Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tidak Seperti Perayaan Sebelumnya

25 Desember 2024   19:14 Diperbarui: 25 Desember 2024   19:14 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tak ada perayaan seperti biasanya membelikan dirimu jajanan pasar. Padatnya agenda yang kita lewati bersama hari ini cukup menguras banyak emosi dan tenaga. Dari pagi hingga kembali pagi lagi kita selalu bersama untuk menyelesaikan satu demi satu tanggung jawab yang kita emban ini. Bukan tak mudah, beberapa saya sering menjumpai dirimu yang berubah raut wajah. Kau menjadi begitu keras dan sangat tak bisa diajak kompromi. Namun saya tetap berusaha untuk disampingmu mengingatkanmu berbagai hal. 

Maafkan sayang karena hari ini tak ada perayaan seperti biasanya. Semoga kamu bisa mengerti. Dan saya ingin mengatakan jika pada saat emosi dan ekspresimu berubah, jujur saya sebenarnya sangat takut. Takut karena khawatir jika kemarahanmu akan  membuat segalanya semakin kacau. Dari sisi kesehatanmu hingga kegiatan yang kau jalani. Pasti akan menemui banyak rintangan dan kebuntuan.

Saya belajar untuk menahan dan tetap tenang menghadapi dirimu. Karena kamu pasti akan berkata jika saya tak tahu apa-apa tentang apa yang kau putuskan. Ada banyak cerita yang belum kamu ceritakan sepenuhnya kepada saya, dan saya belajar untuk memakluminya. Kamu pernah berkata jika dirimu adalah termasuk orang yang tak mudah berbagi kisah, dan untuk mengungkapkan semua itu harus ada semacam pancingan terlebih dahulu.

Sepanjang saya bersama dirimu hal itu kembali terus terulang. Kamu belum terbiasa berbagi apapun kepada saya dan masih berusaha untuk menyelesaikannya seorang diri. Saya sadar saya tak mampu merubah itu semua. Namun saya bisa memilih untuk tetap bersama dirimu dengan terus berlatih untuk sabar.

Memang sangat berat jika sesuatu hanya sepihak yang mengusahakan. Namun kamu juga tak sepenuhnya salah. Karena saya yakin kamu pun telah berusaha secara maksimal untuk pelan-pelan merubah itu semua. Bahkan untuk usaha tetap mempertahankan jalinan cinta kita, kamu sangat mengusahakannya. Berbanding terbalik dengan saya yang ingin segera berakhir. Sebuah proses memang panjang dan berat, bukan.

Terimakasih sayang untuk semuanya. Terimakasih untuk cinta kasihnya. Saya tahu dan sadar apa yang kita usahakan hari ini belum tentu hasilnya seperti yang kita harapkan. Dan saya juga sadar untuk tak terlalu berharap akan dirimu untuk memilih saya. Karena saya hanyalah perempuan biasa dengan segala kekurangan maupun kelebihannya. Terimakasih untuk kerjasama yang selalu membuat saya merasa terbang bahagia. Saya mencintaimu sayang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun