Adalah kewajiban orang tua memenuhi seluruh kebutuhan anak untuk memastikan tumbuh kembangnya optimal baik fisik maupun mentalnya. Semua orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi anak yang sholeh, tumbuh sehat, selalu dapat ceria, bahagia serta sukses masa depannya. Namun tidak semua harapan orang tua menjadi nyata. Banyak kasus terjadi pada masa anak-anak, remaja bahkan saat dewasa misalnya mereka yang terjerat narkoba, kecanduan pornografi, tawuran, seks/pacaran bebas, dsb. yang membuat masa depan mereka menjadi suram.
Menurut para pakar tumbuh kembang anak, salah satu resep ampuh untuk memastikan anak tetap berada dijalurnya sehingga menjadi anak sholeh sebagaimana harapan orang tua adalah dengan menyayangi mereka sepenuh hati. Bagaimana cara menyayangi mereka? Beberapa hal berikut ini yang konsisten saya lakukan untuk menyayangi anak-anak saya yang berusia 3, 12 dan 15 tahun di sela-sela kesibukan saya bekerja di kantor dari jam 07.00 s.d. 15.30 WIB.
1. Membangunkan mereka di pagi hari dengan penuh cinta
   "Pagi sayang...bangun...bangun...bangun..sudah jam 5, sholat subuh" sambil mengusap dan menggoyang kepala mereka dengan lembut. Membangunkan seperti ini tidak cukup sekali bisa dua sampai tiga kali, karena biasanya mereka akan menjawab dengan menggeliat saja, yang kedua mereka menjawab, "Iya Ma..lima menit". Baru dibangunkan ketiga kalinya sambil mengingatkan "Sudah 5 menit mas...sudah jam 05.30" barulah mereka bangun.
2. Menyiapkan sarapan
Setelah sholat subuh sebelum mereka mandi, sudah tersedia sarapan pagi di meja makan dengan menu yang sederhana. Selesai sarapan baru mereka mandi, siap-siap berangkat ke sekolah dalam kondisi fresh.
3. Ritual pamit berangkat ke sekolah
Yang tak pernah terlewatkan saat anak-anak pamit berangkat ke sekolah adalah mereka mencium tangan saya, dan saya berikan ciuman sayang di pipi kiri kanan, kening serta pelukan hangat sambil berpesan : "Jadi anak sholeh ya sayang...rajin belajar, rajin sholat, rajin ngaji. I love you".
4. Ngobrol layaknya teman
Sepulang kantor biasanya mereka sudah di rumah, kadang juga belum bila ada kegiatan ekskul atau kerja kelompok dengan teman-temannya. Saya berusaha selalu menyempatkan untuk menyapa mereka pertama kali sampai di rumah. "Halo sayang..gimana kabar hari ini? di sekolah gimana? Tadi pulang naik apa? dst." Intinya untuk mengetahui aktifitas mereka tentunya dengan bahasa yang tidak interogatif tetapi dengan posisi yang sejajar. Untuk masuk ke dunia mereka kita harus tahu siapa saja teman mereka, guru, lingkungan sekolah, kegiatannya, dsb. sehingga kita sebagai orang tua tidak kehabisan bahan obrolan. Dan yang paling penting dalam komunikasi tersebut adalah untuk mendengarkan mereka, curhat mereka, dan memberi nasihat tanpa harus menggurui, mana yang baik mana yang buruk, mana yang pantas dan tidak pantas, mana yang boleh dan tidak boleh, dst.
5. Buat momen-momen penting