Salam, aku adalah ibu putri ku. Aku melihat putri ku tumbuh dengan harapan yang sederhana. Aku ingin dia bahagia.
Memang aku mengandung dan melahirkan dia dengan situasi yang biasa saja. Tapi saat masih begitu kecil dia telah melewati momen-momen luka yang mungkin tak pernah kau bayangkan.Â
Hatinya begitu rapuh karena banyak peristiwa yang pernah memudar kan senyumnya. Kini dia tumbuh dengan harapan besar dan menggantungkan cita-citanya di langit. Semangatnya adalah semangat matahari yang membuat hari-hari ku menjadi hangat.
Putriku adalah sandaran ku yang paling kuat. Dia telah membuat hidupku yang usang kembali menjadi bermakna dan memiliki tujuan. Bagiku dia adalah kesempurnaan dalam bentuk ketidaksempurnaan sebagai seorang manusia.
Laki-laki yang akan dicintai putri ku, mungkin kamu bertemu dengan putri ku saat usia kalian masih sangat muda, lalu kau menganggapnya hanya sebatas cinta monyet. Atau mungkin kalian berjumpa saat kalian merasa sudah cukup dewasa untuk menguasai dunia, sehingga segala sesuatu mengenai cinta selalu penuh jiwa dan emosi.Â
Barangkali kalian berjumpa saat kalian sudah sama-sama siap dengan konsekuensi menjadi  dewasa dan berencana untuk menghabiskan hari tua bersama dalam ikatan yang sakral.Â
Kapan saja kamu bertemu dengannya, aku memakluminya. Aku harap kebaikan hatimu lah yang membuat putri ku jatuh cinta. Teduh senyum, tutur kata yang lembut dan keindahan perilaku yang dibungkus iman kepada Allah yang membuat dia mempercayai hatinya untuk dititipkan padamu.
Laki-laki yang akan dicintai putri ku, aku mohon padamu perlakukan lah putri ku dengan baik. Hargai lah dia sebagaimana engkau menghargai ibumu atau saudara perempuanmu. Saat bersamamu, buatlah dia menjadi lebih baik dalam ibadah dan akhlak. Jika kamu tidak memiliki niat untuk menjaganya maka katakan kepadanya terus terang. Aku yakin dia akan memahaminya. Tolong, jangan kau permainkan hatinya hanya untuk kesenangan mu saja.
Ku mohon hargailah dia sebagai seorang manusia yang memiliki kekurangan dan kadang melakukan kekeliruan. Jangan kau jadikan kesalahannya sebagai senjata untuk mengancamnya atau berbuat buruk padanya.Â
Berbicaralah dengan sopan santun kepadanya, ingatlah sebelum engkau mengenalnya dia tidak pernah berlaku buruk padamu. Jadi jika kamu tidak menyukainya cukup jauhi dia. Jangan kau sakiti dia hanya untuk menghibur hatimu saja.
Laki-laki yang akan dicintai putri  ku, Aku kerap memandang wajah putriku ketika dia sedang tertidur pulas sambil berharap semoga Allah selalu menjaganya. Aku selalu mendoakan kebaikannya dalam setiap sujud ku. Meminta keluarga dan sahabatku mendoakan yang baik baginya.Â