha, forum kecil sering terbentuk didepan ruang kuliah sehingga disuatu sore terbesit mengadakan pameran kreatifitas aneuk teknik I dan II, lalu naik ketingkat universitas menjabat sebagai sekretaris kabinet pemerintahan mahasiswa unmuha beberapa bulan kemudian baru menjabat sebagai sekretaris jendral pemerintahan mahasiswa unmuha, terbentuk lagi forum kecil sebagai hasil diskusi dengan kawan kawan untuk menghidupkan seni ditingkatan universitas, datanglah seorang lelaki kurus dengan mengatakan bahwa disini sudah pernah ada unit kegiatan mahasiswa seni mahasiswa universitas muhammadiyah atau disingkat dengan UKM.SENIMAMUDA, Cuma hanya sebuah stempel yang tertinggal dari puing puing yang ntah kapan runtuhnya, akhirnya ku ketahui dari Fajri bahwa lelaki itu bernama Edy Saputra yang berasal dari tanah Gayo memang dia kuliah di Fakultas kesehatan masyarakat unmuha. Ya itupun kami kibarkan lagi walau saat itu tak ada satu benderapun yang memang harus kami kibarkan juga terlibat Adiklat dan Reza. Seirang berjalan perputaran waktu hanya tinggal berdua saja inas oos yang lebih akrab disapa berserta Adiklat seorang pelukis muda berbakat yang terkadang menumpahkan kemarahan dan rasa cintanya serta kekagumannya diatas canvas. Memang dia jagonya diantara yang ada dibelantara kampus unmuha itu kenapa ku katakan itu karena memang kami pernah pergi ke Makassar tahun 2006 mengikuti ajang bergengsi yang memang banyak menghabiskan uang hanya selembar piagam penghargaan. Kami pergi setelah dilomba ditangkat provinsi yang bernama Pekan Seni Mahasiswa tingkat Daerah VIII baru bisa menjadi kontingen Aceh di Pekan Seni Mahasiswa Indonesia Tingkat Nasional VIII, kebetulan waktu itu kami satu kampus lima orang yang seharusnya 6 orang tapi gagal berangkat karena ada hal lain, yang berangkat itu Nasrudding dengan tangkai lomba Fotografi, Adiklat tangkai lomba lukis, Surya Darma tangkai lomba nyanyi pop putra, Munawir dengan tangkai lomba nyanyi dangdut putra serta Ira Rosjayanti dengan tangkai lomba dangdut putri, namun di Peksiminas ke 9 Adiklat tingkat ikut karena tangkai lomba komitskrip yang diikutinya digugurkan sebab tak ada lawan, akhirnya hanya berangkat Nasruddin tangkai lomba fotografi, T.Ayunda tangkai lomba desaign grafis serta munawir dengan tangkai lomba dangdut putra di Jambi 2008, tetapi di Peksiminas 10 di pontianak setelah berlomba di Peksimida yang diadakan di Lhokseumawe kampus kami juga masih mampu mengirim mahasiswanya untuk menjadi kontingen Aceh tingkat nasional itu Rita Junia Sari dengan tangkat lomba Fotografi, Adiklat tangkai lomba lukis serta munawir dengan tangkai lomba dangdut putra 2010 dipontianak. Setelah dekralasi UKM. Senimamuda pada tahun 2006 kami pun menerima anggota baru yang kebetulan semua cewek yang masuk ke Senimamuda sehingga banyak cowok cowok pengurus Pema Unmuha banyak nongkrong ditempat latihan nari para anggota senimamuda. Duduklah kami Riswan Haris, Al Faraby, Zakaria dan Nasruddin membicarakan kembali tentang Palang Merah Indonesia dengan tidak sengaja kami melihat tandu hingga menjadi pembicaraan hangat sampai melibatkan Pak Hanafiah yang waktu itu menjawab Pembantu Rektor III. Ternyata di unmuha itu juga dulunya sudah pernah ada PMI Unit 07 Unmuha namun hilang kepengurusan dan lenyapnya kader akhirnya hanya menyisakan sebuah tandu. Kami pun mulai mengajak kawan kawan lain yang waktu itu banyak terlibat anak akademi fisioterafi seperti Hasliza, Dewi Susanti, Merry, Rai, Surya Ningsih itu pun juga terkendala karena mereka pergi praktek ke Bogor, sehingga kami pun mempercayai saudara Zakaria untuk menerus pembentukan KRS PMI Unit 07 Unmuha, pengkaderan pertama terjadi atas kerjakeras kawan kawan panitia Zakaria, Paisal, Akmal, Basri, Ayu Hastuti. Pengurus Pema Unmuha yang dipimpin oleh Riswan Haris sebagai presiden unmuha kala itu masih gencar menghidupkan beberapa unit kegiatan mahasiswa juga terbentuk waktu itu juga membuat tabloid mahasiswa dengan nama SUARA HATI namun terkendala tidak bisa cetak karena tidak ada anggaran itu bagian kisah dari tahun 2006-2007.

Walau Suara Hati tak bisa terbit namun semangat itu kambali mengebu dengan keinginan dan semangat yang masih ada, Nasruddin berdiskusi kembali dengan Al Faraby, sepakat menganti nama dan lebel agar tidak ada efek samping dikemudian hari. Nasruddin mengajak Zulkarnaini Masry, T. Ayunda untuk duduk berdiskusi tentang Pers mahasiswa. Seperti terjanjikan siang itu lantai III kampus Utama hadir dalam rapat pertama. Nasruddin, T.Ayunda, Zulkarnaini Masry, Cut Tiara Utami Putri, Rita Junia Sari, Fitri, Intan, Pipi serta Syamsuddin terbentuklah UKM PERS MAHASISWA UNMUHA yang akhirnya berubah menjadi Lembaga pers mahasiswa unmuha(LPM UNMUHA) dengan menerbitkan tabloid bernama Lensa dengan tegas mengatakan faktual dan realistis. Tabloid Lensa terbit dengan kerjasama ACSTF dan YAPPIKA selama 6 edisi dan banyak mendapat pelajaran serta saran dari Bapak Aryos Nivada, Bapak Otto Syamsuddin Ishak, Bapak Muhammad Hamzah, Ibu Ria Fitri, Bapak Banta Syahrizal juga dibantu oleh Alja Yusnadi dan Zulhaiban. Terbentuk juga waktu itu forum diskusi pra cetak ditingkat universitas. Nasruddin menjadi Pimpinan Umum pertama, Zulkarnaini Masry pimpinan redaksi, Syamsuddin redaktur pelaksana, Cut Tiara Utami Putri Koordinator Liputan, Rita Junia Sari bendahara, T.Ayunda desaign, Adiklat kartunis, juga terlibat beberapa teman lain walau hanya sebentar tapi juga telah termuat namanya dibok redaksi seperti M.Yani, Reza Fadhli, Dedi Saputra, Kamaruddin, Fitri dan Intan hanya sampai dua edisi kawan ku itu. Akhirnya Nasruddin dan Rita Junia Sari jatuh cinta, hingga sampai sekarang masih saling mencinta, semoga sampai akhir hayat.

Ntah kapan dapat ku sambung lagi dari kisah perjalanan ini, memang ini tak begitu detail karena masih banyak hal yang belum tertulis serta nama organisasi serta kegiatan yang pernah di ikuti oleh seorang Nasruddin.

Salam.

Semoga Tak dicap Lebay.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun