Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Formula Debat Kandidat yang Tepat agar Tak seperti Cerdas Cermat

31 Desember 2023   00:10 Diperbarui: 31 Desember 2023   00:15 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debat capres cawapres yang kedua tanggal 22 Desember 2023 lalu, menyisakan banyak ketidakpuasan dari pasangan capres-cawapres serta sejumlah pengamat. Debat dinilai layaknya cerdas cermat yang tidak dapat mengupas tuntas visi, misi, gagasan serta strategi yang akan dilakukan oleh paslon jika terpilih nanti.

Untuk itu, saya sebagai masyarakat biasa, sebagai pemilih yang selayaknya memperoleh informasi tentang visi, misi, program, gagasan,  isi pikiran dan bahkan gestur tubuh, sikap, pembawaan paslon, mengusulkan kepada KPU untuk dapat mengubah formulasi debat. 

1. Formulasi debat

Sebaiknya formulasi debat dibuat lebih simpel dan membumi sehingga  visi, misi, gagasan dan program paslon lebih mudah terinformasikan kepada masyarakat, masuk ke dalam substansi. Caranya? Dengan cara konvensional saja seperti seorang mahasiswa mempresentasikan hasil karyanya di depan dosen penguji. Tetapi karena ini debat kandidat, maka setiap paslon mempresentasikan di depan paslon yang lain plus panelis yang di akhir setiap sesi memberikan tanggapan/komentar sesuai keahliannya. 

Jika setiap paslon diberikan waktu 55 menit maka waktu presentasi visi misi dapat dilakukan selama 10 menit. Dan 45 menit sisanya diberikan kesempatan kepada paslon lainnya untuk bertanya jawab masing-masing 15 menit sehingga 30 menit waktu bertanya jawab. Terakhir 10 menit diberikan kepada panelis untuk memberikan komentar/tanggapan serta 5 menit closing statement dari paslon yang presentasi. Jika ingin lebih leluasa maka waktu untuk setiap paslon bisa ditambah menjadi 60 menit, sehingga total untuk 3 paslon akan memakan waktu 3 jam.

Dengan formulasi debat seperti di atas, ada beberapa keuntungan yang diperoleh :

a. Masyarakat lebih mudah mencerna informasi tentang visi misi paslon, sebab bukan hanya kata-kata tetapi juga dilengkapi dengan slide/visualisasi. Dengan demikian masyarakat memperoleh informasi lebih detail dan dapat menilai paslon mana yang visi misi gagasan dan programnya sesuai dengan pengharapannya, sesuai untuk kemajuan bangsa ke depannya atau yang paling logis dicapai untuk 5 tahun ke depan.

b.Tidak akan terjadi tragedi 'pertanyaan jebakan' dari paslon lain, sebab pertanyaan dibatasi pada tema visi misi yang telah dipaparkan. Pertanyaan paslon lain adalah untuk pendalaman, untuk mengupas substansi, untuk menanyakan kebijakan, program, strategi serta langkah-langkah yang akan diambil untuk merealisasikan visi misi paslon jika nanti terpilih.

c. Paslon tidak perlu menghafal visi misi, sebab sejatinya visi misi bukanlah hafalan. Kebijakan, program, strategi yang akan diambil harus jelas dan nyata, bukan sesuatu yang terlalu tinggi di awang-awang, tetapi yang logis dan realistis.

d. Masyarakat dapat menilai paslon dari gestur tubuhnya, dari cara memaparkan visi misi, cara menjawab pertanyaan yang kritis dan mungkin menyudutkan dari paslon lain, cara menanggapi komentar panelis. Itu semua dapat memberikan gambaran kepada masyarakat, bagaimana kelak jika  paslon tersebut terpilih menjadi presiden wakil presiden. Bagaimana mereka  mengatasi permasalahan negara bangsa yang sangat kompleks, dan bagaimana mereka mengamil langkah yang tepat untuk menyelesaikan setiap permasalahan bangsa.

2. Fungsi moderator dan panelis

Sejatinya moderator bukanlah orang yang hanya berfungsi mengatur waktu dalam debat kandidat. Moderator mempunyai tugas dan wewenang yang jauh lebih luas, diantaranya mengarahkan agar  debat tidak melenceng dari tema yang sudah ditentukan. Moderator dapat meminta penanya atau presenter memperjelas maksud yang disampaikan apabila dirasa banyak pihak tidak paham dengan pertanyaan atau penjelasan yang terlalu singkat atau sebaliknya terlalu bertele-tele tetapi tidak pada substansi.

Moderator yang berfungsi dengan baik tidak akan menciptakan ruang 'jebakan' bagi siapapun, tidak akan ada ruang mempermalukan bagi siapapun. Yang ada adalah moderator dapat mempertajam, mengupas dan menggali substansi visi misi masing-masing paslon dengan perannya untuk mengarahkan jalannya debat, sehingga dan membuat masyarakat umum lebih paham visi misi paslon.

Terakhir, panelis sebaiknya diperankan bukan hanya sebagai penyusun so'al yang ada di balik layar, tetapi diminta komentar/tanggapannya atas materi debat. Panelis dapat meluruskan hal-hal yang  keliru disampaikan oleh  peserta debat, sehingga masyarakat tercerahkan dan tahu yang sebenarnya. Masyarakat tidak menyimpulkan sendiri-sendiri sesuai kepentingannya dan tidak meyakini sesuatu yang sejatinya salah tetapi dianggap benar, sebab disampaikan oleh paslon yang didukungnya. 

Semoga Pemilu  14 Februari 2024 mendatang berlangsung damai, jujur, adil dan seluruh penyelenggara Pemilu menjaga integritasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun