Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jeda

22 Januari 2025   20:51 Diperbarui: 22 Januari 2025   20:55 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terimakasih Tuhan karena telah mempertemukan saya dengan laki-laki yang kini masih menjadi kekasih saya. Saya sangat bersyukur memiliki kekasih seperti dirinya. Dia mau menerima saya apa adanya. Menerima keras kepalanya saya, sifat manjanya saya, dan sikap yang mudah berubah. Meski beberapa kali saya mengatakan untuknya menjaga dan mengontrol emosi, pada kenyataannya terkadang saya sendiri yang malah terpancing tunduk pada emosi.

Maafkan saya yang masih belum dewasa sayang. Maafkan saya juga masih selalu merepotkan dirimu dalam setiap hal yang saya kerjakan. Jujur, saya masih labil bila tak ada kamu sayang. Mengambil keputusan sesuka hati tanpa berfikir dan merencanakan secara matang dahulu. Saya hanya bisa berharap agar kamu tak pernah bosan untuk mengingatkan saya, meski kejadiannya terus berulang.

Kamu benar sayang. Hidup ini harus terus dijalani. Bagaimana dan apa yang kita rasakan tentu itu adalah bumbu-bumbu dalam memaknai sebuah kehidupan. Jika kita masih merasakan sedih, bahagia, kecewa, takut, dan sebagainya artinya kita masih diberikan hidup. Kata-kata itu kini menjadi dasar saya dalam menerima setiap hal yang terjadi baik yang telah saya rencanakan maupun tidak.

Sayang maaf jika pagi tadi saya sengaja membatalkan rencana kita untuk pergi berlibur bersama teman-teman. Ada beberapa pertimbangan yang menjadi keputusan saya ini. Pertama, teman-teman yang akan kita ajak tak ada kabar, bahkan setelah saya memancing percakapan dalam group whatsapp. Kedua, karena saya ingin kamu ada dirumah. Bisa bermain dan bercengkerama bersama keluarga. Ada waktu libur saya ingin kamu memanfaatkannya untuk menghabiskan waktu bersama keluargamu. 

Ketiga, saya ingin kamu rehat sejenak dari segala aktivitas yang selama ini telah menguras fisik dan fikiranmu. Saya hanya ingin kamu tetap menyadari bahwa segalanya perlu jeda sayang. Bahkan jika hari itu nantinya juga menjadi jeda untuk hubungan kita, maka saya izinkan hal itu. Namun semua saya kembalikan lagi kepadamu sayang. Apapun keputusanmu pasti akan saya dukung jika untuk kebahagiaan dirimu. 

Terimakasih ya karena hingga detik ini kamu masih mencintai saya dengan cara yang kamu mampu. Terimakasih karena telah bersedia membersamai perjalanan hidup saya di tiga tahun terakhir ini. Saya berharap kamu akan senantiasa membersamai saya hingga pada saatnya nanti kita dipersatukan jika memang itu kehendak Tuhan. Aamiin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun