Ya, korupsi memang tidak pernah lepas dari beragam PERTANYAAN, khususnya kasus korupsi yang marak bermunculan di Indonesia. Tidak perlu penjelasan panjang, saya yakin bahwa sebagian besar rakyat Indonesia memiliki pertanyaan yang sama dengan saya terkait masalah KORUPSI. Apa sih yang menyebabkan masyarakat Indonesia rawan sekali melakukan KORUPSI? KORUPSI seperti sudah tidak asing lagi dan mulai menyebar ke berbagai kalangan, tidak peduli apakah dia lulusan "CUMLAUDE", apakah dia seorang "PROFESOR", apakah dia "BERPECI" ataupun "BERJILBAB". Iya kan? KORUPSI tidak memandang apakah seseorang itu pintar atau tidak.
Lalu apa penyebabnya? Melemahnya keimanan seseorang?
Awalnya saya berpendapat bahwa maraknya kasus korupsi ini bisa jadi disebabkan oleh semakin "lemahnya" pegangan hidup atau katakanlah faktor agama seseorang. Tidak! Ya, tidak! Salah seorang teman saya mengatakan, "Kalau masalah agama, bukankah negara maju di dunia - katakanlah Amerika atau Singapura - di dominasi oleh orang-orang atheis (tidak beragama), tetapi faktanya kasus korupsi di negara mereka sangatlah RENDAH," begitu katanya. Saya tercengang dan menggumam, "Iya juga sih!" Hmm, bukan agama! Lihat saja! Banyak kok yang berpeci, naik haji berkali-kali, lalu dibesarkan di keluarga taat agama, tetapi ujung-ujungnya korupsi juga. Lalu apa penyebabnya?? Saya sendiri belum mendapatkan jawaban yang memuaskan dari pertanyaan ini.
Jika saya ditanya balik, lalu kenapa kamu juga korupsi, Na? Korupsi waktu, telat, molor, nyontek! Jawabannya simpel, "Pengen aja! Lagian juga kepepet kok!!! Hehehe!" Itu jawaban saya, apakah jawaban para koruptor yang memakan uang rakyat juga sama dengan saya? Ahh! Entahlahh!!! Saya rasa, hanya Angie, Gayus, Akil Mochtar, dan beberapa orang yang terjerat kasus korupsi lah yang tahu alasannya. Alasan yang ketika kita mendengarkannya mungkin akan semakin menambah pertanyaan dan keheranan, "kok bisa yaaa?"
Apa yang saya mau?
Saya mau kasus KORUPSI berkurang! Okelah, mustahil jika memang kita ingin memberantas semua kasus KORUPSI atau benar-benar menghilangkan istilah KORUPSI dari seluruh elemen masyarakat Indonesia. Namun, setidaknya pemerintah dan masyarakat harus bersinergis untuk menekan dan mengurangi angka KORUPSI hingga ke titik terendah! Saya tidak ingin rakyat cuma diam di tempat ketika melihat kasus korupsi mewabah di lingkungan mereka. Ya, banyak hal yang ingin saya lakukan untuk mengubah bangsa ini menjadi lebih baik, tapi mustahil jika saya hanya mengumbar "kata" belaka. Yang kita butuhkan adalah aksi nyata! Minimal, saya ingin mengubah diri saya sendiri dan mulai mengembangkan apa yang saya miliki.
Saya masih sangat ingat pernyataan yang diucapkan oleh salah seorang dosen saya, beliau berkata, "Mengubah suatu negara itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Paling tidak, ubahlah diri kamu sendiri terlebih dahulu menjadi lebih baik sebelum "berkoar-koar" untuk mengubah negara, apalagi dunia!"
Seperti firman Allah SWT dalam surat Ar-Ra'd ayat 11 : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka berusaha untuk mengubah keadaan mereka sendiri.
Terima kasih :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H