Untuk menghilangkan penat dari rutinitas keseharian, di akhir pekan kami jalan-jalan mengunjungi salah satu destinasi wisata yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah, yaitu di Desa Kaduela Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan. Wisata tersebut adalah Telaga Biru Cicerem.Â
Jarak tempuh dari Kota Cirebon sekitar 20-30 km dan dapat dicapai dalam waktu sekitar 30-45 menit saja. Letaknya yang berada di ketinggian sekitar 300 mdpl, membuat suasana di telaga Cicerem cukup sejuk. Apalagi ditambah rindang pepohonan yang tumbuh subur di sekitar telaga. Selain menambah sejuk juga terlihat sangat eksotis. Sesuai dengan namanya warna air di telaga ini  biru jernih sehingga terlihat indah sekelompok ikan yang berenang di dalamnya.
Pengelola obyek wisata Telaga Biru Cicerem ini adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Arya Kamuning Desa Kaduela. Dengan tiket masuk Rp15.000,- per orang dan parkir mobil Rp5.000,- kita dapat menikmati berbagai fasilitas yang disediakan pengelola.
1. Area parkir, toilet, mushola
Fasilitas dasar yang disediakan oleh pengelola cukup memadai, ada area parkir yang cukup luas, toilet bersih dan  mushola meskipun kecil. Secara umum kondisi kebersihan di lokasi wisata terlihat bersih, sebab banyak disediakan tempat sampah.Â
2. Spot fotoÂ
Banyak spot foto yang ditawarkan, baik yang berbayar maupun gratis. Yang berbayar diantaranya adalah wahana ayunan, dikenakan biaya Rp8.000,- per ayunan. Jika ingin memperoleh hasil foto yang indah, ayunan di atas ikan, dapat menggunakan jasa fotografer dengan membayar Rp10.000,- untuk 3 file foto. Fotografer sekaligus sebagai pengarah gaya dan memotret cukup banyak, kemudian kita dipersilahkan memilih foto yang diinginkan atau yang dinilai estetis.Â
3. Warung makan dan gazebo
Banyak warung makan yang menjual makanan dan minuman, serta disediakan gazebo ataupun meja kursi outdoor di atas telaga. Pengunjung dapat menikmati keindahan telaga sambil ngopi, ngemil dan ngobrol. Dalam hawa yang sejuk segar, waktu berlalu tanpa terasa. Pemilik warung adalah masyarakat sekitar, yang diberdayakan oleh BUMDes. Dengan demikian keberadaan obyek wisata ini membawa keuntungan secara ekonomi kepada masyarakat sekitar.
4. Toko oleh-olehÂ
BUMDes juga melibatkan warga sekitar yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Barokah Lestari untuk menyediakan berbagai macam oleh-oleh khas Kuningan. Sebuah bangunan disediakan untuk display toko oleh-oleh ini. Dengan demikian semakin banyak warga masyarakat terlibat dan memperoleh manfaat dari keberadaan wisata  ini.
5. Terapi ikan
Sebuah kolam yang di dalamnya terdapat ikan-ikan kecil sejenis nilem, yang jika kita masukkan kaki kita, ikan akan langsung beramai-ramai menggigit kaki, memakan kulit ari. Gigitan ikan yang banyak di kaki membuat sensasi seperti kesetrum/tersengat listrik voltase rendah dan geli. Yang tidak kuat dengan rasa ini biasanya langsung mengangkat kaki. Namun jika sudah terbiasa akan terasa nyaman dan rileks. Gigitan ikan ini dipercaya dapat mengobati berbagai penyakit, bisa jadi gigitan ikan memicu saraf-saraf tertentu dalam tubuh kembali normal. Yang pasti dapat meredakan stress. Untuk terapi ikan tidak dipungut biaya dan ada beberapa kolam terapi ikan yang disediakan.
6. Penginapan
Fasilitas yang terakhir adalah penginapan. Namun untuk saat ini belum digunakan, masih dalam tahap finishing. Penginapan masih berada dalam satu lokasi yang sama dengan telaga namun agak naik ke bukit. Bagi yang menginginkan suasana pedesaan pinggiran hutan, tentu menyenangkan menginap di sini. Pada pagi hari saat kami datang saja sudah terdengar suara tonggeret, apalagi di malam hari. Dipastikan pada malam hari yang sunyi akan terdengar musik alam yang nyaring merdu dari nyanyian tonggeret, ditingkah suara gemerisik angin yang lewat di antara pepohonan tinggi.
Pengelolaan obyek wisata Telaga Biru Cicerem oleh BUMDes Arya Kamuning ini menjadi salah satu BUMDes yang sukses dalam melaksanakan unit usahanya. Pendapatan dari unit usaha wisata ini, disebut mencapai 3 milyar per tahun. Pantas saja fasilitas yang disediakan juga semakin baik, sebab waktu pertama kali datang sekitar setahun lalu, fasilitasnya masih jauh dari memadai. Pendapatan tersebut tentu akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Kaduela, sebab sebagian pendapatan disetorkan ke rekening kas Desa Kaduela sebagai bagian laba BUMDes untuk dimasukkan dalam APBDes Desa Kaduela, yang selanjutnya digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Berkaca dari pengelolaan obyek wisata Telaga Biru Cicerem di atas, terbukti bahwa jika pengurus BUMDes kreatif dan profesional, dapat menggali potensi yang ada di desa, dapat mengelola bisnis/bidang usaha dengan baik maka BUMDes dapat memberikan keuntungan baik secara langsung melalui pendapatan tiket masuk, maupun tidak langsung melalui banyaknya masyarakat yang terlibat dalam bisnis wisata, menggerakkan perekonomian desa dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H