Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tumbuh Sehat dan Cerdas Berkat ASI Eksklusif

12 Agustus 2023   01:04 Diperbarui: 12 Agustus 2023   01:18 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap ibu pasti menginginkan pemberian ASI eksklusif bagi bayinya, namun tak semua ibu berhasil melakukannya disebabkan berbagai hal. Penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif misalnya karena ibu harus segera bekerja kembali di kantor,  kurang dukungan keluarga/suami, kelelahan baik fisik maupun mental, takut payudara tidak menarik lagi, kesakitan saat menyusui atau pasokan ASI yang rendah.

Sebagai perempuan bekerja penuh waktu yang memiliki 3 anak yang sekarang sudah remaja, saya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana saya dulu memberikan ASI eksklusif, dan saya tetap memberikan ASI hingga anak-anak berusia 2 tahun baru menyapihnya.

1. Bersikap positif

Saya tidak pernah berpikir  tidak sukses memberikan ASI eksklusif bagi anak-anak. Saya jalani saja semuanya dengan wajar, santai dan tenang karena saya berpikir menyusui merupakan  siklus hidup yang harus dilalui, hak anak untuk memperolehnya, kewajiban ibu untuk memberikannya. Mungkin karena saya menganggap menyusui merupakan hal yang wajar sehingga tidak menimbulkan stress berlebihan yang justru bisa mengakibatkan kelancaran ASI berkurang. 

2. Menjaga asupan makanan

Berdasarkan saran dari ibu yang sudah berpengalaman memiliki banyak anak dan juga ibu mertua dan keduanya memiliki success story dalam menyusui, saya diminta banyak makan sayur dan buah. Kuantitas dan kualitasnya juga diperbanyak, sebab saat menyusui makanan bukan hanya untuk ibu tetapi juga untuk bayi. Jadilah saya sering makan walaupun porsinya sedikit-sedikit, karena setelah menyusui memang terasa sedikit lapar (atau karena keinginan saya sendiri yang ingin makan? hehe..dasar suka makan, jadi ada alasan "kan sekarang makan untuk berdua, ya wajar sering makan")

Dan di antara banyak macam sayur dan buah yang  ada, ada 2 bahan makanan yang wajib selalu hadir dan saya konsumsi tiap hari, yaitu :

a. Daun katuk

Sudah turun temurun daun katuk diyakini merupakan bahan makanan yang dapat memperlancar ASI. Entah ini mitos atau fakta, tetapi kenyataannya produksi ASI memang cukup untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi. Padahal bisa jadi pasti karena pengaruh berbagai asupan makanan lainnya juga, sehingga produksi ASI cukup.

b. Kacang tanah sangan

Cemilan sehari-hari yang tak pernah terlewatkan adalah kacang tanah yang disangan/digoreng tanpa minyak, yang diyakini juga dapat memperlancar produksi ASI. Entah mitos atau fakta, tetapi karena cemilan ini enak, tentu saja saya dengan senang hati menyantap cemilan ini. 

3. Menyimpan ASI untuk stock

Karena saya harus kembali bekerja di bulan ke-4, maka saya berusaha menyimpan ASI sebagai stock selama cuti. Pada saat tertentu saat bayi tidur lama dan ASI terasa penuh saya pompa untuk disimpan di freezer sebagai stock. Dan karena jarak kantor dengan rumah tidak terlalu jauh, saya selalu sempatkan pulang ke rumah saat istirahat. Saat itu di kantor belum ada kulkas, dan saya pun tidak punya kotak pendingin, jadi ya selalu disempatkan pulang untuk menyusui dulu. 

Memang tidak ribet rasanya upaya yang saya lakukan untuk memberikan ASI eksklusif bagi anak-anak. Mungkin karena ndilalah produksi ASI lancar, suami dan keluarga mendukung, atasan di kantor sangat longgar memberikan ijin menyusui, dan tentu saja alhamdulillah selama dan setelah menyusui hingga kini sehat jiwa raga. Bahkan saya tetap memberikan ASI sampai anak-anak berusia 2 tahun dan baru menyapihnya tepat di usia 2 tahun.

Selanjutnya saya sedikit bercerita tentang tumbuh kembang anak-anak. Banyak faktor yang membuat anak-anak tumbuh sehat dan cerdas disamping pemberian ASI. Namun saya meyakini bahwa pemberian ASI eksklusif, ditambah ASI tidak eksklusif sampai dengan usia 2 tahun, berpengaruh besar dalam tumbuh kembang anak yaitu :

1. Kesehatan

Alahmdulillah anak-anak tidak mudah sakit dan tidak mengidap penyakit apapun yang berat. Yang paling sering diderita  pada saat balita adalah sakit batuk, pilek dan demam dan itupun sembuh dalam waktu yang relatif singkat. Si sulung saja yang pernah mengalami sakit "demam berkepanjangan" sekitar 2 minggu. Itupun tidak dirawat karena menurut dokter hanya butuh istirahat dan makanan yang lunak. Sebab tadinya didiagnosis terkena typus, tetapi hasil laboratorium tidak demikian. Oleh karena itu dokter mengatakan sebagai demam berkepanjangan saja.

2. Kecerdasan

Tumbuh kembang anak-anak dari sisi kecerdsan dapat saya katakan cukup cerdas, mengingat saat SD sering meraih juara 1, 2 atau 3 di kelas. Di SMP dan SMA memang agak turun sebab dengan kompetisi yang semakin ketat namun tetap termasuk anak-anak yang unggul, sehingga saat masuk Perguruan Tinggi diterima di PTN. Hal ini membuktikan, paling tidak, bisa bersaing mengalahkan ribuan pendaftar lainnya yang ingin kuliah di PTN.

Tentu ada banyak faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak baik fisik maupun mentalnya. Saya hanya meyakini bahwa pemberian ASI eksklusif menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak tersebut. 

Semoga seluruh bayi memperoleh haknya untuk mendapatkan ASI dan seluruh ibu bisa melakukan kewajibannya memberikan ASI bagi anak-anaknya. Sehat cerdas cerialah anak-anak dan berbahagialah bunda di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun