Mohon tunggu...
Nurjannah
Nurjannah Mohon Tunggu... Freelancer - Masih belajar

Happy woman as a mother and a learner...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minta Tolong, Tahapan dan Konsekuensi

11 Maret 2020   10:53 Diperbarui: 11 Maret 2020   10:54 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hargai orang yang membantu anda dan buatlah proses penerimaan bantuan menjadi simpel dan tidak ribet. Misalnya, kalau berupa tenaga, sediakan fasilitas jemput dan antar. Kalau berupa uang, sediakan fasilitas penjemputan atau transfer bank. Kalau berupa nasehat, pastikan anda datang lebih awal 30 menit dari waktu yang telah dijanjikan. Jika, jawaban yang anda dapatkan tidak sesuai dengan harapan anda, dalam artian permintaan anda ditolak, anda boleh bersedih. 

Tapi jangan lama-lama. Anda harus segera menyusun strategi baru, misalnya mencari subjek sasaran potensial lain, memperbaiki pendekatan anda dan mungkin menawarkan barter. Anda boleh juga mundur dan mempersiapkan diri untuk menghadapi akibat dari masalah anda. Apapun itu, andalah satu-satunya orang yang bertanggungjawab terhadap hidup anda, jangan pernah menyalahkan orang lain. Anda boleh dalam keadaan hina dan menyedihkan tapi tetap lah berpegang teguh pada prinsip dan keyakinan diri anda, tetaplah hidup dengan jujur dan penuh integritas. Ingatlah, bahwa kesulitan selalu datang dengan kemudahan.

Terakhir, ada beberapa konsekuensi yang harus diantisipasi dari aktifitas meminta bantuan ini. Saya baru menyadarinya setelah mengalaminya. Pertama, kemungkinan besar sikap orang yang  dimintakan tolong akan berubah. Bisa jadi mereka menjauh, memutuskan kontak atau bahkan memutuskan hubungan apapun yang pernah terjalin. Jadi pastikan anda siap untuk kehilangan sahabat, dipinggirkan keluarga ataupun dikeluarkan dari lingkungan pertemanan kantor. 

Tapi siapalah kita, kita tidak berhak untuk mengatur respon orang lain terhadap diri kita, yang bisa kita atur adalah pikiran dan diri kita sendiri. Jangan marah atau kecewa, tiap-tiap orang memiliki pertimbangan sendiri atas sikap mereka. Fahamilah, mungkin mereka juga kecewa karena tidak mampu menolong atau mungkin hanya sekedar jijik mengenal orang lemah seperti kita. Dan itu bukanlah teritori kita. Kedua, ada hutang budi yang mungkin tidak akan pernah terbalas jika kita mendapat bantuan dari orang lain. 

Perasaan hutang budi ini seringkali akan membuat kita sungkan dan tidak enak hati pada orang yang membantu. Agar tidak terlalu membebani, anda bisa menyiasatinya dengan perjanjian tertulis yang lebih terbuka agar semua pihak merasa aman dan tidak dirugikan. Ketiga, akan muncul perasaan rendah diri jika kita gagal mendapatkan bantuan. 

Ini normal sebagai manusia, tapi yang penting jangan berlarut-larut, segeralah tegak berdiri dan lakukan semua usaha yang halal dan baik. Serta jangan putus asa untuk berdoa dan meminta kepada Tuhan agar kesulitan anda segera dimudahkan. Pada akhirnya, hanya ini tempat bersandar paling nyaman. Ingatlah, Tuhan hanya akan memberi ujian yang pasti mampu kita pikul dan kita tahan, tidak akan pernah melebihi kemampuan kita. Jadi optimislah, jika jalan ini belum berhasil anda bisa mencoba jalan lainnya. Salam...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun