Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masker telah Melindungiku (Meski Kontak Erat dengan OTG)

29 September 2020   23:14 Diperbarui: 30 September 2020   07:11 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto : Dok. pribadi)

Sekarang ini di seluruh dunia sedang dilanda wabah/pandemi berupa Corona Virus Disease-19 atau Covid-19. Semakin hari orang yang kena covid-19 semakin bertambah banyak dan nampaknya belum ada tanda-tanda penyakit ini akan menurun kasusnya.

Sebab, sampai saat ini data perkembangan covid-19 masih menunjukkan trend kenaikan. Per 28 September 2020 jumlah kumulatif kasus positif covid-19 di Indonesia mencapai 278.722 orang, termasuk tambahan kasus hari ini sebanyak 3.509 kasus. 

Dari jumlah tersebut sebanyak 206.870 orang dinyatakan sembuh, dan 10.473 orang meninggal dunia.

Tingginya kasus covid-19 disebabkan berbagai faktor, diantaranya memang belum diketemukannya vaksin covid-19. Sebelum ditemukan vaksin untuk melawan covid-19, Pemerintah menyarankan agar masyarakat menaati protokol kesehatan agar dapat mencegah masifnya penularan covid-19 yaitu dengan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun (ctps) dan menjaga jarak (physical distancing). 

Namun kenyataannya masih banyak masyarakat yang abai terhadap anjuran pemerintah tersebut dengan berbagai alasan pembenar. Sebagian masyarakat tidak percaya dengan adanya covid-19, mereka meyakini itu sebagai hoax (berita bohong) untuk keuntungan pihak tertentu. 

Sebagian percaya bahwa kena covid-19 atau tidak, hidup atau mati adalah takdir jadi tidak perlu takut dengan covid-19 dan tidak perlu protokol kesehatan yang ribet. Sebagian lagi memang tidak memperoleh informasi yang benar tentang pentingnya menaati protokol kesehatan.

Beberapa minggu yang lalu, tanpa sengaja, saya membuktikan bahwa menaati protokol kesehatan benar bisa melindungi kita dari penularan covid-19. 

Hari itu kami bertiga ( 1 driver dan 2 penumpang termasuk saya) mendapat tugas untuk mengikuti acara Focus Group Discussion (FGD) selama 1 (satu) hari di luar kota (ibu kota Provinsi) yang waktu tempuhnya sekitar 3-4 jam perjalanan dari kota kami. 

Meskipun kami teman kantor, yang sehari-hari merasa sehat sehat saja, dari awal berangkat kami sepakat menaati protokol kesehatan, sehingga saat di dalam mobil selama dalam perjalanan baik berangkat maupun pulangnya, kami bertiga tidak pernah melepas masker, kecuali saat-saat tertentu seperti makan dan minum. 

Di samping itu, driver kami juga disiplin, setiap kali selesai transaksi seperti top up e-toll di minimarket, membeli BBM di SPBU, mengambil nota/slip e-toll, membeli snack di minimarket dan lain-lain selalu memakai hand sanitizer untuk memastikan tidak ada virus yang terbawa dari transaksi tersebut.

Selesai FGD sore itu, kami langsung pulang kembali ke kota kami dengan tetap melakukan protokol kesehatan secara konsisten. Bahkan saat mengisi BBM di rest area, kami memutuskan tidak makan minum di rest area, sebab melihat padatnya restoran/warung makan di rest area. 

Di samping itu kami juga melihat banyak sekali kendaraan yang parkir ber plat nomor B (Jakarta). Secara bercanda kami bilang, "ngeriiii ah...plat B semua, zona merah covid-19". Jadi kamipun melanjutkan perjalanan pulang ke kota kami, dan sampai rumah sudah malam.

Esok harinya, kantor kami mendapatkan jadwal untuk dilakukan test swab massal, dan kami pun mengikuti test tersebut. Dua hari berikutnya hasilnya diketahui bahwa ada 1 pegawai yang positif covid-19 dari sekitar 70 pegawai. 

Dan yang membuat saya cukup shock adalah, yang dinyatakan positif covid-19 adalah driver yang kemarin melakukan perjalanan bersama saya dan teman saya!. 

Berdasarkan hal tersebut, 3 hari berikutnya kami berdua yang melakukan perjalanan dengan driver tersebut diminta test swab ulang, untuk memastikan bahwa kami tidak terpapar, sebab kami termasuk kontak erat dengan driver yang positif covid-19.

Kami berdua sebenarnya tidak mau melakukan test swab dengan asumsi kami bersama driver adalah 1 hari sebelum test swab dilakukan, sehingga saat test swab dilakukan, jika memang kami terpapar/tertular, hasilnya akan positif. 

Tetapi karena pada test swab massal hasil kami negatif, sehingga kami yakin bahwa kami memang tidak terpapar virus covid-19. Namun pihak Dinas Kesehatan mengatakan, bisa jadi virus covid-19 pada saat test swab massal dilakukan dimana masih 1 hari (dihitung sejak kami kontak erat dengan driver), belum masuk terlalu dalam ke dalam rongga hidung/tenggorokan atau belum berkembang biak sehingga belum terdeteksi oleh alat PCR. 

Dan 3 hari kemudian bisa jadi baru terdeteksi, sebab virus sudah berkembang biak dan alat PCR dapat mendeteksinya. Jadi untuk keamanan sebaiknya tetap dilakukan test swab untuk kedua kalinya. 

Kami pun akhirnya mengikuti swab ulang untuk keamanan kami sendiri dan orang-orang di sekitar kami. Test sudah dilakukan dan hasilnya kami berdua dinyatakan negatif. Alhamdulillah...lega rasanya hati ini.

Apa yang bisa dipetik dari pengalaman kami tersebut? Yang jelas, saya meyakini bahwa saya tidak tertular covid-19 dari driver (saya duduk di depan di samping driver) adalah karena kami bertiga menaati protokol kesehatan, khususnya memakai masker, di samping tentu saja kehendak Allah bahwa kami berdua (penumpang) aman/dihindarkan  dari covid-19. 

Kami bertiga baik saat berangkat maupun pulangnya, selama dalam mobil yang ber AC selama dalam perjalanan secara konsisten memakai masker tanpa pernah kami lepas kecuali sesekali pada saat makan (snack) atau minum. 

Driver yang saat bersama kami berarti sudah positif covid-19, karena dia memakai masker, rajin pakai hand sanitizer, maka tidak menularkan covid-19 kepada kami. 

Masker yang dipakai driver telah melindungi kami dari covid-19. Demikian pula sebaliknya maskerku (seadainya saya positif covid-19) akan melindungi driver dan penumpang lain dari covid-19.

Berdasarkan pengalaman di atas, ada beberapa hal yang bisa kita ambil pelajaran untuk dicontoh dalam hal pencegahan penularan covid-19. Tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang kena covid-19 atau tidak, dengan gejala atau tanpa gejala, bahkan sampai dirawat atau meninggal tidak terlepas dari kehendak/takdir Allah. 

Namun sebagai bagian dari ikhtiar maka sebaiknya kita selalu menaati protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun atau memakai hand sanitizer, jaga jarak dan juga sebisa mungkin menghindari kerumunan. 

Jika setiap orang menaati dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan, maka penularan covid-19 akan dihambat dan kasus positif bisa menurun. Semoga kita semua bisa berperan menjadi bagian dari solusi dalam pencegahan covid-19 dan bukan menjadi bagian dari masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun