Ngabuburit adalah istilah dalam bahasa Sunda untuk menggambarkan aktifitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu atau menunggu saat buka puasa tiba. Banyak yang menghabiskan waktu ngabuburit dengan berjalan-jalan keluar rumah sambil mencari takjil yang cocok. Namun banyak juga yang mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan yang lebih produktif sesuai hobi masing-masing.
Mengisi waktu dengan melakukan aktifitas sesuai hobi tentu lebih menyenangkan dan lebih produktif. Banyak aktifitas yang bisa dilakukan, misalnya memasak/membuat kue, olahraga ringan, berkebun, menyulam, membuat prakarya dari barang bekas, melukis/menggambar, menulis indah (kaligrafi), menulis, membaca dan lain-lain.
Saya pribadi biasanya menghabiskan waktu menunggu buka puasa dengan menulis atau membaca. Saya suka menulis dan membaca sejak kecil, seingat saya sejak kelas 2 SD dan saya masih ingat cernak (cerita anak) yang pertama kali saya baca adalah Todi dan Pengemis. Saya membacanya di majalah Kridha (entahlah sekarang majalah ini masih ada atau tidak), karena kebetulan ayah saya Kepala Sekolah SD di kampung dan mendapat jatah majalah tersebut.
Membaca, kita tahu sangatlah penting bagi kemajuan peradaban umat manusia, tentu banyak sekali manfaatnya buat individu yang suka membaca. Bahkan Al Qur'an pertama kali diturunkan Allah (melalui malaikat Jibril) kepada Nabi Muhammad SAW adalah Al Alaq yang artinya Segumpal Darah, dimana ayat pertama adalah perintah Allah untuk iqro', Bacalah. Surat 96:1 yang artinya Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Berikut ini beberapa manfaat dari aktifitas membaca (*):
1. Membaca akan mengurangi risiko terkena penyakit Alzheimer.Â
Alzheimer adalah suatu kondisi menurunnya daya ingat seseorang (pikun), kemampuan berpikir dan bicara.Â
Ibarat senjata tajam, bila sering diasah tentu akan semakin tajam. Dengan membaca otak manusia seperti diasah yang akan semakin mempertajam ingatan.
2. Meningkatkan jumlah kosa kata.
Sudah pasti dengan semakin banyak yang dibaca, semakin variatif sumber bacaan tentu semakin banyak kosa kata dikenal. Dengan semakin banyaknya kosa kata yang dimiliki akan meningkatkan kemampuan dalam menggunakan dan memilih diksi, meningkatkan kemampuan menulis bahkan dalam berbicara.
3. Menambah wawasan dan pengtahuan
Peribahasa mengatakan buku adalah jendela dunia. Memang demikianlah adanya. Jika kita belum berkesempatan melihat dunia dengan mata kepala sendiri, tak usah berkecil hati. Dengan membaca kita bisa mengetahui apapun yang ingin kita ketahui. Semakin banyak hal yang kita ketahui, kita akan terhindar menjadi manusia yang seperti katak dalam tempurung.
4. Menurunkan tingkat stress.
Saat sedang galau, suntuk, banyak masalah, depresi cobalah baca Al Qur'an, hayati sungguh-sungguh, baca artinya, insya Allah akan menemukan kedamaian di sana, akan ada solusi dari sana. (Baca Al Qur'an sebaiknya tidak hanya saat galau/stress/suntuk tapi setiap saat selama hayat di kandung badan)
Buku-buku umum juga diyakini bisa menghilangkan stress dalam kadar tertentu. Bila sedang putus asa misalnya coba baca buku yang bisa meningkatkan semangat, jika sedang sedih baca buku humor yang lucu, dst. Bacalah buku sesuai dengan kondisi hati untuk refreshing.
5. Memiliki pemikiran yang luas
Membaca buku membuat seseorang lebih terbuka, lebih mudah menerima hal-hal baru, dapat menerima cara pandang orang lain terhadap suatu masalah. Dengan demikian 'benturan' ide/pendapat/sudut pandang dapat disikapi secara dewasa dan tidak menimbulkan konflik yang tidak produktif.
6. Meningkatkan kemampuan bersikap objektif
Banyak membaca artinya banyak pengetahuan dan wawasan, banyak hal yang diketahui, banyak referensi sehingga seseorang dapat menilai/melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Hal ini akan meningkatkan kemampuan seseorang bersikap lebih objektif.Â
Oleh karena berbagai manfaat membaca di atas, sudah tepat Pemerintah menggalakkan program literasi baik di sekolah maupun di masyarakat umum termasuk litetasi digital. Â Jika masyarakat Indonesia suka membaca, sepertinya berkelindannya berita bohong (hoax) di sekitar kita tidak akan seperti sekarang ini.
(*) sumber : indonesiabaik.id (dikembangkan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H