Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tertib Berlalu Lintas Menjaga Keselamatan Bersama

11 September 2023   23:47 Diperbarui: 11 September 2023   23:49 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto : diambil dari Kompas.com)

Bulan Agustus lalu kita mendengar kecelakaan sebuah truck bermuatan hebel bertabrakan dengan sejumlah pemotor yang berkendara melawan arus. 

Sopir truck yang berkendara on the track disalip sepeda motor dari samping kanan cukup kencang sehingga reflek agak menepi ke kiri. Ternyata di sebelah kiri ada sejumlah motor yang berjalan melawan arus, terjadilah kecelakaan. 

Kecelakaan tersebut tidak akan terjadi seandainya para pemotor tidak melawan arus. Padahal sudah jelas, diketahui bersama bahwa melawan arus itu salah dan melanggar aturan lalu lintas. 

Namun dengan alasan praktis, memperpendek waktu dan jarak tempuh, banyak pemotor lainnya yang melakukan dan aman-aman saja. Jadilah terbiasa melakukan hal tersebut dan merasa aman karena banyak temannya.

Banyak hal-hal yang kita lakukan, yang kita tahu bahwa hal tersebut salah. Pada saat pertama kali melakukannya biasanya ada rasa tidak enak, tidak sreg, khawatir terjadi sesuatu yang buruk.

 Namun seiring waktu ketika kita sering melakukannya, ditambah semakin banyak yang ikut-ikutan jadi semakin banyak teman, tidak pernah ada sanksi/hukuman, akhirnya merasa nyaman-nyaman saja berbuat salah atau melanggar aturan. Kebiasaan yang dilakukan sekian lama akhirnya dirasakan sebagai sebuah kebenaran. 

Beberapa contoh kebiasaan yang kita lakukan dengan nyaman meskipun kita tahu hal tersebut tidak benar misalnya adanya pemotor yang naik ke trotoar demi menghindari kemacetan, menerobos palang pintu kereta api, menggunakan jalur kendaraan yang bukan peruntukannya, mengendarai melebihi batas maksimum kecepatan yang diwajibkan, saat lampu lalin berwarna kuning menuju merah bukan menginjak rem tapi menginjak gas, berkendara di jalan tol di jalur kanan yang seharusnya hanya untuk mendahului, tidak memakai sabuk pengaman, dan lain-lain.

Sepertinya kita tidak pernah belajar dari pengalaman, betapa sudah banyak terjadi kecelakaan  karena kita abai terhadap aturan-aturan berlalu lintas. Kita tahu aturannya, namun dengan sengaja melanggarnya dengan berbagai alasan pembenar.

Ada 2 hal yang dapat kita lakukan agar kitapatuh berlalu lintas.

Yang pertama tentu penegakan aturan secara tegas dan konsisten oleh petugas. Siapapun yang melanggar harus kena sanksi. Dan sebaiknya dilakukan sejak masih sedikit pengendara yang melanggar. Sebagai contoh untuk kasus pemotor yang melawan arus, ternyata tidak hanya satu dua pengendara tetapi banyak. 

Oleh karena itu petugas seharusnya melakukan penertiban sejak awal, ketika baru ada beberapa pengendara melanggar. Jika dilakukan sejak awal, akan relatif lebih mudah ditertibkan daripada sudah banyak baru ditertibkan, karena akan muncul perlawanan-perlawanan yang tidak diharapkan. (Hal ini berlaku juga misalnya dalam hal pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar untuk berdagang).

Yang kedua, tentu kita semua sebagai pengendara harus dapat menahan diri untuk tidak "semau gue" di jalan raya. 

Pikirkanlah bahwa keselamatanlah yang utama, pikirkanlah bahwa jalanan bukanlah arena untuk kebut-kebutan, pikirkanlah bahwa menaati aturan adalah perbuatan baik yang banyak memberi kebermanfaatan bagi semua pengguna, bagi keselamatan bersama, pikirkanlah bahwa taat aturan akan berdampak pada kelancaran dan ketertiban arus lalu lintas, pikirkanlah bahwa menaati aturan berarti membantu meringankan tugas polantas, pikirkanlah bahwa ketika kita melanggar aturan maka sesungguhnya kita merupakan bagian dari masalah, sementara jika kita menaati aturan maka kita adalah bagian dari solusi.

Jadi, mari kita bersama-sama berupaya menjadi bagian dari solusi. Biasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun